Apa Itu Habitus ? Ini Penjelasan dan Contohnya

– Pernah melakukan tindakan & perilaku yg dengan-cara terus berulang-ulang. Tanpa kita sadari itu yakni cuilan dr Habitus. 

Kenapa begitu ? Berikut klarifikasi apa itu Habitus & umpamanya yg di kehidupan masyarakat sehari-harinya.  

Penjelasan Sekilas Habitus

Proses sosial yg dilaksanakan oleh setiap individu akan membuat terjadinya interaksi di penduduk . Baik interaksi antar individu, kalangan, maupun masyarakat luas. 

Adanya kontak, komunikasi & interaksi sosial inilah yg memperlihatkan pemahaman gres serta sebagai menjaga nilai, norma yg ada. 

Nah, kegiatan & kegiatan yg dikerjakan dengan-cara terus berulang-ulang, itu telah menjadi nilai & norma yg melekat.

Konsensus pun terjadi atas kebiasaan yg dijalankan pada kehidupan penduduk sehari-harinya itu. Sebutnya contohnya gotong royong, pembacaan yasin/doa bareng , & yang lain.

Tanpa kita sadaran proses inilah yg disebut selaku Habitus. Menurut Bourdieu, distributor-distributor sosial baik pada masyarakat tradisional.

Dan modern bukanlah biro yg bersikap sebagai mesin (automata) yg bergerak mirip jam sesuai dgn arahnya. 

Pada praktik ritual atau korelasi sosial, individu-individu menjalankan prinsip-prinsip (sosial-budaya) yg terbatinkan & menjadi habitus. 

Habitus yaitu pembatinan nilai-nilai sosial-budaya yg beragam & rasa permainan yg melahirkan berbagai macam bentuk gerakan.

Berbagai bentuk gerakan itu yg disesuaikan dgn permainan yg sedang dilaksanakan. 

Habitus merupakan kontruksi psikologi (mental) individu dengan-cara sosial, nilai-nilai mental yg dibentuk oleh lingkungan sosial-budaya. 

Habitus yaitu logika selera yg mengikuti akal kebiasaan dlm interaksi sosial. 

Chomsky, mengidentifikasi budaya dgn bahasa sebagai sistem terbuka dimana bentuk, gaya & maknanya.

  Teori Sosiologi Komunikasi dan Contoh Fenomena Sosialnya

Secara khusus & konstan diciptakan, diperkuat, diproduksi (ditransendensikan) dlm penggunaan yg bergotong-royong. 

Dengan demikian, ada hubungan akrab antara habitus dgn field (medan,arena,ranah), alasannya adalah praktik-praktik.

Atau tindakan distributor merupakan habitus yg dibentuk oleh field. Oleh alasannya itu, habitus dipahami selaku mesin agresi budaya. 

Habitus yakni sebuah metode yg bertahan usang, disposisi yg mudah dipindahkan & menjadi mediasi antara struktur & praktik. 

Bourdieu, mengemukakan bahwa habitus tak memiliki arti korban sepenuhnya dr lingkungan sosial (struktur).

Karena pemain drama memiliki sejumlah strategi dlm proses pembentukannya, bertindak dengan-cara reflektif, & hati-hati.

Walaupun tindakan & refelksinya termasuk ruang kemungkinan terstruktur yg mendefinisikan style hidup, pemain film atau biro. 

Habitus berkaitan bersahabat dgn field (arena, ranah, medan), sebab habitus menghipnotis biro atau seseorang dlm lingkungan sosial mereka. 

Ada dua hal penting yg ditekankan oleh Bourdieu, yakni : 

Pertama, habitus menjiwai tindakan kolektif pemain film-pemain drama sosial maupun individual, pemain film-pemain drama yg memiliki posisi yg sama dlm satu bidang.

Dan condong menyebarkan disposisi yg serupa & dgn demikian melakukan praktik-praktik yg serupa pula. 

Kedua, habitus berperan dlm mempertahankan hierarki & menganggap sesuatu sebagai hal yg alami, abash, & tak terhindarkan.

Nah, habitus ini dengan-cara sederhana diartikan sebagai kebiasaan yg dengan-cara terus menerus & berulang-ulang dilakukan. 

Dengan cara itulah, habitus kesudahannya menjadi budaya, yg dengan-cara aktual dijalankan oleh individu dlm kehidupan sehari-harinya di masyarakat. 

Contoh-Contoh Habitus di Masyarakat

Ada beberapa contoh Habitus atau kebiasaan yg bisa kita lihat dlm lingkungan aktivitas & kegiatan sehari-harinya yakni :

1. Saat antri di ATM, SPBU, maupun kawasan publik yg tanpa kita sadari budaya antri sudah dijalankan dengan-cara berulang-ulang. 

  Teori-Teori Dengan Pendekatan Keagamaan

Dengan demikian budaya antri inilah menjadi habitus atau kebiasaan dlm masyarakat yg sudah di sepakati lewat konsensus bareng . 

2. Mencium tangan ketika hendak berangkat sekolah maupun saat berjumpa dgn orang yg lebih bau tanah. 

Pasti kita akan melaksanakan budaya mencium tangan tanpa disuruh lagi. Karena itu sudah menjadi habitus seseorang. 

3. Budaya gotong royong. Kebiasaan masyarakat dlm acara saling membantu, maupun kegiatan gotong royong di lingkungan penduduk . 

Itu pula belahan dr pembatinan budaya yg dilaksanakan dengan-cara berulang-ulang pada setiap generasi. 

4. Budaya rewang yg dikerjakan oleh masyarakat dikala menggelar kegiatan atau pesat. Ini pula cuilan dr kebiasaan yg sudah terbatinkan. 

Dengan demikian, budaya itu akan menjadi habitus atau kebiasaan yg mendarah daging, serta menjadi kekal di masyarakat.

Nah itulah, sekilas memahami apa itu habitus, klarifikasi dengan-cara singkat & sederhana, beserta dgn contohnya di masyarakat.

Sumber Referensi : 

Buku : Akhyar Yusuf Lubis. 2016. Postmodernisme (Teori & Metode). Jakarta : Rajawali Pers