Apa itu Peasan : Dalam Pola Kebudayaan Subsisten Peasan

Menurut Everett M. Rogers, beropini dengan-cara umum bahwa peasan merupakan kelompok komunitas yg memiliki subkultur yg khas. Pendapat ini dgn demikian cendrung menyaksikan peasan bersifat cultural. Subkultural peasan yg dimaksud adalah :


@copyright:images.google.com
1.      Saling mempercayai dlm kekerabatan antar satu dgn yg lainnya
2.      Pemahaman perihal terbatasnya segala sesuatu yg ada di dunia ini
3.      Sikap tergantung sekaligus berselisih terhadap kekuasaan pemerintah
4.      Tingkat penemuan yg rendah
5.      Familiisme yg tebal
6.      Tingkat aspirasi yg rendah
7.      Fatalism yg rendah
8.      Kurangnya perilaku menangguhkan kepuasan (deferred gratification)
9.      Pandangan yg terbatas (sempit) mengenai dunia &
10.  Derajat empati yg rendah
Dalam hal ini, Rogers wacana perilaku saling tak mempercayai di kelompok peasan didasarkan atas hasil-hasil penelitian dr beberapa pakar mirip Oscar Lewis, bahwa dgn menyaksikan diberbagi daerah mengenai karakteristik peasan mirip individualistis, pendiam (suka menyendiri), tak hirau & tak kooperatif, serta mudah curiga.
Mengenai hal tersebut, maka pandangan peasan bahwa segala sesuatu di dunia ini serba terbatas keberadaannya baik fisik (tanah, kekayaan, kesejahteraan) maupun non fisik (cinta, kekuasaan, kesehatan, & keamanan) lebih lanjut sudah membuat pikiran bahwa kuantitas hal-hal tersebut tak dapat ditingkatkan. Akibatnya peasan percaya bahwa perbaikan bagi seseorang cuma mungkin tercapai diatas pengorbanan orang lain.
Kemudian, tingkat penemuan peasan paling tak berkaitan dgn tiga hal, pertama acuan hidup peasan cendrung menggunakan cara-cara yg mereka tahu pasti akan menghasilkan. Mereka enggan memakai cara-cara gres (penemuan) yg mungkin menjadikan terjadinya kegagalan. Kedua, rendahnya penemuan pula merupakan balasan dr sumber-sumber ekonomi yg langkah atau penerapan teknologi yg kurang sempurna guna untuk Desa. Ketiga, rendahnya tingkat pengetahuan peasan mengenai problem-masalh teknik (technical know-how) & sumber daya, pula merupakan penyebab rendahnya tingkat inovasi mereka.

Serta, yg harus dimengerti bahwa persepsi yg sempit mengenai dunia disebabkan karena pandangan mereka cuma dibuat oleh kondisi sekarang disamping oleh lingkungan yg terbatas. Pandangan yg sempit ini berafiliasi dgn sifat kelokalan (localiteness).