Beberapa waktu lalu saya sudah memaparkan mengenai Teori Multiple Intellegences & salah satu dr kecerdasan yang sudah saya diskusikan yaitu Kecerdsan Emosional. Pada nantinya masing-masing kecerdasan akan saya diskusikan di postingan selanjutnya jadi silakan tunggu ya, atau bisa berlangganan artikel Belajar Psikologi untuk menerima update artikelnya. klik disini.
Dari beberapa Teori Tentang Kecerdasan Majemuk tersebut mungkin ada beberapa teman yg mengajukan pertanyaan apakah kecerdasan tersebut mampu ditingkatkan & apakah kecerdasan tersebut mampu dimodifikasi? Pada kajian ini akan saya paparkan bagaimana perihal hal itu.
Mungkin faktor-aspek genetik menetapkan semacam batas atas sejauh mana kecerdasan mampu diwujudkan atau dimodifikasi dlm perjalanan hidup insan. Akan tetapi, selaku duduk perkara yg simpel, tampaknya batas biologis ini jarang bila memang pernah diteliti. Bila diberi peluang yg cukup terpapar pada material kecerdasan, hampir semua orang yg tak mengalami kerusakan otak dapat mencapai hasil yg cukup signifikan dlm dunia intelektual tersebut. (Ini adalah pelajaran dr sistem musik Suzuki & teknik lain yg “dikembangkan dengan-cara khusus”).
Dengan bukti yg sama, tak seorang pun seberapa besar potensi biologisnya berhasil berbagi kecerdasan tanpa paling sedikit mempunyai beberapa peluang menjajaki material yg memperoleh kekuatan intelektual tertentu (Walters & Gardner, 1986). Secara keseluruhan, budaya sekitar memainkan tugas prapotensial dlm menentukan sejauh mana potensi kecerdasan seseorang dapat direalisasikan. Penting untuk menantang pemahaman bahwa semua orang diperlengkapi dgn modal yg sama dlm setiap bidang.
Berdasarkan pada hasil karyanya dgn orang yg hebat dlm berbagai bidang pemikiran, Benjamin Bloom (1985) membuat pernyataan yg saya tolak yakni, bahwa penetapan yg terpenting dr kemampuan ialah pelatihan. Dan Samuel Johnson meringkas persepsi yg saya tantang tatkala ia berkata “Jenius yg bahwasanya yakni anggapan dgn kekuatan lazim yg besar, dengan-cara kebetulan diarahkan ke arah tertentu.” Saya tak menolak kadang kala keberadaan tokoh mirip yg digambarkan oleh Johnson, tetapi orang seperti itu mewakili minoritas yg amat kecil.
Bukan kebetulan pula bahwa seseorang menyebarkan kekuatan di satu bidang & tak di bidang yg lain; pertimbangkan apa yg diyakini oleh ahli tingkah laku, orangtua tak dapat dgn sewenang-wenang memutuskan membesarkan anak untuk menjadi apa.