Berdasarkan kabar yg mampu diketahui bahwa sehabis pemenangan serta entitas PDIP atau para relawan, kini sudah berbalik arah sesuai arah angin. Tentu saja kita paham maknanya, karena Megawati akan memasangkan putrinya (Puan Maharani) dgn Prabowo pada Pilpres 2024 yg akan datang.
Dengan pilihan yg terbatas, mampu diperkirakan bahwa bisa jadi sudah menjadi jalan Prabowo untuk senantiasa menjadi pusat isu, bahkan sejak masih sampaumur & taruna di Akmil Magelang. Latar belakang keluarganya, terutama dr pihak ayah, sepertinya ikut berpengaruh pada pembawaan Prabowo yg berani menentang angin puting-beliung. Terpaan angin kencang rasanya gres akan berakhir, bila Prabowo sudah sungguh-sungguh menawan diri dr panggung politik.
Prabowo adalah salah satu masalah, bahwa memang ada segelintir orang yg begitu dimanjakan sejarah. Dengan segala kompleksitas masalahnya di masa kemudian, sejarah masih terus memberi kesempatan pada Prabowo, untuk terus menyusuri lorong waktu yg seakan tiada batas.
Sementara di sisi lain, arus bawah masyarakat kita sudah biasa permisif menghadapi sikap orang-orang besar. Benar, opsi rakyat memang serba terbatas. Kehadiran Prabowo pula memberi warna tersendiri pada Kabinet Indonesia Maju (KIM). Selain ada Nadiem Makarim selaku tokoh generasi gres yg fenomenal, ada pula Prabowo yg perjalanan politiknya menyerupai roller coaster.
Setelah usaha Nadiem Makarim di hujatan dgn berbagai duduk perkara kepada pekerjaannya, maka dia pun ditarik di Istana, untuk melanjutkan pekerjaannya selaku Tugas Negara. Berbagai hal tentang Pak Prabowo, pastinya ada segelintir kasus yg menjadi sejarah bagi mereka, dgn berbagai masalah kasus kerusuhan 1998, serta berbagai masalah hukum.
Sementara, pada Pilpres 2024 nanti Prabowo akan maju lagi selaku Capres, berpasangan dgn Puan Maharani. Publik paham sudah, betapa pragmatisnya Megawati.