Arti Penting Kecerdasan Emosional (EQ)
Salah satu bagian penting untuk bisa hidup di tengah-tengah masyarakat yaitu kesanggupan untuk mengarahkan emosi dengan-cara baik. Penelitian yg dijalankan oleh Goleman (Ubaydillah, 2004:1) memberikan bahwa donasi IQ bagi keberhasilan seseorang cuma sekitar 20% sisanya 80% diputuskan oleh serumpun aspek yg disebut kecerdasan emosional. Dalam kenyataannya kini ini dapat dilihat bahwa orang yg ber-IQ tinggi belum tentu sukses & belum tentu hidup senang.
Orang yg ber-IQ tinggi tetapi karena emosinya tak stabil & mudah marah acap kali keliru dlm memilih & memecahkan masalah hidup sebab tak mampu berkonsentrasi. Emosinya yg tak berkembang, tak terkuasai, sering membuatnya berubah-ubah dlm menghadapi duduk perkara & bersikap kepada orang lain sehingga banyak menimbulkan pertentangan.
Emosi yang kurang terolah pula dgn mudah menyebabkan orang lain itu kadang sungguh bergairah menyepakati sesuatu, tetapi dlm waktu singkat berubah menolaknya, sehingga mengacaukan kerja sama yg disepakati bareng orang lain. Maka, orang itu mengalami kegagalan.
Di lain pihak beberapa orang yg IQ-nya tak tinggi, alasannya kesabaran & emosinya yg sepadan, berhasil dlm berguru & melakukan pekerjaan . Orang yg memiliki kecerdasan emosi tinggi akan berupaya menciptakan keseimbangan diri & lingkungannya, mengusahakan kebahagiaan dr dlm dirinya sendiri, mampu mengubah sesuatu yg jelek menjadi lebih baik, serta mampu melakukan pekerjaan sama dgn orang lain yg mempunyai latar belakang yg bermacam-macam.
Ini berarti orang yg pandai dengan-cara emosi akan mampu memperlihatkan kesanggupan sosialnya, dgn kata lain kecerdasan emosi seseorang tampakdr tingkah laris yg ditunjukkannya.
Asumsi ini diperkuat oleh pendapat Suparno (2004:21) yg menerangkan bila kecerdasan seseorang tak cuma bersifat teoritik saja, akan tetapi harus dibuktikan dengan-cara konkret dlm kehidupan sehari-hari.
Arti Penting Kecerdasan Emosional (EQ)
Kecerdasan emosi merupakan kapasitas manusiawi yg dimiliki oleh seseorang & sungguh berkhasiat untuk menghadapi, memperkuat diri, atau mengganti keadaan kehidupan yg tak mengasyikkan menjadi suatu hal yg masuk akal untuk tertuntaskan.
Masih berdasarkan Goleman, biasanya pada orang-orang yg murni hanya memiliki kecerdasan akademis tinggi, mereka cenderung memiliki rasa gusar yg tak beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri, terkesan hambar & cenderung susah mengekspresikan kekesalan & kemarahannya dengan-cara tepat.
Bila didukung dgn rendahnya taraf kecerdasan emosionalnya, maka orang-orang mirip ini sering menjadi pangkal masalah. Karena sifat-sifat di atas, bila seseorang mempunyai IQ tinggi namun taraf kecerdasan emosionalnya rendah maka condong akan terlihat sebagai orang yg keras kepala, sukar bergaul, mudah frustrasi, tak mudah percaya pada orang lain, tak peka dgn kondisi lingkungan & cenderung putus asa bila mengalami stress. Kondisi sebaliknya, dialami oleh orang-orang yg memiliki taraf IQ rata-rata namun memiliki kecerdasan emosional yg tinggi.
Kata kunci postingan :