Mempelajari karakteristik orang Dayak di Kalimantan dengan-cara khusus dr pedesaan & perkotaan sudah menerangkan aneka macam pemikiran mengenai Orang Dayak – Batak Kab. Kapuas Hulu, kawasan orang dayak penggal kepala orang itu yakni budaya masa kolonial Belanda terjadi 1880an, Tionghoa Bong, kehidupan sosial dgn dramaturgi berjalan sesuai karakteristik.
Ketika itu agama belum masuk pada wilayah di Kalimantan, tentunya budaya menjadi serpihan kedua terhadap persoalan sosial mereka di masyarakat. Agama menjadi permulaan dr keberadaan hidup mereka dengan-cara berlawanan dgn adanya budaya spritualitas budbahasa mereka terhadap alam.
Maka, tatkala kita berkumpul apa yg dimengerti dgn baik, dgn tata cara budaya & agama yg menempel pada persoalan sosial budaya mereka di masyarakat. Tatkala hal ini, menjadi dasar dr faktor kehidupan sosial budaya, & agama mereka.
Bertugas, maka Orang Dayak di Pontianak Kalimantan Barat, kerap kali berbeda dgn yang lain sebab ketidakdayaan mereka terhadap orang suku, kecerdasaan mereka terhadap alam.
Sementara, masalah terkait dgn aspek perintah & memerintah orang Dayak dimulai, mestinya dipahami dgn siapa berhadapan, sebuah pembelajaran etika & moralitas di masyarakat dengan-cara khusus & biasa .
Hal yg menjadi dasar dr persoalan sosial budaya mereka, hendak dipahami dgn baik dengan-cara umum, dikarenakan dgn aneka macam pergantian sosial mereka mirip itu, akan terperinci bagaimana mereka berasimilasi budaya Tionghoa – Dayak tentunya, jelas bagaimana mereka berevolusi & menerapkan sistem ekonomi mereka di perkotaan.
Berbagai penjelasan dlm hal ini memiliki dampak pada pergeseran & karakteristik mereka, serta etika mereka kepada moralitas di penduduk , & bagaimana harus bersikap. kepada kesehatan sosial, mental mereka tatkala bertemu sapa.
Suatu asosiasi keagamaan hal ini terang menjadi dasar dr pergantian sosial mereka di masyarakat sampai saat ini, & bagaimana duduk perkara itu muncul dgn tata cara ekonomi budaya, & korelasi Pontianak, Kalimantan Barat 31 Oktober 2021 (ceritanya tatkala pulang sembayang di kring 6 MRPD Pancasila, menu makannya nasi kotak), baik kah mereka, oh tiba – tiba baik.
Dengan sikap & karekteristik, mampu dipahami & dipelajari terlihat bagaimana mereka mesti bersikap, berdasarkan pengetahuan & menjadi catatan tentang persoalan sosial, ekonomi, & politik keluarga masing-masing petugas partai PDI Perjuangan di Kalimantan Barat, & kebertahanan hidup pada sebuah lingkungan, & etnik.