Sejak 1930an pembangunan moralitas ialah hasil dr metode ekonomi budaya yg berjalan lewat perkampungan Desa, masyarakat kota & kehidupan dengan-cara kolektif terjadi hingga dikala ini. Jika mengetahui bagaimana agama yg baik, & hidup sesuai dgn moralitas mereka, maka mereka mengerti kehidupan ekonomi politik diciptakan di Indonesia.
Bagaimana, mereka melihat aneka macam aktivitas sosial di penduduk , dgn banyak sekali terusan kehidupan sosial di masa lalu. Konflik etnik, merupakan hasil dr ketidaksenangan penduduk agama & budaya dlm menyaksikan kondisi ekonomi, yg terbangunan dr aneka macam Negara.
Hal ini menerangkan bagaimana persaingan serta pertentangan sosial dr hasil pembangunan sosial di penduduk lokal, & di Nasional dibuat lewat ekonomi di Indonesia. Hal ini menjelaskan bagaimana posisi mereka di masyarakat, & bagaimana mereka hidup berdasarkan persaingan ekonomi, kelas sosial, & agama mereka di penduduk .
Menjelaskan sejarah panjang terhadap pembangunan kota, akan dimengerti dgn adanya tempat tinggal, Dayak – Tionghoa di masing-masing tempat tinggal. Hal ini menjelaskan bagaimana ekonomi, & seksualitas mereka rencanakan dlm mengusik banyak sekali hal terkait moralitas dr ekonomi urbanisasi.
Lantas orang tersebut tak jauh dr Orang Tionghoa Hulu (Kapuas hulu), & Pontianak, serta Batak – Jawa guna naik kelas sosial hasil dr seksualitas menjijikan Batak – Jawa. Tidak memiliki malu & hidup selaku orang dibalik tembok agama, menerangkan banyak sekali acara & pendidikan ekonomi mereka di masyarakat saat ini 2000 -2008.
Di Indonesia, budaya seksualitas & tak mempunyai aib itu tercipta di Gereja – Mesjid & daerah pendidikan & budaya mereka di Ibukota Negara, & Provinsi. Hal ini menjelaskan bagaimana mereka hidup, & tinggal seperti kandang binatang Sihombing, Kalimantan Jawa, perompak kapal.
Membahas kebudayaan mereka melalui hasil seksualitas akan merujuk pada agama yg mereka yakini dengan-cara Indonesia. Hal ini dimengerti bahwa aneka macam hal terkait dgn tata cara budaya & agama dlm menyaksikan aneka macam tata cara pembangunan desa, & kota, baik itu di sengaja & di persiapkan, hasil kebobrokan sumber daya insan di Kalimantan Barat.