Berbagai masalah ekonomi politik yg dipraktekkan dr hasil konsumsi di pasar, kemudian dgn banyak sekali aspek keagamaan yg berlainkan dgn kehidupan manusia. Masyarakat suku Batak, dgn berkolisi dgn penduduk suku Batak Silaban, untuk wilayah Indonesia menggunakan cara kotor dgn berbagai hal terkait faktor kepercayaan keagamaannya.
Untuk diketahui bahwa, dinamika budaya politik yg berjalan kemudian berlanjut untuk dijadwalkan untuk politik seksualitas yg di gunakan orang Batak Marpaung, dibidang kesehatan & pendidikan, serta mengarah pada aspek penghasilan. Mungkin dlm hal ini, konflik yg akan dilaksanakan dgn pertentangan sosial di wilayah Pontianak, Kalimantan Barat, DKI Jakarta dgn melibatkan seorang peneliti & fasilitator, & Orang Batak Malau.
Hal ini terperinci, bahwa keterlibatan PDI Perjuangan, dlm suatu partaI Politik dgn melibatkan sistem kesukuan & agama yg terlibat dlm hal ini tentunya guna mengakses ekonomi politik, serta sumber daya manusia, untuk keterlibatan penduduk Jawa & Dayak dlm koalisi politik partai PDI Perjuangan bersumber pada aspek politik seksualitas.
Dengan terang aneka macam pertentangan kekerasan pada masa kemudian yg melibatkan militer & polisi untuk tetap menjaga perkotaan & pedesaan diberbagai wilayah perbatasan. Dengan memahami atribut mereka, terhadap banyak sekali kepentingan politik, & massa yg melibatkan banyak sekali pendidik & tenaga medis, memang mengarah pada kepentingan untuk menguasai.
Sedangkan posisi penduduk Tionghoa yg sebelumnya berasal dlm orang-orang RRT (Tionghoa, & Jepang, Jawa & Melayu) dlm hal ini menerapkan tata cara kerajaan mereka dlm faktor ekonomi politik yg berlangsung.
Ketika hal ini, berlanjut dgn aspek sosial di masyarakat, peran yg mampu diketahui bahwa berbagai sumber ekonomi politik di penduduk dgn sistem kesehatan dgn layak ada ketidakberpihakan mereka kepada sumber ekonomi politik, sehingga dlm hal ini keterlibatan orang Tionghoa untuk mencari aneka macam faktor kesehatan hingga tak diperioritaskan, & dipraktekkan dilingkungan keluarga.
Dengan mempelajari kehidupan orang Batak (Protestan, & Islam) memang mereka memakai kedua agama tersebut untuk menyadang banyak sekali faktor kesehatan & pendidikan di penduduk hal ini dapat dimengerti bahwa konflik yg dibuat mereka menurut aspek kepentingan politik dilanjutkan oleh orang Batak Siregar, & Orang melayu (RT) dlm hal ini dgn banyak sekali faktor lingkungan di penduduk tempat tinggal.
Suatu suasana yg memang mengarah pada duduk perkara ekonomi politik, dgn kebijakan yg dibuat oleh lingkungan keluarga baik itu dibidang pendidikan & kesehatan, di masa lalu dgn penciptaan konflik disekolah tatkala pendidikan sekolah dasar, menegah dan keatas telah dilanjutkan dgn aspek politik agama yg melibatkan pendidik dgn penerapan kelakuan tak baik, bila terjadi persoalan konflik di kelas, & lagi-lagi orang Batak, & Orang Dayak, & Orang Jawa.
Strategi mereka, untuk tak meraih tata cara ekonomi politik untuk diakses dlm faktor Negara, adalah dgn demikian, hal ini telah terjadi pada masa Orde Baru & Orde Lama. Hal ini mampu dimengerti dgn partai Golkar & Partai PDI Perjuangan dlm hal ini, terutama orang-orangnya baik itu lingkungan keluarga, masyarakat, & tokoh agama katolik & protestan, serta Islam (Orang).
Hal yg konkret, untuk mengetahui proses selama 10 tahun dlm perencanaan pembangunan insan dr kedua partai ini, memang ,mengarah pada faktor masyarakatnya untuk terlibat dgn berbagai persoalan politik mereka dlm suatu budaya & agama.
Jika dlm lingkungan keluarga memungkinkan mereka untuk tak terlibat dlm faktor pekerjaan, & lainnya untuk menerima tempat yg baik, sementara itu membatasi untuk setiap pekerjaan yg dibuat dgn pendidikan. Hal ini, telah dilaksanakan dgn kekerasan seksual yg dilakukan pada lingkungan keluarga baik itu orang Tionghoa, memungkinkan hal ini untuk memposisikan berbagai faktor kebijakan yg dibentuk.
Sementara, Orang Batak Silaban & Marpaung serta Siregar, Orang Dayak & Tionghoa sangat bagus dlm mengacau kehidupan di penduduk , & keluarga. Contohnya dgn kehidupan sehari-hari yg tak pernah dijalankan orang biasanya. Maka, mereka mendekati dgn politik seksualitas mereka dgn mengajak pergi serta konsumsi masakan berat seperti Babi, & nongkrong.
Untuk mengakses ekonomi politik, di bidang kesehatan & pendidikan mereka tatkala mereka jatuh pada ketepuruk dengan-cara politik, & ekonomi dlm kedua bidang itu maka mereka berpura-pura baik kepada sesama mereka, baik itu Orang Batak (Suku), Jawa, Agama Protestan & Katolik dgn bersekolah serta melakukan pekerjaan sebagai pengajar, & tenaga medis (di Kesultanan Melayu, Orang Batak (Marpaung, Islam, Jawa Jogyakarta (PDI Perjuangan).
Konflik ekonomi politik yg menuaikan banyak sekali masalah kepada aspek kepentingan mereka kepada budaya, merupakan salah satu bab dr struktural & sistem yg sudah direncanakan dgn baik, lewat komunikasi politik kepentingan di sekolah Gembala Baik, & pertemuan antar suku, yg hingga saat ini tak dipublikasi di pedesaan, & perkotaan, & rumah.