Bagaimana Tionghoa Hakka Indonesia, Sistem Politik Agama Dan Kekuasaan ?

Kalimantan – Pada masa krisis ekonomi & Orde Baru tepatnya, tatkala kekuasaan beralih pada setiap kehidupan ekonomi Tionghoa di Indonesia, merupakan permulaan dr hidup mereka pada aspe budaya lokal yg mempengaruhi kejelekan & kehidupan mereka pada metode ekonomi, & konsumsi.

Ketidaksenangan kepada konsumsi kuliner di pahami dgn adanya perusakaan tata cara kesehatan, & ekonomi politik, pada pendidikan, & pekerjaan. Hal ini tatkala mereka tidaksenang maka, berbagai hal terkait dgn spritualitas, & pemaksaan dilaksanakan di Pontianak, menjadi awal perlakuan mereka kepada tata cara ekonomi & infrastruktur.

Di Kalimantan Basrat, tepatnya tampak pada kehidupan budaya sosial mereka pada ekonomi, akan beralih pada kehidupan spritualitas, & masalah pertentangan etnik & agama menjadi permulaan dr sejarah gereja di Keuskupan Agung Pontianak berdiri pada tahun 2011an  sampai ketika ini.

Berbagai hal terkait dgn kebuasaan & ketajaman masyarakat Tionghoa pada jual beli, & birokrasi pada ekonomi sudah menerangkan kehidupan budaya sosial mereka kepada banyak sekali kaum kelas sosial menegah yg tak memiliki aib kepada seksualitas & kepentingan ekonomi, & kelas sosial mereka sebagai orang buangan.

Hal ini dikenali dgn baik, bagaimana sistem sosial, budaya & agama menghipnotis kehidupan budaya & kabuasaan terhadap aspek yang lain terutama pada jual beli. Kehidupan sosial, & ketidaktaatan kepada[ kebijakan, & kebuasaan mereka pada tata cara kerja birokrasi yg dilangsungkan sangat tak menyenagkan disini.

Pada tahun revolusi mental di buat guna menerima simpati pada khalayak & info – gosip mancanegara, dgn orang tak mempunyai moralitas & tak berkualitas, menjadi kepentingan ekonomi, yg tak sesuai dgn yg diperoleh, dgn hasil yg di rencanakan pada pertandingan politik di Indonesia.

  Ruang Sosial : Persoalan Menuju Masyarakat Modern

Hal ini menerangkan bahwa pada pendidikan swasta, mempunyai kesenjangan sosial yg dirancang, pada pendidikan awal dr kehidupan sosial budaya masyarakat, hal ini menjelaskan rasa tak memiliki aib kepada ekonomi mereka terima, & perlakukan mereka selama di Pontianak & bersembunyi dibalik tembok agama Nasrani KAP. 

Misalnya pada metode pendidikan Orde Lama – Orde Baru sudah dimengerti dgn baik dinamika budaya & kelas sosial, sistem kelas sosial,  Tionghoa Hakka – Pribumi ( orang Jawa ) & kriminalitas mereka selama ini. Guna numpang hidup, & bertahan hidup pada asimilasi budaya & agama. 

Misalnya dapat digantikan dgn kepentingan ekonomi hampir tak mempunyai moralitas & akhlak rendah misalnya Budha – Konghucu beralih pada agama Kristiani, dlm hidup beragama & ketidaksenangan mereka, & sok baik dlm hidup mereka di Pontianak  – pedesaan (orang), umumnya kejahatan & pemaksaan seksualitas (Batak), umumnya dijadwalkan.