Candi Plaosan diketahui pula selaku Kompleks Plaosan, merupakan salah satu Candi Buddha di Indonesia, berjarak kurang lebih 1,5 km dr Candi Prambanan. Komplek Sejarah Candi Plaosan merupakan salah satu Candi di Klaten dan terbagi menjadi dua, yaitu Candi Plaosan Lor (Lor = Utara) & Candi Klaosan Kidul (Kidul = Selatan). Pahatan yg ada di Kompleks Candi ini sungguh halus & rinci mirip pahatan yg ada di Candi Borobudur, Sejarah Candi Sewu & Candi Sari.
Secara keseluruhan Komplek Candi Plaosan dikelilingi oleh parit yg berbentuk persegi panjang dgn ukuran 440 meter X 270 meter. Dengan lebar parit 10 meter & kedalaman 2,5 meter. Diluar dr parit, terdapat pagar keliling yg berupa empat persegi panjang dgn ukuran 460 meter X 290 meter, dimana penemuan ini menunjukkan bahwa kompleks Candi Plaosan Lor & Candi Plaosan Kidul merupakan penggalan dr sebuah kompleks percandian.
Apabila, diperhatikan dengan-cara teliti, Candi Plaosan mempunyai keutamaan tersendiri. Walaupun Candi Plaosan merupakan Candi Buddha, tetapi dengan-cara arsitektur bangunan ini mempunyai gabungan dgn Candi Hindu di indonesia. Latar belakang Rakai Pikatan & sang istri, Pramordhawardani yg berlawanan agama, menjadi dasar keistimewaan arsitektur candi ini.
Sejarah Candi Plaosan
Sejarah atau latar belakang dr terbangunnya Sejarah Candi Plaosan, dimulai tatkala Rakai Pikatan menetapkan untuk menikah dgn Pramordhawardani. Walaupun hubungan percintaan mereka menimbulkan banyak kerisauan & penolakan, alasannya perbedaan agama yg mereka anut, dimana Rakai Pikatan berasal dr Dinasti Sanjaya yg menganut agama Hindu, sedangkan Pramordhawardani berasal dr Dinasti Syailendra yg menganut agama Budha.
Keputusan mereka untuk menikah yg di dasari oleh rasa cinta dgn mengesampingkan perbedaan kepercayaan yg dimiliki. Rakai Pikatan yg membangun Candi selaku lambang rasa cinta-nya pada sang istri. Serta, keputusan Rakai Pikatan untuk memberikan kebebasan pada sang istri untuk menganut agama yg berbeda. Membuat Candi Plaosan selaku bukti aktual bahwa kekuatan cinta dapat menjadi alat untuk menyatukan perbedaan, serta menjadi simbol toleransi umat beragama.
Tidak hanya itu saja, pahatan relief yg ada di candi dapat di interpretasi-kan sebagai perasaan cinta antara Rakai Pikatan dgn istrinya, Pramordhawardani. Relief candi yg menggambarkan pria merupakan bentuk kekaguman Pramordhawardani kepada sang suami, & relief yg menggambarkan wanita sebagai bentuk luapan cinta Rakai Pikatan terhadap sang istri.
Cerita asmara kedua insan ini menjadi mitos tersendiri untuk pasangan yg mengunjungi Candi Plaosan. Mitos yg beredar menyatakan, pasangan yg tiba ke Candi Plaosan, pasti hubungan mereka akan langgeng. Mitos ini, berbalik 180 derajat dgn Candi Prambanan, yg menyatakan apabila pasangan mendatangi Candi Prambanan, maka korelasi keduanya akan menjadi retak.
Pembangunan Candi Plaosan
Pembangunan Sejarah Candi Plaosan ini diperkirakan pada permulaan abad ke-9 M pada masa pemerintahaan Rakai Pikatan dr Kerajaan Mataram Hindu. Adapun perkiraan / pernyataan tersebut menghadirkan dua pertimbangan berlainan dr para hebat :
- J.G. De Casparis, filolog Belanda, mendukung pernyataan tersebut, dgn berpegang pada isi Prasasti Cri Kahulunan (842 M). Disebutkan, bahwa Candi Plaosan Lor dibangun oleh Ratu Sri Kahulunan dgn tunjangan suaminya. De Casparis berpendapat bahwa Sri Kahulunan adalah gelar Pramordhawardani, putri Raja Samarattungga dr Dinasti Syailendra. Di mana sang putri yg memeluk agama Buddha, menikah dgn Rakai Pikatan yg memeluk agama Hindu.
- Anggraeni, sejarawan, menyatakan bahwa Candi ini dibangun sebelum masa pemerintahan Rakai Pikatan. Dimana Sri Kahulunan ialah ibu Rakai Garung yg memerintah Mataram sebelum Rakai Pikatan. Menurutnya, masa pemerintahan Rakai Pikatan yg tergolong singkat tak memungkinkan untuk membangun Candi sebesar Candi Plaosan, melainkan Candi Perwara.
Penemuan prasasti di Kompleks Candi Plaosan Kidul pada bulan Oktober 2003, yg diperkirakan berasal dr masa ke-9 M, seperti mendukung pernyataan De Casparis perihal awal pembangunan Candi Plaosan. Prasasti yg yang dibuat dr lempengan emas berskala 18,5 cm X 2,2 cm, berisi tulisan dlm bahasa Sanskerta, & ditulis dlm huruf Jawa Kuno. Isi dr prasasti belum dapat dikenali, tetapi Tjahjono Prasdjo, Epigraf, menguatkan pernyataan bahwa Candi Plaosan dibangun pada masa pemerintahan Rakai Pikatan.
Candi Plaosan Lor
Di depan pintu masuk Candi Plaosan Lor terdapat dua pasang arca Dwarapala yg saling berhadapan, sepasang terletak di pintu masuk utara & sepasang lagi di pintu masuk selatan. Tinggi arca ini sama seperti manusia bergotong-royong, berada dlm posisi duduk di atas kaki kanan yg terlipat dgn kaki kiri ditekuk di depan tubuh. Tangan kanan memegang gada, sedangkan tangan kiri tertumpang di atas lutut kiri
Pada pelataran utara terdapat teras kerikil berbentuk persegi, yg disangka sebagai tempat untuk meletakkan sesajian, & dikelilingi oleh deretan umpak kerikil. Konon, di teras tersebut terdapat bangunan dr kayu & di atas umpak batu terdapat sebuah arca Dhyani Buddha. Di pelataran utara, pula terdapat 6 (enam) buah stupa besar. Teras kerikil yg serupa & berskala lebih kecil dapat didapatkan di sebelah selatan kompleks Candi Plaosan Lor.
Pada kompleks ini terdapat dua bangunan Candi Utama yg bertingkat dua. Kedua bangunan menghadap ke barat & masing-masing dikelilingi oleh pagar watu. Pagar atau dinding kerikil yg memagari candi utama dikelilingi oleh candi perwara yg semula berjumlah 174, & terdiri atas :
- 58 candi kecil
- 116 bangunan berupa stupa
Adapun 7 (Tujuh) buah candi berbaris di masing-masing sisi utara & selatan setiap candi utama, 19 candi berbaris di sebelah timur atau pun di belakang dr kedua candi utama. Ada pula 17 candi lainnya yg berbaris di depan kedua candi utama. Di setiap sudut dr barisan candi perwara masih terdapat sebuah candi kecil yg dikelilingi oleh dua barisan umpak batu yg diselingi dgn sebuah candi kecil di setiap sudutnya.
Sisi barat dr pagar watu yg mengelilingi bangunan utama terdapat sebuah gerbang berupa gapura paduraksa, dgn atap yg dihiasi deretan mahkota kecil, puncak dr atap gapura berupa persegi dgn mahkota kecil diatasnya. Bangunan candi utama mempunyai ketinggian sekitar 60 cm tanpa selasar yg mengelilingi tubuhnya. Tangga yg menuju pintu dilengkapi dgn pipi tangga yg berhiaskan kepala naga di pangkalnya. Bingkai pintu dihiasi pahatan bermotif bunga & sulur. Di atas ambang pintu terdapat hiasan kepala Kala tanpa rahang bawah
Sepanjang dinding luar pada kedua candi utama dihiasi oleh relief bergambarkan pria & wanita yg sedang berdiri dgn ukuran yg mendekati ukuran insan bantu-membantu. Relief pada dinding candi utama di sebelah selatan menggambarkan pria & candi utama di utara menggambarkan seorang perempuan. Bagian dlm dr kedua bangunan utama terbadi menjadi 6 ruangan, tiga ruangan terletak di bawah, & tiga ruangan lainnya terletak di tingkat / lantai dua. Lantai yg membatasi kedua tingkat ini telah tak ada, tetapi pada dinding masih mampu dilihat bekas pemasangan lantai tersebut.
Pada ruang tengah terdapat 3 (tiga) arca Buddha yg duduk berderet di atas padadmasana & menghadap ke arah pintu. Pada dinding kiri & kanan ruangan terdapat relung yg sepertinya merupakan tempat menaruh penerangan. Relung ini terletak di antara relief Kuwera & Hariti, serti di sisi kiri & kanan erat pintu masuk utama, terdapat pintu yg menghubungkan ke ruangan samping.
Candi Plaosan Kidul
Kompleks Candi Plaosan Kidul didapatkan oleh Ijzerman, arkeolog Belanda pada tahun 1909, tatkala ia mendapatkan 16 candi kecil dlm keadaan yg sudah rusak. Kompleks ini terletak di selatan Candi Plaosan Lor, & terpisah dgn jalan raya.
Di kompleks ini, candi terutama telah menjadi reruntuhan yg masih berdiri hanyalah beberapa candi perwara. Bulan Mei 2003, penggalian & pemugaran untuk komplek ini sedang dilakukan, karena itu tak banyak info yg mampu digali perihal Candi Plaosan Kidul, sebab candi ini masih dlm tahap pemugaran.
Kegiatan di Candi Plaosan
- Festival Candi Kembar
Festival yg pertama kali digelar pada Tahun 2016, & di selenggarakan di sekeliling Candi Plaosan, Desa Bugisan, Prambanan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengangkat seni budaya & produk unggulan di sekeliling Candi Plaosan atau candi kembar, dikarenakan mempunyai dua candi utama yg sama persis satu dgn lainnya.
Festival ini dibarengi oleh golongan seni budaya dr Prambanan & sekitarnya. Festival ini meruapakan potongan dr peluncuran desa rekreasi bugisan, sebagai kampung budaya candi plaosan, dgn tujuan mempesona pelancong dgn berbagai kesempatanseni budaya local, sepeti karawitan, gojeg esung, jathilan, srandul, wayang kulit & sebgainya akan ditampilkan di pekan raya tersebut.
2. Berburu Sunset
Tidak cuma pameran Candi Kembar yg terkenal di Candi Plaosan. Ada kegiatan wisata gres, yaitu berburu Sunset. Banyak hadirin yg tiba menata kamera & tripod di depan tubuh Candi. Mereka ingin mendokumentasikan keindahan panorama matahari terbenam, dgn latar dua candi kembar Plaosan, dgn langit yg berganti warna. Keindahan Sunset ini mampu dilihat di sekeliling bulan Agustus hingga September, dikarenakan letak Matahari yg tepat berada di tengah candi.
untuk mendukung aktivitas ini, tersedia pendopo yg disebut Paseban Candi Kembar yg menjadi tempat berleha-leha menikmati panorama sembari makan & minum. Pendopo ini dibangun di atas tanah desa untuk tujuan rekreasi. Pendopo ini dibangun Maret 2016 & diresmikan April 2017.
3. Kuliner
Untuk mendukung Candi Plaosan sebagai tujuan wisata. Di tempat ini sudah tersedia banyak warung makan yg menyediakan beragam pilihan masakan, dr jajanan atau cemilan ringan hingga makanan berat & beragam opsi minuman. Harga yg disediakan pun cukup terjangkau. Jika belum puas, masakan lain pula banya bertebaran di sekeliling kawasan wisata, salah satunya yg cukup populer Prambanan Gallery Resto.
Untuk kalian yg ingin mendatangi Sejarah Candi Plaosan ini, mampu datang ke Jl. Candi Plaosan, Bugisan, Kec. Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah 57454. Berjarak kurang lebih 1,5 km dr Candi Prambanan. Jam operasional Candi : Senin-Minggu 06.00 – 17.00 WIB.