Sejarah Museum De Mata De Arca (Museum 3D) Yogyakarta

Kata museum sering kali diasosiasikan dgn bangunan bau tanah yg kumuh, berdebu & memamerkan hal – hal yg membosankan serta tak menarik minat, utamanya bagi generasi muda. Kondisi beberapa museum memang demikian memprihatinkan adanya & sama sekali tak menjadi pesona yg cantik, tetapi ketika ini telah banyak jenis museum lain yg sama sekali tak mirip dgn stereotipe museum zaman dahulu. Kemajuan zaman & semakin kritisnya para hadirin tentang jenis koleksi & ketentraman tatkala mendatangi museum membuat jenis – jenis museum baru bermunculan.

Salah satu dr museum gaya baru ini adalah museum De Mata yg berlokasi di Yogyakarta. Museum ini tak menyimpan benda – benda bersejarah yg memiliki nilai tinggi namun mempertunjukkan gambar & lukisan tiga dimensi sebagai daya tariknya. Dengan rancangan berbentukpertunjukan gambar tiga dimensi & potensi untuk melakukan swafoto di beberapa sudut museum, maka akan menarik minat generasi muda yg kurang kepincutuntuk mau mengunjungi museum konvensional. Tempat ini sedang naik daun & banyak menjadi topik perbincangan banyak orang selain situs yg sudah ada di yogya mirip sejarah situs ratu boko, objek candi di yogyakarta, & sejarah gudeg yogya yg sungguh populer.

Sejarah Museum De Mata

Sejarah Museum De MataNama museum ini dengan-cara lengkapnya ialah De Mata Trick Eye Museum. Di dlm ruangan – ruangan museum ini ada beberapa koleksi museum yg sama sekali tak antik atau berdebu. Objek rekreasi yg ada di museum ini berupa gambar 3 dimensi, 4 dimensi & bahkan 5 dimensi. Sejarah museum De Mata dimulai pada pendiriannya tertanggal 22 Desember 2013. Museum De Mata memiliki 120 buah gambar tiga dimensi dgn berbagai tema & lukisan yg menipu mata, sehingga sebagian besar terlihat seolah – olah akan keluar dr bingkainya. Sebagian besar gambar tiga dimensi tersebut yaitu hasil karya pendirinya yaitu Petrus Kusuma & ada pula karya – karya dr mahasiswa seni rupa ISI Yogyakarta.

  Pembagian Zaman Pra-Aksara dan Penjelasannya

Luas lahan museum De Mata kurang lebih sebesar 1600 meter persegi. Petrus Kusuma sebagai pendiri menyampaikan bahwa pengalamannya berkeliling ke banyak sekali negara mengilhami pendirian museum ini. Dari melihat bazar serupa di beberapa kota di luar negeri khususnya di beberapa negara di Asia kemudian timbul cita-cita untuk menciptakan hal yg serupa di Indonesia dgn performa yg dibentuk semoga lebih spesial. Yogya selaku tempatnya menimba ilmu kemudian diseleksi selaku daerah pendirian museum ini.

Tujuan didirikannya museum De Mata yakni untuk melakukan kegiatan berfoto, mengingat begitu mewabahnya trend swafoto di kelompok penduduk dikala ini sesuai dgn motto museum ini yakni “We Give You The Best Place To Take Your Pict”. Pengelola berharap bahwa dgn dibangunnya museum gaya gres ini maka mampu memancing minat anak muda untuk mengunjungi banyak sekali museum yg ada di berbagai kota di Indonesia. Desain gedung dibuat mirip bentuk labirin agar pengunjung tak merasa bosan di dalamnya. Gambar – gambar tiga dimensi yg memenuhi hampir setiap dinding pula akan diganti dengan-cara terencana untuk mengantisipasi kebosanan pengunjung. Ada beberapa sejarah museum yang lain di yogya, antara lain sejarah museum affandi, sejarah museum biologi, juga sejarah candi arjuna & sejarah candi sewu.

Pembagian Museum De Mata

Yang membedakan dlm sejarah museum De Mata dgn museum konvensional yang lain adalah bahwa museum ini dikhususkan bagi mereka yg memiliki hobi berfoto. Koleksi – koleksi di museum De Mata terbagi dlm tiga ruangan yakni :

  • Ruang De Mata 1

Ruangan ini merupakan wahana yg memperlihatkan rekreasi tiga dimensi yg konon merupakan wahana pertama & paling besar di Indonesia. Letaknya di lantai basement & terdapat banyak gambar yg menempel di dinding & pula lantainya sejumlah sekitar 100 gambar. Bagi hadirin yg gundah dgn gaya foto yg cocok, ada isyarat di setiap gambar mengenai pose yg mesti dilakukan biar cocok dgn gambar tiga dimensi tersebut.

  • Ruang De Mata 2

Kemudian ada ruang De Mata 2 yg memajang 50 seni gambar tiga dimensi & gambar empat dimensi & pula mirror illusion, kemudian ada ruangan terakhir yg dinamakan De Arca berisi patung – patung para tokoh besar dunia. Koleksi foto – foto di ruangan ini lebih unik & kasatmata dibandingkan dgn ruang De Mata 1. Disini pula ada jasa penyewaan baju yg khas dr banyak sekali negara mirip Cina, Belanda & Korea lengkap dgn juru fotonya.

  • Ruang De Arca Statue

Isi ruangan ini ialah patung – patung tokoh dunia populer mulai dr tokoh fiksi hingga tokoh aktual yg dibuat dgn perbandingan 1:1 & berbahan resin sejumlah sekitar 80 patung. Walaupun tak terbuat dr bahan lilin mirip lazimnya museum patung, tetapi pembuatnya tetap mengusahakan semoga patung terlihat semirip mungkin dgn tokoh aslinya. Selain ketiga ruangan ini, sesudah letih berfoto maka hadirin mampu beristirahat di kantin museum. Fasilitas Wi-Fi pula tersedia di museum ini untuk mempermudah hadirin pribadi mengupload hasil fotonya ke media sosial. Menjelang Idul Fitri tahun 2017 satu wahana lagi ditambahkan ke dlm koleksi museum yaitu D’WALIK, yg berisi nyaris 30 wahana berbentukillusion room yakni perabotan yg ditaruh terbalik.

Informasi Umum Tentang Museum De Mata

Sejarah museum De Mata pula semakin dikukuhkan dgn bantuan penghargaan dr Museum Museum Rekor Indonesia atau MURI pada bulan Januari 2014. Museum buka mulai pukul 10 pagi hingga 10 malam. Harga tiket museum berbeda – beda tergantung jam kedatangan pengunjung. Berikut ini yaitu daftar harga tiket untuk museum De Mata:

  • Harga tiket pada hari Senin – Jumat pukul 10-15 untuk De Mata 1 & 2 masing – masing ialah 30 ribu rupiah, De Arca 35 ribu rupiah, & tiket terusan sebesar 90 ribu rupiah.
  • Harga tiket pada Senin – Jumat pukul 15-22 untuk De Mata 1 & 2 masing- masing sebesar40 ribu rupiah, De Arca 50 ribu rupiah, & tiket terusan sebesar 100 ribu rupiah.
  • Harga tiket pada Sabtu, Minggu & Peak Season mirip cuti bareng & hari libur nasional pada pukul 10-22 WIB sebesar 50 ribu untuk De Mata 1 & 2 masing – masing, De Arca 60 ribu, & tiket terusan 120 ribu rupiah.
  • Tiket gratis untuk yg sedang berulang tahun & pula anak yg berusia di bawah lima tahun.

Letak museum De Mata ada di XT Square, Gedung Umar Kayam, Lantai Basement, Jalan Veteran 150-151. Museum tak jauh dr sentra kota & kanal jalannya pun sudah sangat bagus sehingga memudahkan para pengunjung untuk mencapainya. Museum mampu dicapai dgn jarak 4 kilometer atau 10 menit perjalanan dr pusat kota Yogyakarta ke terminal usang Umbulharjo. Pengunjung bisa memakai alat transportasi umum mirip taksi, ojek atau trans jogja selain kendaraan pribadi mirip mobil & motor.

Agar kunjungan Anda berlangsung lancar & berkesan untuk menikmati sejarah museum De Mata, ada beberapa tips yg dapat dibarengi. Waktu terbaik ialah untuk datang pada dikala museum baru dibuka atau pada dikala hari biasa. Pada waktu – waktu tersebut pengunjung umumnya masih sepi sehingga lebih bebas bereksplorasi & berfoto tanpa harus bergantian dgn hadirin yang lain. Jangan lupa untuk menenteng kamera atau smartphone yg baterainya masih terisi penuh agar mampu menerima semua foto yg diincar.