Sejarah Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru Kalimantan Selatan

Museum Lambung Mangkurat merupakan museum biasa milik pemerintah yg terletak di provinsi Kalimantan Selatan yg sejak tahun 2001 yg dulunya berstatus selaku UPT (Unit Pelaksana Teknis) Direktorat Jenderal Kebudayaan, Jakarta. Namun setelah adanya otonomi tempat Museum Lambung Mangkurat ini karenanya diserahkan pada pemerintah daerah. Sejak itu pula Museum Lambung Mangkurat menjadi UPT Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kalsel di bawah pengelolaan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.

Sejarah Museum Lambung Mangkurat

Sejarah Museum Lambung MangkuratBentuk bangunan dr museum ini berciri khas rumah budpekerti dr suku utama yg terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan, yakni suku Banjar. Suku Banjar sendiri merupakan adonan masyarakat dr beberapa daerah aliran sungai, yakni DAS Tabanio DAS Bahan, DAS Barito, & DAS Martapura. Pada kepingan atap bangunan yg tampak lonjong memanjanglah yg menjadi ciri khasnya. Bangunan museum ini berdiri di atas bidang tanah seluas 15.000 m² & terdiri dr gedung induk pekan raya tetap yg menghuni dua lantai dr bangunan ini, ruang pekan raya temporer & kantor serta rumah dinas kepala.

Berdirinya Museum Lambung Mangkurat ini pula memiliki sejarah yg melatarbelakangi berdirinya museum ini. Bukan dibangun begitu saja, namun pula mengalami pasang surut sebelum Museum Lambung Mangkurat ini berdiri utuh hingga sekarang. Tujuan dr didirikannya museum ini ialah selaku tempat rekreasi edukasi & pusat pembelajaran bagi mereka penikmat peninggalan bersejarah di Indonesia.

  • Tahun 1907 – sebagai Museum Borneo

Awal mulanya, museum pertama ini diresmikan pada tahun 1907 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan dgn nama Museum Borneo. Pendiri dr museum Borneo ini ialah pemerintah dr Bangsa Belanda di masa itu yg ada di Kalimantan Selatan. Lokasinya pun dulu terletak di Swartpark (Kompleks Masjid Sabilal Muhtadin) yg pada hasilnya di pindahkan ke Heeren Gracht (D.I. Panjaitan). Namun pada masa kependudukan Jepang di Indonesia koleksi dr museum ini diambil oleh para penguasa di masa itu.

  • Tahun 1955 – selaku Museum Kalimantan

Setelah masuknya penjajahan Jepang, para budayawan di tempat ini mendirikan museum Kalimantan yg dicetuskan oleh Gubernur Milono & merupakan museum kedua yg dimotori oleh Alm. Amir Hasan Gelar Kyai Bodan Kejawan selaku Pioneer museum. Sementara untuk bangunan menggunakan Gedung Permufakatan Indonesia yg pada akhirnya museum ini pula habis dibakar.

  • Tahun 1967 – sebagai Museum Banjar

Pada tahun 1967 sehabis diselenggarakannya Konferensi Kebudayaan, berdiri Museum Banjar yg merupakan museum ketiga berkat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No. 19/1-2-301-573. Gedung sementara yg dipakai untuk meseum ini adalah bangunan rumah milik Alm. Abdul Ghafar Hanafiah. Kemudian dipindahkan ke Balai Wartawan pada tahun 1968. Pada akibatnya koleksi dr museum Banjar ini pula menjadi belahan dr koleksi Museum Lambung Mangkurat sebab museum Banjar sendiri tak bertahan lama.

  •  Tahun 1979 – Sebagai Museum Lambung Mangkurat

Setelah melalui sejarah panjang seperti sejarah museum lainnya yg pula mempunyai kejadian bersejarah,  lahirnya Museum Lambung Mangkurat ini merupakan museum ke empat yg sejarah berdirinya pula berkaitan dgn ketiga museum yg sudah ada sebelumnya. Keprihatinan terhadap keadaan sumber daya sejarah & budaya yg tak terurus menjadi Sejarah Museum Lambung Mangkurat ini didirikan & museum ini pun diresmikan pada 10 Januari 1979 oleh Menteri Pendidikan & Kebudayaan Republik Indonesia, Dr Daoed Yoesoef.

Nama dr Lambung Mangkurat sendiri di ambil dr suatu hikayat atau legenda raja-raja Banjar. Dimana Lambung Mangkurat (Lembu Mangkurat) merupakan pemangku kerajaan negara Dipa yg menjadi cikal bakal Kesultanan Banjar & menjadi penggalan dr sejarah kerajaan di Indonesia yg berasal dr Kalimantan Selatan. Lambung Mangkurat yg pula menerima gelar sebagai Ratu Kuripan ini merupakan anak kedua dr Maharaja di Candi.

Hingga ketika ini Museum Lambung Mangkurat banyak di jadikan sebagai tempat pembelajaran sejarah bagi siswa-siswi sekolah & mahasiswa yg ada di Kalimantan. Setiap benda koleksi di museum ini senantiasa dijaga & dirawat supaya tak rusak dimakan usia meskipun sebagian besarnya merupakan benda replika dr benda peninggalan sejarah yg orisinil. Namun meski begitu, tetap saja masih mempunyai nilai sejarah yg mampu menginformasi mengedukasi banyak turis yg ingin mengenal lebih banyak sejarah di Indonesia.

Koleksi Museum Lambung Mangkurat

Museum Lambung Mangkurat sendiri terbagi menjadi 3 ruangan, yakni ruang pra sejarah, ruang sejarah & ruang etnis budaya. Ketiga ruang tersebut cuma memamerkan sepertiga dr koleksi museum yg berjumlah lebih dr 12.000 koleksi. Jenis koleksi yg terdaat pada Museum Lambung Mangkurat ini berupa etnografika, historika, geologika/geografika, heraldika, biologika, arkeologika, numansimatika, keramalogika, Filologika, tekhnologika & berbagai koleksi seni rupa.

  • Ruang Pra Sejarah

Pada ruangan pra sejarah sendiri berdasarkan Fungsional Pamong Budaya, Slamet Hadi Triyanto mengatakan bahwa ruangan ini pernah ditinggali oleh insan yg berasal dr masa pra sejarah. Dilihat dr inovasi alat-alat pra sejarah & tulang belulang dr zaman prasejarah. Diketahui pula bahwa masa sejarah manusia purba ini, jejaknya pernah didapatkan di desa Awang Bangkal Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar yang  bisa dikatakan sebagai peninggalan zaman praaksara. Selain itu ada pula koleksi dr Candi Laras & Candi Agung yg menjadi serpihan sejarah dr candi peninggalan agama Hindu, yakni berbentukpatung-patung arca dr zaman kerajaan Hindu-Budha.

  • Ruang Sejarah

Sedangkan pada ruang sejarah berisi koleksi dr zaman Kerajaan Banjar sehabis menganut aliran agama Islam yg menjadi kepingan dr sejarah kerajaan Islam di Indonesia. Barang koleksi dr ruangan ini banyak di mampu dr Kerajaan Banjar sendiri & pula peninggalan dr masa penjajahan Belanda di Indonesia. Beberapa benda dr koleksi ini pula ada yg replika karena yg aslinya ada di Museum Nasional Jakarta. Contohnya seperti meriam bekas peninggalan masa pemerintahan Belanda & peninggalan senjata yg menjadi bukti sejarah Perang Banjar pada peperangan di Benteng Belanda Oranje Nassau di Pengaron & Kursi Kerajaan Banjar.

  • Ruang etnis Budaya

Sementara ruangan etnis budaya ini berisi koleksi dr benda pusaka yg berhubungan dgn etnis & suku budaya mirip alat-alat kesenian sampai diorama pelaminan, pakaian-pakaian adab pernikahan suku banjar, kerajinan tangan, penginangan, payung kerajaan , talabang (perisai), mahkota, tombak, miniatur rumah budpekerti sampai miniatur sampan.

Demikianlah Sejarah Museum Lambung Mangkurat yg menjadi museum pujian orang Banjar, kalimantan Selatan ini. Menilik sejarah di Kalimantan Selatan saja rasanya tak cukup bila tak ikut menelusuri sejarah dr Kalimantan daerah lainnya. Seperti sejarah kerajaan Kutai dr Kalimantan Timur & nikmati pula sejarah kota Pontianak dr Kalimantan Barat.

  Agresi Militer Belanda II: Kronologi – Latar Belakang dan Dampak