Bank Sentral : Pengertian- Sejarah serta Tujuan

Pengertian Bank Sentral

Bank sentral ialah otoritas nasional independen yg melaksanakan kebijakan moneter, mengendalikan bank, & menyediakan jasa keuangan termasuk observasi ekonomi. Tujuannya yaitu untuk menstabilkan mata duit negara, menjaga pengangguran tetap rendah, & menghalangi inflasi.

Sebagian besar bank sentral dikontrol oleh dewan yg terdiri dr bank-bank anggotanya. Kepala pejabat terpilih negara itu menunjuk direktur.

Badan legislatif nasional menyetujuinya. Itu membuat bank sentral selaras dgn tujuan kebijakan jangka panjang negara. Pada dikala yg sama, ia bebas dr imbas politik dlm operasinya sehari-hari.

Sejarah Bank Sentral

Bank sentral dioperasikan untuk kemakmuran penduduk & bukan untuk laba optimal. Bank sentral terbaru sudah mengalami evolusi yg panjang, sejak berdirinya Bank Swedia pada tahun 1668.

Dalam prosesnya, bank sentral telah menjadi bermacam-macam dlm otoritas, otonomi, fungsi, & instrumen tindakan. Hampir di mana-mana, bagaimanapun, telah terjadi perluasan yg luas & eksplisit dr tanggung jawab bank sentral untuk mempromosikan stabilitas & kemajuan ekonomi domestik & untuk menjaga nilai mata uang internasional.

Ada pula peningkatan pemfokusan pada saling ketergantungan moneter & kebijakan ekonomi nasional yang lain, khususnya kebijakan fiskal & pengelolaan utang.

Demikian pula, pengakuan luas akan kebutuhan koordinasi moneter internasional telah meningkat , & bank sentral sudah memainkan kiprah utama dlm memajukan pengaturan kelembagaan yg telah menawarkan bentuk kerjasama tersebut.

Tanggung jawab bank sentral yg diperluas pada paruh kedua kurun ke-20 disertai dgn kepentingan pemerintah yg lebih besar dlm kebijakan mereka; di sejumlah negara, perubahan kelembagaan, dlm banyak sekali bentuk, dirancang untuk membatasi independensi tradisional bank sentral dr pemerintah.

Namun, independensi bank sentral bergotong-royong lebih banyak bertumpu pada tingkat keyakinan publik terhadap kebijaksanaan tindakan bank sentral & objektivitas kepemimpinan bank dibandingkan dengan pada ketentuan aturan apa pun yg dimaksudkan untuk memperlihatkan otonomi atau menghalangi kebebasan bertindak.

Ciri-Ciri Bank Sentral

  1. Fungsi utama bank sentral ialah untuk menetapkan tingkat dasar, mengontrol jumlah uang beredar lewat operasi pasar terbuka, memutuskan kriteria cadangan bank swasta, & mengontrol cadangan devisa negara.
  2. Tujuan utama bank sentral yaitu menjaga stabilitas harga & ekonomi.

Tujuan Bank Sentral

Tujuan bank sentral sebagian besar sudah berubah selama beberapa tahun, sebab kejadian ekonomi tragedi. Misalnya, pada tahun 1970-an, tujuan utama bank sentral yaitu untuk menegaskan pekerjaan penuh.

Namun, fokus pada pekerjaan membutakan perhatian bank sentral pada inflasi. Alih-alih menjaga stabilitas harga, bank sentral akan memompa duit ke dlm perekonomian untuk memastikan orang-orang dipekerjakan. Namun hal tersebut tiba serentak dgn ongkos inflasi.

Misalnya, pada tahun 1973, terjadi krisis minyak besar-besaran yg diberi nama ‘krisis OPEC’ . Ini menjadikan peningkatan tajam dlm tingkat pengangguran di negara maju.

  Brand Loyalty: Tujuan, Contoh dan Cara Membangunnya

Sebagai pembalasan, bank sentral membuka keran & menyuplai ekonomi dgn duit dgn keinginan meningkatkan investasi & lapangan kerja.

Sementara planning itu berhasil, itu meningkatkan lapangan kerja dlm jangka pendek, tetapi membuat efek jangka panjang. Inflasi dua digit terjadi pada 1980-an & lapangan kolaborasi-sama menderita.

Akibatnya, bank sentral berguru bahwa diharapkan pendekatan yg lebih seimbang – pendekatan yg berkonsentrasi pada beberapa tujuan dibandingkan dengan satu.

Fungsi Bank Sentral

1. Tarif dasar

Salah satu fungsi utama bank sentral yaitu pengaturan suku bunga. Juga diketahui selaku tingkat dasar, ini memutuskan tingkat yg mampu dipinjam oleh bank-bank komersial dr bank sentral. Pada gilirannya, bank komersial bereaksi dgn suku bunga yg lebih tinggi pada publik alasannya mereka mengeluarkan uang suku bunga yg lebih tinggi pada bank sentral.

Tarif dasar yakni fungsi yg memiliki kegunaan alasannya bertindak mirip ketukan. Dengan mengoptimalkan suku bunga, sumbangan dr bank sentral menjadi lebih mahal bagi organisasi komersial. Pada gilirannya, santunan pada bisnis & konsumen menjadi lebih mahal, sehingga meminimalisir sirkulasi uang.

Sebaliknya, penurunan tarif dasar digunakan untuk merangsang undangan. Karena utang menjadi lebih hemat biaya untuk didanai, bisnis & pelanggan menuntut lebih banyak, sehingga meningkatkan sirkulasi uang.

2. Operasi pasar terbuka

Operasi pasar terbuka hanya melibatkan bank sentral yg menciptakan uang & membeli aset keuangan dengannya. Belakangan ini, ia diberi nama ‘Quantitative Easing’.

Tujuannya ialah untuk mengambil aset ‘beracun’ mirip yg kita lihat di bawah pelonggaran kuantitatif, atau untuk berbelanja aset & membebaskan uang untuk diinvestasikan di kawasan lain.

Ketika bank sentral terlibat dlm operasi pasar terbuka, pertama-tama ia menciptakan uang tunai. Kemudian, membeli aset keuangan mirip obligasi pemerintah & gilt, & instrumen yang lain.

Uang tunai kemudian diteruskan ke forum keuangan tempat ia membelinya. Ini kemudian bertindak selaku duit baru ke dlm perekonomian.

Jadi bank sentral berbelanja utang pemerintah & tatkala pembayaran pemerintah termasuk bunga, laba ini tetap kembali ke pemerintah.

3. Persyaratan Cadangan

Bank sentral sering menggunakan tolok ukur cadangan untuk menambah & mengurangi jumlah uang beredar. Hal ini dilaksanakan dgn mengharuskan setiap bank untuk menyimpan kembali persentase tertentu dr setiap simpanan yg mereka ambil.

Misalnya, sebagian besar bank komersial hanya akan menyimpan 50 rupiah untuk setiap rupiah yg dimasukkan, & meminjamkan 95 rupiah yang lain.

Kaprikornus jikalau bank sentral ingin menaikkan persyaratan cadangan menjadi 10 persen, maka bank komersial mesti menyimpan 10 sen untuk setiap rupiah, & hanya meminjamkan 90 sen. Pada gilirannya itu mempunyai arti sedikit pemberian yg keluar, sehingga membatasi peredaran uang.

4. Cadangan devisa

Bank sentral biasanya akan memegang sejumlah besar mata uang internasional pada satu titik. Tujuannya yaitu untuk mampu menolong menstabilkan fluktuasi di pasar valuta abnormal.

Tugas & Wewenang Bank Sentral

1. Stabilitas Keuangan

Bank sentral sering bertindak selaku lender of last resort untuk menjaga stabilitas keuangan. Misalnya, sebagian besar bank komersial memerlukan bantuan jangka pendek semoga mereka mampu menyelaraskan aset & keharusan mereka.

  8 Kegiatan Ekonomi di Indonesia

Kadang-kadang, bank komersial mungkin harus mengeluarkan uang santunan ke forum keuangan lain, namun aset mereka terikat dlm pemberian jangka panjang & aset tak likuid lainnya. Akibatnya, mereka membutuhkan likuiditas jangka pendek untuk memenuhi kewajiban mereka, di situlah bank sentral berperan.

2. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi penting bagi bank sentral alasannya umumnya berarti lebih banyak pekerjaan & keadaan kehidupan yg lebih baik. Tatkala terjadi pertumbuhan ekonomi, kerap kali dikaitkan dgn kenaikan investasi bisnis, peningkatan lapangan kerja, & kenaikan ajakan.

Sekarang kemajuan ekonomi merupakan tujuan bagi bank sentral namun belum tentu yg utama. Mereka sering harus memikirkan pro & kontra, sebab mengendalikan inflasi & harga mungkin lebih bermanfaat daripada merangsang ekonomi.

Namun demikian, bank sentral akan sering berusaha menopang perekonomian jika mereka mampu melakukannya sambil pula menjaga stabilitas harga.

3. Stabilitas Nilai Tukar

Untuk satu atau lain alasan, suatu negara mungkin menghadapi kejutan mata uang di mana usul mata uangnya menurun dgn cepat. Ini mungkin alasannya output politik domestik atau krisis keuangan. Pada gilirannya, ini membuat ketidakstabilan di pasar, yg bank sentral ingin hindari.

Ketika nilai tukar turun drastis, bank sentral mungkin akan membeli mata duit domestik dr pasar pertukaran dlm upaya untuk meningkatkan ajakan & nilainya. Ini mampu menolong membuat stabilitas di pasar, yg dengan-cara signifikan mampu menghipnotis importir, rantai pasokan, & eksportir.

Dasar Hukum Bank Sentral

Sebagaimana hal yg terkait dgn pemerintah, Bank Sentralpun terikat dgn Undang-Undang, berikut dasar-dasar hukum Bank Sentral :

  1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1968 mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai bank sentral & mengakhiri statusnya selaku BNI Unit I.Melalui Undang-Undang No. 21 & 22 Tahun 1968, bank-bank lain yg melakukan merger dgn kebijakan single presence ditetapkan kembali menjadi bank milik negara yg berdiri sendiri.
  2. Bank Indonesia mengeluarkan paket kebijakan deregulasi perbankan yg dikenal dgn Paket Kebijakan 27 Oktober 1998 atau lebih dikenal dgn Pakto 88 atau Pakto 27.
  3. Bank Indonesia menemukan independensi bank sentral sesuai dgn Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 pula mengamanatkan satu tujuan untuk mencapai & memelihara stabilitas rupiah, sehingga meniadakan tujuan sebagai agen pembangunan.
  4. Pengesahan Bank Indonesia selaku bank sentral yg independen. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengesahkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 sebagai pergeseran atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 perihal Bank Indonesia.
  5. Dewan Perwakilan Rakyat (dewan perwakilan rakyat) mengesahkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengesahan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008, sebagai perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 perihal Bank Indonesia. 
  6. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengesahkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 perihal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yg mengalihkan fungsi pengawasan & pengaturan bank dr Bank Indonesia pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Contoh Bank Sentral

Kedudukan bank sentral di Indonesia sendiri dipegang Bank Indonesia (BI). Berikut ini peran pokok yg dijalankan  Bank Indonesia sebagai bank sentral.

  • Menetapkan serta menjalankan kebijakan moneter dgn mengontrol & mengendalikan jumlah duit yg beredar di pasaran.
  • Menjaga kelancaran pembayaran & produksi dgn cara mengeluarkan atau menawan uang yg beredar dgn mengendalikan suku bunga.
  Perbedaan Sistem Ekonomi Kapitalis Dan Sosialis

Kelebihan & Kekurangan Bank Sentral

Kekurangan Bank Sentral

  1. Mereka mampu menetapkan tingkat bunga (dan dgn demikian massa moneter di pasar) sama untuk semua negara yg tunduk pada mereka, sementara tak mesti semua ekonomi negara-negara tersebut mengembangkan tingkat kemajuan & tingkat inflasi yg sama.
  2. Suku bunga yg ditetapkan oleh bank sentral bahwasanya biasanya diatur untuk mengendalikan laju pertumbuhan ekonomi & tingkat inflasi yg menjaganya di antara nilai yg diharapkan, sehingga diturunkan tatkala perkembangan ekonomi & inflasi rendah atau negatif & sebaliknya.
  3. Tren ekonomi tertentu bisa benar di beberapa negara, sementara itu tak benar di beberapa negara lain yg termasuk dlm wilayah ekonomi yg diatur oleh bank sentral sehingga ekonomi yg berlainan akan memerlukan tingkat bunga yg berbeda untuk menjaga inflasi & tingkat kemajuan pada tingkat yg dikehendaki nilai-nilai.
  4. Penggunaan Operasi Pasar Terbuka: Sering kali, surat berguna yg dijual pemerintah pada penduduk & lembaga keuangan bukan untuk proyek pembangunan pemerintah, namun hanya untuk meminimalkan jumlah duit yg beredar & meminimalisir kapasitas tunjangan lembaga keuangan. Biaya penjualan sekuritas ini yg akan menganggur dibayar dgn uang pembayar pajak. Seperti rasio Cash-deposit, penggunaan operasi pasar terbuka membuat sektor riil kekurangan dana modal oleh forum keuangan.

Kelebihan Bank Sentral

  1. Bank Sentral mengendalikan & mengarahkan kegiatan bank biasa & lembaga keuangan yang lain membuat mereka sesuai dgn kebijakan ekonomi pemerintah & membantu dlm menjaga stabilitas moneter & mempercepat pembangunan ekonomi yg sungguh diperlukan. 
  2. Bank Sentral dr waktu ke waktu mengeluarkan aliran tentang perbankan, pasar uang & instrumen keuangan yang lain untuk menegaskan likuiditas di sektor keuangan & bahkan perekonomian, untuk melindungi deposan, investor dr praktik tajam bank uang simpanan, & lain-lain. Ini melindungi nasabah bank dr praktik forum keuangan yg tak sehat, curang & tak etis. Ini skakmat ekses forum keuangan. 
  3. Bank biasa yg memberikan laporan cadangan, transaksi & evaluasi risiko yaitu penting dlm menciptakan keyakinan di sektor keuangan ekonomi apapun.
  4. Penyelesaian antar bank: Sebagai penjaga cadangan kas bank biasa , bank sentral bertindak sebagai lembaga kliring/biro untuk bank-bank ini, & dapat dgn gampang menyelesaikan klaim & kontra klaim mereka satu sama lain. Tanpa bank sentral, bank umum & lembaga keuangan yang lain akan sangat sukar untuk menuntaskan jutaan transaksi yg dilakukan setiap hari oleh pemegang rekening. Kelancaran penggunaan Fintech dlm transaksi keuangan di era cashless ini dimungkinkan dgn solusi antar bank yg dikerjakan oleh bank sentral.
  5. Bank sentral memantau likuiditas bank-bank uang simpanan untuk melaksanakan lindung nilai kepada keruntuhannya. Bank sentral biasanya menetapkan basis modal minimum untuk bank komersial & forum keuangan yang lain, suatu langkah-langkah untuk menjaga supaya bank komersial tak gampang runtuh & untuk melindungi dana deposan.

Kesimpulan

Bank sentral telah digambarkan sebagai ” lender of last resort ,” yg mempunyai arti bertanggung jawab untuk menyediakan ekonomi negaranya dgn dana di saat bank komersial tidak mampu menutupi kekurangan pasokan. Dengan kata lain, bank sentral menghalangi metode perbankan negara dr kegagalan.

Namun, tujuan utama bank sentral adalah untuk menyediakan mata duit negara mereka dgn stabilitas harga dgn mengendalikan inflasi. Bank sentral pula bertindak sebagai otoritas pengatur kebijakan moneter sebuah negara dan merupakan satu-satunya penyedia & pencetak uang kertas & koin yg beredar.