Biaya Variabel : Pengertian-Karakteristik dan Contohnya

Pengertian Biaya Variabel

Biaya variabel yaitu biaya yg beraneka ragam dengan-cara proporsional dgn volume barang atau jasa yg dihasilkan bisnis. Dengan kata lain, mereka adalah ongkos yg beraneka ragam tergantung pada volume kegiatan. Biaya berkembangtatkala volume acara meningkat & menurun tatkala volume acara menurun.

Karakteristik Biaya Variabel

Biaya variabel mempunyai fitur-fitur berikut:

  • Dalam ongkos variabel, ongkos produk diputuskan cuma menurut biaya buatan variabel.
  • Di sini, overhead pabrik tetap dianggap sebagai biaya periode & dibebankan terhadap pemasukan pada periode terjadinya,
  • Karena
    overhead pabrik tetap tak tergolong dlm ongkos bikinan, biaya
    persediaan lebih kecil dibandingkan dgn biaya absorpsi.
  • Pendapatan operasi ongkos variabel berubah dgn penjualan, bukan dgn buatan.
  • Pendekatan Kontribusi diikuti dlm memilih laba bersih. Di
    sini, harga pokok penjualan variabel dikurangkan dr penjualan untuk
    menentukan C/M, & semua ongkos tetap dikurangkan dr C/M untuk
    memilih laba higienis.
  • Tidak
    perlu menyesuaikan di bawah atau di atas alokasi overhead pabrik tetap
    dalam biaya variabel alasannya adalah tak tergolong dlm ongkos bikinan.

Fungsi Biaya Variabel

Memiliki fungsi yg cukup penting alasannya adalah berkaitan pribadi dgn proses bikinan, akuntansi manajemen, & neraca lajur untuk pembukuan keuangan. Berikut ini beberapa fungsi dr biaya variabel.

1. Membantu dlm Pengendalian Biaya Perusahaan

Pihak manajemen atau perusahaan mampu memisahkan ongkos tetap dr laporan laba rugi & laporan keuangan lainnya. Dengan demikian, pihak manajemen mampu fokus pada sikap biaya tetap. 

2. Membantu dlm Pengambilan Keputusan Jangka Pendek

Pihak tata kelola perusahaan bisa menentukan pengambilan keputusan untuk jangka pendek. Sebagai contoh, jikalau ada pesanan khusus, maka harga sudah bisa ditentukan lebih awal dgn ongkos variabel.

  Pengertian, Ciri-ciri dan Contoh Pasar Monopolistik, Oligopoli dan Duopoli

Perusahaan & manajemen dapat mengukur kisaran ongkos yg dibutuhkan untuk memenuhi permintaan khusus tersebut.

3. Membantu dlm Perencanaan Penentuan Laba Jangka Pendek

Pihak manajemen memerlukan beberapa informasi mengenai biaya yg
telah dipisahkan menurut sikap & berdasarkan perubahan volume bikinan
untuk menentukan laba jangka pendek. Pihak tata kelola akan lebih mudah
mendapatkan informasi yg memiliki orientasi dlm pengambilan
keputusan jangka pendek. 

4. Memberi Batas Kontribusi Berguna

Pihak manajemen mampu mengetahui batas kontribusi yg berkhasiat untuk memilih rencana besarnya laba lewat analisis hubungan ongkos, volume, & keuntungan.

Selain itu, pihak manajemen mampu mengambil keputusan yg bijaksana. Pihak tata kelola akan lebih gampang dlm mengontrol keadaan operasional perusahaan yg sedang berjalan. 

5. Menetapkan Penilaian

Pihak manajemen dlm memutuskan evaluasi kepada efektivitas
bikinan barang yg sedang berlangsung. Selain itu, pihak manajemen
akan mudah melaksanakan pertanggungjawaban kepada departemen lainnya di
dalam perusahaan yg sama.

Manfaat Biaya Variabel

Perencanaan operasi

Biaya variabel dapat dgn gampang menyediakan data wacana biaya variabel & margin donasi, yg dibutuhkan tata kelola saban hari untuk membuat keputusan yg berhubungan dgn pesanan khusus, perluasan kapasitas, penghentian produksi, dll.

Analisis biaya-volume-keuntungan

Laporan
laba rugi menurut ongkos variabel menunjukkan data yg berkaitan
dengan “Margin kontribusi kotor”, “Margin bantuan”, & “Total ongkos
tetap”. Data ini dapat dgn mudah dipakai dlm analisis cvp.

Harga produk

Biaya variabel bikinan diperhitungkan pada ketika menetapkan harga jual untuk pesanan khusus. Penetapan biaya variabel mampu dgn mudah menyediakan data yg berhubungan dgn ongkos variabel produksi.

Keputusan tata kelola

Laporan laba rugi kalkulasi biaya variabel memungkinkan manajemen untuk melihat & memahami pengaruh biaya periode kepada keuntungan & memfasilitasi pengambilan keputusan yg lebih baik.

Kontrol tata kelola

Laporan
berdasarkan ongkos variabel jauh lebih efektif untuk pengendalian
tata kelola daripada yg didasarkan pada ongkos peresapan sebab;

  1. Laporan biaya variabel terkait dgn tujuan laba,
  2. Ini mampu menunjukkan tanggung jawab sesuai dgn garis organisasi.
  3. Pengendalian biaya
  Uang Komoditas : Pengertian-Sejarah serta Karakteristik

Pengendalian biaya menjadi lebih gampang karena hanya biaya produksi variabel yg diperhitungkan.

Perubahan keuntungan

Pendapatan higienis kalkulasi biaya variabel berganti dgn penjualan. Akibatnya, menjadi mudah dikenali berapa banyak keuntungan perhiasan yg akan diperoleh dr berapa banyak penjualan komplemen.

Contoh Biaya Variabel

Sebagai pola biaya variabel, mari kita asumsikan bahwa Inggris sedang mengalami resesi ekonomi. Dalam
skenario ini, perusahaan mungkin berharap bahwa ongkos variabel mereka
akan berkurang alasannya adalah berkurangnya ajakan konsumen.

Ini
berarti bahwa perusahaan mungkin perlu memangkas pekerjaan atau berbelanja
lebih minim bahan yg mereka pakai untuk membuat produk mereka.

Sebagai alternatif, kalau ketika ini ada periode perkembangan ekonomi, perusahaan mungkin menginginkan bikinan meningkat sebab ajakan yg meningkat. Akibatnya, suatu perusahaan perlu berbelanja lebih banyak materi & mungkin mempekerjakan lebih banyak pekerja untuk menciptakan produk mereka.

Karena itu, ongkos variabel akan meningkat seiring dgn kenaikan ajakan.

Dan berikut ini adalah beberapa contoh dr ongkos variabel :

  1. Bahan Fisik
  2. Peralatan Produksi
  3. Komisi penjualan
  4. Gaji Staf
  5. Biaya Kartu Kredit
  6. Mitra Pembayaran Online
  7. Biaya Pengemasan & Pengiriman

Rumus Biaya Variabel

Di bawah biaya variabel, biaya produksi akan menjadi sebagai berikut:

Harga Pokok Produksi = Bahan Langsung + Tenaga Kerja Langsung + Beban Langsung + Overhead Pabrik Variabel.

Di bawah ongkos variabel, cuma ongkos produksi yg bermacam-macam dgn output yg diperlakukan selaku ongkos produk. Ini biasanya mencakup bahan langsung, tenaga kerja langsung, & bagian variabel dr overhead pabrik.

Overhead manufaktur tetap tak diperlakukan sebagai ongkos produk dlm metode ini .

Sebaliknya,
overhead manufaktur tetap diperlakukan selaku biaya periode, dan,
mirip biaya penjualan & administrasi, dibebankan dengan-cara keseluruhan
setiap periode.

Akibatnya, harga pokok satu unit produk dlm persediaan atau harga pokok penjualan dgn metode kalkulasi ongkos variabel tak mengandung biaya overhead pabrik tetap .

Biaya variabel adakala disebut selaku biaya langsung atau biaya marjinal.

Untuk menjumlah ongkos variabel, kalikan biaya untuk menciptakan satu unit produk dgn jumlah total produk yg dibentuk. Rumus terlihat seperti ini:

Total Biaya Variabel = Biaya Per Unit x Jumlah Total Unit.

  Thorstein Veblen : Pemikiran Konsumsi Masyarakat Serta Perkembangan Hubungan Industrial

Contoh Soal Biaya Variabel

Contoh 1 :

PT. Abadi memproduksi & menjual alat tenun dr materi kayu. Adapun data operasional sbb :

Harga jual per unit = Rp 500.000

Biaya bikinan :
– Biaya variabel per unit :
Bahan langsung Rp 110.000
Tenaga kerja eksklusif Rp 60.000
Overhead pabrik variabel Rp 30.000
– Biaya tetap per tahun Rp 12.000.000

Persediaan barang jadi :
– Unit persediaan awal 0
– Unit yg diproduksi 100 unit
– Unit yg terjual 80 unit
Biaya penjualan tetap selama satu tahun Rp 7.000.000
Biaya penjualan variabel per unit Rp 50.000 x 80 unit = Rp 4.000.000

Dari data di atas, maka hitunglah HPP memakai variable costing & suguhkan dlm laporan keuntungan rugi!

Jawab :
Biaya bikinan berdasarkan direct costing/variable costing :
= materi eksklusif + tenaga kerja eksklusif + overhead pabrik variabel
= Rp 110.000 + Rp 60.000 + Rp 30.000 = Rp 200.000

Laporan keuntungan rugi menurut direct/variable costing :

Penjualan (80 x 500.000) Rp 40.000.000

Biaya variabel :

Harga pokok produksi (80×200.000) Rp 16.000.000
Beban adm & penjualan (80×50.000) Rp 4.000.000
Total ongkos variabel (Rp 20.000.000)
Margin bantuan Rp 20.000.000

Biaya tetap :

Overhead pabrik tetap Rp 12.000.000
Beban adm & penjualan Rp 7.000.000
Total ongkos tetap Rp 19.000.000
Laba Netto Rp 1.000.000

Selisih laba netto antara full costing & variable costing :

: 3.400.000 – 1.000.000 = Rp 2.400.000

Berasal dr saldo akhir sejumlah 20 unit dgn perbedaan harga pokok antara full costing dgn variable costing :

: (320.000-200.000) x 20 = 2.400.000

Contoh 2

Pada sebuah bus memiliki pemakaian bensin & oli yg dihitung sebagai jarak tempuh, tetapi harga per liter bensin & oli tetap & tak menghipnotis jarak tempuhnya. Adapun misalnya yaitu:

Harga pertamax plus Rp15.000 per liter, satu liter pertamax plus
mampu menempuh 30 km. bagaimana mengkalkulasikan variable cost per unitnya?

Seperti masalah di atas bahwa perkiraan ongkos pertamax plus per 1 km sebesar Rp15.000/30 km = Rp500,-.

Total Biaya Pertamax Plus = Biaya Per Liter Pertamax Plus x Jarak Tempuh

Kesimpulan

Biaya Variabel sungguh diperlukan sebab mampu menjumlah seberapa besar ongkos yg dimiliki apakah pengeluaran ananda tetap atau tidak. Karena itulah betapa pentingnya membedakan biaya tetap & ongkos variabel, sehingga bisnis tak melaksanakan salah perhitungan ataupun kerugian.

Oleh sebab itu besaran ongkos variabel yg dikeluarkan perusahaan tergantung pada volume buatan yg dijalankan oleh si perusahaan, apabila acara bikinan tinggi maka tinggi pula ongkos variabel, kalau rendah maka biayanya turun.

Contoh ongkos variabel yg dikeluarkan perusahaan guna membeli kemasaan, materi baku untuk produk, & biaya operasional yang lain.