Binatang Bunglon, Di Balik Karakteristik Orang Batak Silaban Abad 21

Kemajuan pengetahun sosial ekonomi telah melibatkan aneka macam suku di setempat, Pontianak seorang perompak kapal, & pendidik atau dosen, & guru serta dokter (makan orang). Hal ini terperinci bagaimana masing-masing keluarga mereka berevolusi seperti hewan bunglon diletakkan pada sebuah kendaraan 2010-2021.

Binatang Bunglon akan senantiasa berubah warna, dimana mereka berada terang bagaimana mereka hidup dgn kitab, & pergantian ekonomi politik, hal ini sebagai jalan akan kegelapan & cahaya mereka selama hidup berbudaya & agama 2011.

Sebut saja, dr tata cara kehidupan beragama mereka sebagai Nasrani & Islam, & hal ini terperinci bagaimana kemudian pembangunan ekonomi menyebabkan mereka hidup di Kalimantan, dgn kebiadaban mirip insan yg hendak dimengerti dlm masalah suku Batak di Kalimantan Barat, Siregar – Tionghoa, Pontianak Indonesia. 

Pada masa Presiden Jokowi ke 7, kebiadaban itu tersembunyi karakteristik mereka yg jelek, serta pendidikan & nilai agama yg tak baik, hasil evolusi mereka selaku insan. Kendaraan yg dikenakan tampak dr hasil yg diperoleh dr kelancangan budaya melayu di Kalimantan. 

Pertemuan budaya, hendak dimengerti dgn baik bagaimana insan itu hidup & beragama dgn baik di masyarakat & dilingkungan pendidikan. Berbagai pandangan budaya & agama di Indonesia, terang bagaimana mereka hidup dgn cara binatang, untuk karakteristik mereka, begitu juga status sosial yg didapatkan.

Hal ini dapat ditemui bagaimana mereka berevolusi & menerima hasil tata cara produksi mereka dr metode ekonomi politik, pajak di penduduk , serta hasil pembendaharaan mulut anggun itu, serta seksualitas orang Jawa, Marpaung terang bagaimana dinamika politik berlangsung dgn rasa kemaluaan itu yg baik di masyarakat.

  Bagaimanakah Peran Keluarga Dalam Proses Sosialisasi

Dengan adanya dilema dgn identitas diri antara Orang jawa & Orang batak, maka mereka hidup dgn status sosial yg dipunyai sebagai habitatnya sebelumnya Orang Batak, makan orang jelas bagaimana mereka hidup dgn metode budaya yg mereka terima di banyak sekali kawasan di Indonesia.

Cara mereka hidup, tiada kata dgn seksualitas guna menjadi catatan bagaimana tata cara ekonomi mereka peroleh selama di Kalimantan Barat, dgn ketiadaan & taat akan Tuhan, serta lainnya dr hasil konflik sosial yg dibuat, terperinci menjadi catatan  bagian dr tata cara budaya & peradaban pembangunan para suku Batak Sihombing & Jawa serta Dayak – Tionghoa di Kalimantan Barat.