close

Biografi Samanhudi

Samanhudi atau Kyai Haji Samanhudi yakni salah seorang tokoh agamis yg menjadi pendiri sarekat dagang Islam.

Kelahiran Samanhudi

Samanhudi memiliki bapak yg berjulukan Haji Muhammad Zen, dia merupakan seseorang pebisnis batik di Lawiyan, Surakarta, ia dilahirkan di Karanganyar, Daerah Kesultanan, Surakarta & pada tahun 1868 lahirlah Kyai Samanhudi.

Pendidikan awal Samanhudi merupakan mengaji Al-Quran, & setelah itu melanjutkan belajar agama dr Kiyai Jejorno. Beliau masuk Sekolah Rakyat Volks School pada era penjajahan di Surakarta, sehabis itu melanjutkan ke HIS( Hollansch Indische School), sekolah dasar dgn bahasa pengantar Belanda di Madiun.

K. H. Samanhudi sangat bersahabat dgn guru- gurunya, paling utama dgn K. H. Zainil Mustafa, yg dgn berani memberontak pada Jepang serta terkenal dgn kejadian pemberontakan Singaparna. Jiwa santri begitu menempel kepadanya, serta nanti memberi warna corak organisasi perjuangan yg ia dirikan

Masa Remaja & Dewasa Samanhudi

Tidak cuma bersungguh-sungguh belajar, Samanhudi pula mengisi waktu luangnya dgn melakukan pekerjaan . Kedua acara itu sudah dikerjakannya semenjak tamat Sekolah Bawah.

Salah satu kegiatannya merupakan berjualan, paling utama batik. Jiwa jualan memanglah sudah terdapat di dlm dirinya semenjak usang. Usaha batiknya berkembang elok dgn ratusan pegawai. Keuntungan rata- rata 800 gulden per hari.

Selaku perbandingan, waktu itu pendapatan seseorang bupati 1. 000 gulden per bulan. Tahun 1904 Meter, K. H. Samanhudi melaksanakan ibadah haji.

Nama kecil Samanhudi merupakan Supandi Wiryowikoro, kemudian berganti menjadi Haji Samanhudi secepatnya sehabis Beliau menunaikan ibadah Haji ke Makkah pada tahun 1904. Ibadah Haji bukan cuma mengganti namanya, namun pula merubah jalur hidupnya, dr usahawan batik kaya menjadi seorang aktivis Islam, yaitu seorang pioner kebangkitan Pergerakan Islam di Indonesia.

  Sejarah Museum Etnobotani Bogor Paling Komplet

Usaha batik yg ditekuni oleh Samanhudi, bermula dr magang dlm industri keluarga hingga ia berumur 19 tahun, untuk seterusnya dia bisa berdiri sendiri menjalankan usaha batik tersebut.

Di umur yg masih terbilang muda dikabarkan bahwa ia menetapkan untuk menikah, setelah menikah pada tahun 1888 ia membuka industri batik & industri tersebut tak lama secepatnya bertumbuh dgn pesat.

Di tahun 1900an, cabang industri batik kepunyaan Samanhudi sudah tersebar di banyak kota, yakni : Tulungagung, Bandung, Purwokerto, Surabaya, Banyuwangi Parakan. Di Solo, pabrik batik kepunyaan ia mempekerjakan kurang lebih 200 orang, pada dikala itu kala di Solo ia terkategori selaku orang kaya.

Peran & Perjuangan Samanhudi

Sekembalinya dr menunaikan Haji & menyadari akan betapa jahatnya para penjajah yg tengah menjajah tanah air dikala itu. Kondisi negara yg memprihatinkan, membuatnya ingin menolong para pejuang salah satunya dgn membuat lapangan kerja & menolong perekonomian bangsa, dgn cara membangun lebih banyak pabrik batik miliknya.

Tidak hanya itu, hal lain yg dilakukannya adalah mendirikan Sarekat Dagang Islam. SDI yg didirikan pada tahun 1905, tak cuma badan perniagaan yg ditujukan untuk mengeruk laba saja.

SDI atau Sarekat Dagang Islam pula ditujukan selaku wadah untuk menghadapi diskriminasi perniagaan yg dilakukan oleh kaum penjajah Belanda. Diskriminasi yg dilakukan yakni salah satunya memperbolehkan pihak abnormal yakni Cina untuk berdagang, namun bangsa Indonesia sendiri tak diperbolehkan untuk berdagang.

Tujuan yang lain yg ingin diwujudkan oleh Kyai Samanhudi ialah mengangkat martabat para Muslim yg sengsara akhir penjajahan yg dilakukan oleh Belanda. Oleh karena itulah, Organisasi sarekat Dagang Islam gampang memperoleh daerah di hati masyarakt Indonesia, khusunya di Jawa yg lebih banyak didominasi yakni Muslim.

  5 Ciri Zaman Neozoikum Paling Lengkap Dengan Penjelasannya

Semuanya disebabkan & ditunjang oleh adanya beberapa faktor berikut :

  1. Menjadikan Islam & ajarannya sebagai taktik usaha menghidupkan semangat jiwa Islam (Iman) yg telah lama tertidur akhir penjajahan. “al-Islamu ya’lu wala yu’la ‘alaihi”, (ilmu, fatwa Islam (Iman) itu tinggi tak ada yg mengatasinya).
  2. Ide kesadaran berorganisasi lahir dr pendirinya sendiri, seorang haji, usahawan Muslim yg berhasil (berjaya).
  3. Pendanaan permulaan yg berasal dr kantong pribadi ketua, pengusaha berhasil di zamannya.
  4. Kain batik & sarung merupakan komoditi penduduk Muslim Nusantara di kota-kota hingga ke pedesaan & di komunitas institusi pendidikan.
  5. Menggunakan jaringan perniagaan ia, yg memang sudah mapan di banyak sekali kota seluruh Pulau Jawa: Solo, Surabaya, Semarang, Bandung, & Batavia (Jakarta).
  6. Memiliki buruh pabrik (karyawan) batik & kolega (rekan) dagang bertaraf internasional dr bangsa Arab, Muslim India, Cina & Muslim pribumi Nusantara.
  7. Mempunyai alat media komunikasi yg efektif sejak sebelum berdirinya SDI, yaitu buletin Taman Pewarta (1902-1915).

Setelah Indonesia merdeka, diapun mendirikan Barisan Pemberontak Indonesia Cabang Solo. Hal tersebut bertujuan guna mengalami ancaman serbuan Belanda.

Dia mendirikan pula Gerakan Persatuan Pancasila. Pada waktu Belanda melancarkan aksi aksi militer kedua, ia membentuk laskar yg berjulukan Gerakan Kesatuan Alap- Alap yg diperintahkan guna menawarkan perlengkapan paling utama bahan makan buat prajurit yg lagi bertempur.

Akhir Hidup Samanhudi

K. H. Samanhudi meninggal pada 28 Desember 1956 Meter di Klaten. Untuk mengingat jasa- jasanya terhadap Tanah Air, ia dimasukkan ke dlm catatan daftar Pahlawan Pergerakan Nasional. Serta nama K. H. Samanhudi diabadikan selaku nama jalur di kampong Laweyan, Surakarta.

Kesimpulan

Samanhudi atau K.H Samanhudi seorang tokoh agamis yg dijadikan salah satu Pahlawan Nasional ini lahir di Laweyan-Surakarta pada tahun 1868. Beliau yakni sosok yg sangat mengharapkan kesamaan derajat dgn pedagang abnormal Tionghoa yg saat itu tengah memonopoli perdagangan Indonesia.

  Kerajaan Aceh

Belanda-lah yg memutuskan untuk melakukan pembiaran terhadap diskriminasi tersebut. Maka dr itu Kyai Haji Samanhudi merealisasikan biar pedagang Indonesia khususnya warga muslim agar setara dgn pedagang Tionghoa.

Ia sendiri merupakan pebisnis muda batik sukses yg pabriknya ada dimana-mana. Dan hal ini jugalah yg menjadi pujian para warga Indonesia, khususnya warga muslim.

Beliau wafat pada tanggal 28 Desember 1956 karena ditembak oleh penjajah Belanda.