Budaya Politik, Massa Pada Peradaban Perkotaan Pontianak 1990 – 2000

Peradaban manusia atau hewan di Pontianak, yg melaju ke Jakarta misalnya dr hasil ekonomi politik, seksualitas, & mata pencaharian yg menjelaskan bagaimana urbanisasi perkotaan tinggal dlm kehidupan sosial mereka di penduduk sampai dikala ini.

Pada tahun 2008 tatkala naiknya elit politik, maka ekonomi politik, pada agama (Katolik – Budha – Protestan di Indonesia) berjalan dgn baik, tentunya pada sandang, pangan & papan dlm hal ini menjelaskan bagaimana peradaban perkotaan muncul & tumbuh berdasarkan hasil dr ekonomi setempat, masyarakat Indonesia.

Hal ini menjelaskan bahawa peradaban penduduk yg tak lekat dr budaya Desa yg menjijikan itu setidaknya, yg berkembang pada kelas sosial kebawah, mirip buruh kapal, ajun rumah tangga, pedagang, petani & lainnya menerangkan bagaimana mereka hidup di Pontianak pada masyarakat setempat, setidaknya menjadi identitas budaya mereka yg tak miliki moralitas & etika tatkala berurbanisasi.

Ketika hal ini menjelaskan bagaimana evaluasi kepada pembangunan insan yg begitu kolot itu, hasil dr sumber daya manusia di Indonesia, PDI Perjuangan itu berdasarkan golongan, organsiasi, & etnik di Pontianak. 

Memang mereka itu hidup menjijikan, & tidaknya moralitas & etika dlm kehidupan sosial mereka di penduduk , pada seksualitas pun dipakai pada tahun 2011 – 2019, di Pontianak, tak ada moral & etika serta logika sehat.

Tetapi, dlm hal ini kerap kali mereka ingin masuk dlm kelas sosial keatas misalnya, dgn peraih pendidikan mereka di masyarakat, & di daerah kerja, serta lingkungan pergaulan. Maka, akal sehat dengan-cara psikologis itu penting dlm menyaksikan banyak sekali dilema sosial di penduduk sampai ketika ini pada tahun 2000 – 2008 di Pontianak.

Ketika hal itu juga, dapat dijelaskan sejauh mana etika & moralitas mereka di penduduk , & apa yg dikontribusikan masyarakat Jawa – Batak – Tionghoa di Pontianak, hingga ketika ini. Hal ini menerangkan dgn kata bahwa mereka hidup tanpa batas-batas, serta etika & moralitas di Pontianak – Jakarta.

Hasil asimilasi budaya & agama menerangkan bagaimana mereka hidup & tinggal berdasarkan aktivitas & ekonomi politik mereka, yg tak mempunyai malu sebelumnya di Pontianak. Hasil dr pertarungan politik, & perebutan perkotaan oleh PDI Perjuangan, yg memang berasal dr kehidupan budaya & moralitas mereka di Jakarta sebelumnya.

Budaya masa kemudian, menjadi identitas budaya masyarakat adat di Indonesia menjadi gambaran terhadap peradaban manusia pada pembangunan di Pontianak, & di Jakarta. Hal ini menjelaskan bahwa kecurangan, ketidaksenangan orang Tionghoa – Batak – Jawa, & Dayak. 

Tampak pada setiap acara, & pekerjaan yg semestinya bukan menjadi miliki mereka itu. Misalnya budaya makan orang Dayak 0 Batak, namun melakukan pekerjaan di medis contohnya itu, kek sok tahu benar ilmu medis, & lainnya.

Kemudian, urbansiasi, migrasi & lainnya guna mendapatkan tempat yg tenteram,dan honor tinggi misalnya nah, dengan-cara kolektif, menciptakan rencana jahat, konflik sosial, etnik, & diberbagai lingkungan tempat tinggal, pekerjaan, & rumah ibadah misalnya di Pontianak ini, pada faktor agama.

Pengalaman, yg menawan tatkala bekerja, & lainya menjelaskan situasi kehidupan sosial di masyarakat dlm hal ini terbentuk tak ada budaya malu, pada metode sosial mereka dengan-cara budaya & agama, tergolong orang Tionghoa disini 1990 – 2000.