Burung Fanjah datang dan menemukan anaknya yang dianiaya,

lalu ia menjerit & murung, kemudian mengatakan, “Sangat jahat para raja yg tak bisa menjaga perjanjiannya dgn baik, & tak memiliki kesetiaan. Benar-benar celaka bagi orang yg diuji dgn persahabatan dgn para raja yg tak memiliki harga diri & kesetiaan dgn janji, di mana mereka tak memiliki rasa cinta pada semua orang. Mereka tidak ingin memuliakannya kecuali bila punya kepentingan & ketamakan kepada faedah yg menguntungkannya, atau sebab mereka memerlukan ilmu yg dimilikinya, kemudian mereka gres mau memuliakannya. Tapi tatkala sudah menerima apa yg dibutuhkannya, mereka tak bakal lagi memiliki rasa cinta kasih & persaudaraan. Mereka tak memiliki lagi kebaikan & maaf kepada kesalahan sehingga sehingga mereka tak bakal tahu kebenaran. Mereka ialah orang-orang yg perkaranya selalu didasarkan atas pamer (riya’) & kezaliman. Mereka senantiasa meremehkan dosa-dosa besar yg sudah mereka kerjakan, & menilai besar kasus remeh yg berlawanan dgn kesenangan nafsunya.

Isi kisah rakyat tersebut yg sesuai dgn kehidupan ketika ini yakni
Seorang pemimpin yg ingkar akad pada rakyatnya.
Pembahasan:
Hikayat tersebut mengisahkan tokoh Burung Fanjah yg merasa dikhianati oleh tokoh Raja. Tokoh Raja menjanjikan cinta kasih & persaudaraan. Akan namun, pada kenyataannya, tokoh Raja justru menyakiti anak tokoh Burung Fanjah. Kemudian, tokoh Burung Fanjah berkata bahwa tokoh Raja sudah mengkhianati perjanjian. Cerita ini sesuai dgn kehidupan dikala ini yakni banyak pemimpin yg mengkhianati janjinya dikala berkuasa.
  Jamil : Aku mau pindah dari sini