Banyaknya piutang perusahaan meskipun menjadi aset, namun tetap dapat memusingkan. Selain itu, adanya piutang yg terlalu banyak pula bisa menyebabkan terganggunya aktivitas usaha perusahaan tersebut.
Untuk menghindarinya, perusahaan dapat membuat tak tertagih yg dapat membantu supaya keuangan berjalan lancar. Selain itu, pembuatan cadangan jurnal cadangan kerugian piutang tersebut pula bisa membantu perusahaan dlm menentukan keputusan yg strategis.
Daftar Isi Artikel
Pengertian Cadangan Kerugian Piutang
Kerugian piutang dapat didefinisikan sebagai kerugian yg muncul sebagai akibat dr adanya prinsip pencatatan piutang, pada laporan keuangan hanya berupa besarnya jumlah piutang yg diharapkan bisa dilakukan penagihan.
Jadi, dlm rangka menangani kerugian piutang tersebut, perusahaan perlu menetapkan & melakukan cadangan terhadap piutang tak tertagih yg disebut dgn cadangan kerugian piutang tak tertagih.
Untuk menyajikan cadangan piutang tak tertagih tersebut dlm laporan neraca dengan-cara periodik, dapat dilakukan dgn menentukan selisih antara jumlah semua piutang dgn prediksi jumlah piutang tak tertagih, atau dgn rumus:
Jumlah keseluruhan piutang – Prediksi jumlah piutang tak tertagih
Nantinya jumlah kerugian piutang tak tertagih yg sudah dihitung tersebut akan ditaksir di akhir periode yg kemudian akan dibebankan ke periode laporan terkait.
Sebenarnya ada cara mudah yg bisa dilakukan untuk mencegah adanya piutang tak tertagih, yakni:
- Rajin Menagih
Penagihan utang dapat dilakukan pada saat mendekati tanggal jatuh tempo. Tak hanya dengan-cara langsung, penagihan pula dapat disampaikan melalui email maupun surat pemberitahuan.
- Denda atau Diskon
Denda dapat diberikan jika utang tak dibayarkan saat jatuh tempo atau melewati tanggalnya. Sedangkan diskon dapat diberikan saat utang dibayarkan sebelum jatuh tempo.
- Blacklist
Blacklist dapat dilakukan jika kreditur terlalu sering menunda pembayaran.
Metode Cadangan Kerugian Piutang
Jika piutang memiliki nominal yg terlalu besar, maka metode cadangan dapat digunakan. Pada jurnal penyesuaian, perusahaan akan mencatat estimasi kerugian dgn cara melakukan kredit kerugian piutang serta melakukan debit cadangan kerugian piutang.
Cara mencatat jurnal untuk melakukan estimasi kerugian piutang tak tertagih dilakukan dgn cara berikut ini:
Cadangan kerugian piutang (debet) : xxx
Beban cadangan kerugian piutang (kredit) : xxx
Ketika seorang kreditur tak mampu membayar utang pada perusahaan, maka penghapusan piutang dapat dilakukan. Untuk membuat jurnal penghapusan piutang dapat dilakukan dgn cara:
Cadangan kerugian piutang : xxx
Piutang : xxx
Namun, jika ternyata kemudian kreditur tersebut dapat melakukan pelunasan terhadap utangnya pada perusahaan, maka cadangan kerugian piutang perlu dibuat jurnal kembali, dgn cara:
Piutang : xxx
Cadangan kerugian piutang : xxx
Jika kreditur melakukan pelunasan utang dgn pembayaran dengan-cara tunai, jurnal perlu dicatat dgn cara:
Kas : xxx
Piutang : xxx
Untuk menentukan estimasi piutang tak tertagih, ada beberapa metode yg dapat digunakan, yakni dr jumlah penjualan serta saldo piutang. Agar lebih lengkapnya, simak ulasan mengenai metode cadangan piutang dr jumlah penjualan serta metode cadangan piutang berdasarkan saldo piutang.
1. Jumlah Penjualan
Metode penghitungan dgn jumlah penjualan dapat dilakukan apabila pencatatan kerugian piutang dihubungkan dgn proses mengukur keuntungan atau laba, maupun pencadangan kerugian piutang yg dilaporkan pada laporan laba rugi.
Jumlah penjualan merupakan selisih antara pendekatan pendapatan & biayanya. Dengan cara ini, presentasi tertentu akan dikalikan dgn jumlah penjualan pada suatu periode terkait.
Untuk memperoleh besaran presentasi tersebut dapat dilakukan dgn menghitung perbandingan yg dihapus dgn jumlah penjualan pada tahun sebelumnya. Setelah itu, perhitungan tersebut dapat disesuaikan dgn keadaan tahun yg akan dilaporkan.
Karena banyaknya kerugian piutang banyak disebabkan oleh penjualan kredit, penjualan kredit tersebut dapat dijadikan bahan hitungan untuk kerugian piutang.
Agar persentase kerugian piutang lebih praktis, dasar penghitungan kerugian piutang dapat dihitung dgn jumlah penjualan pada periode terkait, karena terdapat penjualan kredit & tunai.
Contoh:
Di dlm buku besar PT Bangun Tidur tertanggal 31 Desember 2019 terdapat akun dgn rincian:
Piutang dagang = Rp300.000.000,00
Cadangan kerugian piutang = Rp3.000.000,00
Penjualan = Rp2.000.000.000,00
Estimasi kerugian = 0,5% dr penjualan
Berapakah kerugian piutang berdasarkan data di atas?
Jawab:
Persentase estimasi kerugian yg ditetapkan x jumlah penjualan
= 0,5% x Rp2.000.000.000,00
= Rp10.000.000,00
Maka, jurnal yg harus dibuat yakni:
Beban kerugian piutang (debet) : Rp10.000.000,00
Cadangan kerugian piutang (kredit) : Rp10.000.000,00
Prediksi atau taksiran kerugian piutang yg telah didapatkan selanjutnya, akan dibebankan pada rekening kerugian piutang yg kreditnya merupakan rekening cadangan kerugian piutang tak dapat ditagih.
Saldo Piutang
Cara yg kedua adalah dgn perhitungan berdasarkan saldo piutang, yakni penyisihan piutang tak tertagih dgn cara:
- Menaikkannya hingga persentase tertentu dr saldo piutang.
- Menghitungnya berdasarkan analisis umur piutang.
- Menambahkannya dgn persentase tertentu dr saldo piutang.
Metode yg satu ini dapat digunakan apabila jumlah kerugian piutang yg terjadi cukup besar. Untuk menggunakan metode ini, ada beberapa hal yg perlu diperhatikan, yakni:
- Penentuan jumlah kerugian piutang tak tertagih dilakukan melalui taksiran, serta perbandingan dgn penjualan saat periode akuntansi serupa & periode penjualan terjadi.
- Penetapan jumlah estimasi kerugian piutang dilakukan berdasarkan jumlah saldo piutang dagang di akhir periode, yg kemudian dikalikan dgn persentase tertentu dgn tak memperhatikan periode piutang terjadi.
- Pencatatan kerugian piutang yg terjadi dengan-cara riil dilakukan dgn cara melakukan debet rekening kerugian piutang, serta melakukan kredit rekening cadangan kerugian piutang.
- Estimasi jumlah piutang yg dicatat dgn melakukan debet rekening kerugian piutang serta melakukan kredit rekening cadangan kerugian piutang, maka tak akan bisa diterima.
Contoh:
Di dlm buku besar PT Bangun Tidur tertanggal 31 Desember 2018 terdapat akun dgn rincian:
Piutang dagang = Rp300.000.000,00
Cadangan kerugian piutang = Rp4.000.000,00
Estimasi kerugian = 2% dr saldo piutang 31 Desember 2018.
Berapa kerugian piutang berdasarkan rincian tersebut?
Jawab:
Estimasi kerugian piutang:
Presentasi estimasi kerugian x piutang dagang
= 2% x Rp300.000.000,00
= Rp6.000.000,00
Jadi, beban kerugian piutang di tahun 2018 adalah:
Estimasi kerugian piutang – cadangan kerugian piutang
= Rp6.000.000,00 – Rp4.000.000,00
= Rp2.000.000,00
Maka pencatatan jurnal tertanggal 31 Desember 2018 adalah:
Beban kerugian piutang (debet) : Rp2.000.000,00
Cadangan kerugian piutang (kredit) : Rp2.000.000,00
Beberapa penjelasan singkat mengenai cadangan kerugian piutang di atas dapat dimanfaatkan sebagai pengetahuan, terutama bagi karyawan yg bekerja di bidang terkait. Pasalnya, dlm perusahaan pasti aka nada cadangan kerugian piutang.