Candi Sukuh: Ciri – Fungsi dan Reliefnya

Memang tak akan ada habisnya membahas peninggalan dr Kerajaan Besar Majapahit. Kali ini, kita akan membahas mengenai peninggalan Kerajaan ini yg ada di Jawa Tengah. Peninggalan itu yaitu Candi Sukuh.

Apa itu Candi Sukuh & bagaimana sejarah berdirinya dr Candi ini? Selengkapnya akan dibahas berikut ini.

Mengenal Candi Sukuh

candi sukuh

Candi Sukuh berada di daerah lereng barat Gunung Lawu, Dusun Sukuh, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karang Anyar. Candi ini merupakan candi peninggalan dr agama hindu. Desain pada candi ini memiliki perbedaan kalau dibandingkan dgn Candi Hindu kebanyakan. Bahkan rancangan pengerjaan pada candi ini dianggap menyimpan dr pembangunan bangunan suci agama Hindu.

Berdasarkan pedoman, semestinya, suatu candi berupa bujur sangkar & tempat paling sucinya berada di tengah. Sementara itu, pada desain pada Candi Sukuh ini tak demikian. Hal ini diduga alasannya pada masa pengerjaan candi ini, pengaruh Hindu di Jawa mulai memudar.

Seiring dgn pemudaran pengaruh Hinduisme, kebudayan megalitikum kembali hidup. Hal ini dapat dilihat dr arsitektur pada Candi ini yg memiliki teras berundak Bangunan berundak merupakan salah satu ciri khas dr zaman megalitikum.

Selain itu, ciri khas lainnya yakni penempatan bangunan paling suci yakni di cuilan belakang dgn posisi paling tinggi dr pada bangunan lain. Hal ini tentu berbeda dgn ciri khas bangunan suci masa Hindu, di mana tempat sucinya ditaruh di tengah.

Ciri-ciri Candi Sukuh

Secara lazim, candi Sukuh ini memiliki 3 teras. Di mana masing-masing terasnya memiliki keunikan & ciri tersendiri. Adapun penjelasan mengenai ketiganya ialah selaku berikut.

  • Teras Pertama
    Luas pada pelataran teras pertama ini tak begitu luas. Hal ini dikarenakan terdapat susunan batu yg membentuk jalan menuju gapura teras kedua. Pada belahan utara teras pertama terdapat 3 buah panel watu berjajar. Pada panel pertama, terdapat pahatan seorang laki-laki yg sedang menunggangi kuda & didampingi dgn pasukan yg dilengkapi senjata tombak. Sementara itu, di sampingnya ada seorang yg memayunginya. Sedangkan pada panel kedua, ada pahatan sepasang lembu. Terakhir, pada panel ketiga, terdapat pahatan seseorang yg sedang menaiki gajah.
  • Teras Kedua
    Pada belahan belakang teras ini terdapat gerbang mirip gapura besar. Gerbang ini mengapit tangga yg mengarah pada pelataran teras kedua. Pada teras kedua ini tak ditemukan pahatan mirip pada teras pertama. Sama seperi teras pertama, teras kedua pula tak terlalu luas & tak terdapat arca serta relief.
  • Teras Ketiga
    Letak teras ketiga ini paling tinggi jika dibandingkan dgn teras pertama & trras kedua. Hal ini dikarenakan cuilan ini menjadi tempat paling suci. Pada pelataran teras ketiga ini terdapat dua sisi yakni selatan & utara. Terdapat pula jalan kerikil yg mengarah ke bangunan suci yg ada di belahan belakang. Pada pelataran ketiga ini terdapat banyak arca serta gambar panel batu. Pada potongan depan tepatnya di sebelah utara, terdapat 3 arca insan bersayap dgn kepala garuda dgn posisi berdiri & membentangkan sayapnya. Sayangnya, dr ketiga arca ini, hanya satu arca yg dlm kondisi utuh.
  15 Alat Pada Insan Zaman Batu Beserta Penjelasannya

Sejarah Candi Sukuh

Candi yg berada di lereng kaki Gunung Lawu ini, didapatkan oleh seorang arkeolog pada masa Gubernur Rafles tahun 1815. Diperkirakan, Candi Sukuh didirikan pada kurun ke 15 Masehi dikala masa Pemerintahan Suhita, Raja Majapahit sekitar tahun 1429-1446. Candi ini diberikan julukan The Last Temple. Hal ini dikarenakan candi ini menjadi peninggalan terakhir umat Hindu pada masa Kerajaan Majapahit.

Mulanya, keberadaan Candi Sukuh menuai kontroversi alasannya beberapa arcanya menggambarkan alat reproduksi seperti relief yg menggambarkan phallus yg berhadapan dgn vagina. Meskipun terlihat vulgar, namun relief ini memiliki makna yakni sebagai lambang kesuburan.

Secara arsitektur, candi ini mempunyai keunikan yakni berbentuk trapesium. Bentuk bangunan yg mirip itu mengingatkan pada peninggalan dr suku Maya. Menurut para mahir, candi ini dibangun dgn maksud untuk menghalangi kekuatan buruk dlm kehidupan seseorang.

Hal ini dapat terlihat dr beberapa relief yg identik dgn ‘pengruwetan’. Seperti Sudamala Dan Garudheya. Untuk melestarikan keberadaannya, candi yg memiliki corak hindu ini dijalankan pelestarian pada tahun1917 oleh Dinas Purbakala. Bahkan pada tahun 1995, Candi ini diajukan pada UNESCO untuk menjadi salah satu dr warisan dunia.

Fungsi Candi Sukuh

Mengenai fungsi dr Candi Sukuh, sebetulnya Candi ini dibangun untuk pengruwatan menangkal hal jelek pada seseorang. Hal ini mampu dilihat dr motif atau relief yg ada pada Candi Sukuh ini yakni seperti Sudamala, Garudheta, Arca Garuda & Kura-kura.

Di mana semua itu identik dgn dengan aktivitas pengruwatan. Maka, mampu dibilang bahwa Candi ini memiliki fungsi sebagai tempat upacara pengruwatan.

Relief Candi Sukuh

Terdapat beberapa relief pada Candi Sukuh. Pertama, relief yg mengisahkan Bathari Durga yg menyamar menjadi Kunti artifisial yg mendatangi Sadewa untuk meminta dibebaskan dr kutukannya.

  13 Bangunan Bersejarah Di Tangerang Dan Penjelasannya

Kedua, relief ini mengisahkan Bima, abang Sadewa yg berperang dgn Raksasa. Diceritakan, tangan kirinya mengangkat tubuh raksasa itu sedangkan tangan kanan Bima berhasil menancapkan kuku Pancanaka pada perut raksasa.

Ketiga, yakni relief gang menceritakan penolakan Sadewa untuk menghilangkan kutukan Bathari Durga & kemudian dirinya diikat di pohon. Sedangkan Bathari Durga sedang memegang pedang di hadapannya untuk mengancam.

Pada relief keempat, mengisahkan ijab kabul dr Sadewa & Dewi Pradhapa. Terakhir, relief kelima menceritakan Sadewa serta pengiringnya yg menghadap ke Dewi Uma sesudah berhasil diruwat.

Fakta Candi Sukuh

  • Arsitektur yg Unik
    Bangunan Candi Sukuh ini tergolong unik sebab tak seperti bangunan Hindu pada umumnya. Di mana, candi ini bukan menghadap ke arah terbitnya matahari melainkan ke arah barat. Selain itu, arsitektur pada candi ini rupanya terdapat sentuhan kebudayaan Megalitikum. Hal ini mampu terlihat dr adanya 3 teras yg berundak pada candi ini. Pada Candi ini pula posisi bangunan suci ada di belakang bukan berada di tengah. Tentunya, hal ini berlainan dgn ciri bangunan Hindu pada umumnya. Keunikan dr arsitektur Candi Sukuh ini dikarenakan pada ketika itu mulai menyusut efek Hinduisme di tanah Jawa.
  • Kontroversi
    Keberadaan candi ini pernah mengalami kontroversi karena relief yg terlalu vulgar & erotis. Saat menaiki anak tangga yg ada dlm lorong gapura, maka kita akan memperoleh relief yg menggambarkan Phallus yg berhadapan dgn vagina. Dari relief inilah yg kemudian mengundang kontroversi sebab dinilai terlalu vulgar. Padahal, relief ini memiliki makna mendalam yakni selaku lambang kesuburan. Relief ini sengaja dipahatkan pada lantai sebab ketika seseorang melangkahi relief itu, maka kotoran yg ada dlm tubuhnya menjadi sirna atau hilang. Hal ini terjadi karena seseorang terdebut sudsh terkena suwuk.
  • Tes Keperawanan
    Menurut cerita nenek moyang juru kunci candi ini, relief Phallus tersebut pula kerap dijadikan sebagai tes keperawanan pada calon pengantin. Di mana, pengantin laki-laki akan meminta calon istrinya untuk melangkahi relief ini. Jika ketika melewatinya, kain kebaya yg digunakan robek atau jatuh, maka perempuan tersebut masih perawan. Namun, jikalau kainnya hanya terlepas, maka perempuan tersebur diyakini sudah tak perawan.
  Sejarah Museum Batik Yogyakarta Secara Singkat Terlengkap

Kesimpulan Pembahasan

Candi Sukuh merupakan Candi yg ada di lereng barat Gunung Lawu, Dusun Sukuh, Karanganyar. Candi ini diperkirakan dibangun pada kurun ke-15 & dijuluki selaku The Last Temple. Kompleks pada candi ini mempunyai luas sekitar 5.500 m2 dgn pintu gerbang menghadap ke arah barat. Bangunan utama pada candi ini berupa trapesium dgn luas 15 m2 & tinggi 6 m.

Meskipun, candi ini bercorak Hindu, namun dr sisi arsitektur banyak terdapat perbedaan seperti candi Hindu kebanyakan. Di mana candi ini lebih menyerupai dgn kebudayaan Megalitikum alasannya adalah mempunyai bangunan berundak. Tujuan awal pembangunan untuk pengruwatan. Hal ini nampak terlihat dr beberapa relief yg identik dgn pengruwatan.

Itulah sederet info mengenai Candi yg berasal dr Jawa Tengah ini. Hanya dgn Rp. 3000, Anda sudah bisa menikmati bangunan bersejarah ini.