Candi Tikus : Sejarah-Ciri-Ciri dan Fungsi

Pernah mendengar nama Candi Tikus? Candi yg terletak di Trowulan, Mojokerto. Candi ini mempunyai sejarah & bangunan yg unik loh? Salah satunya asal usul dr nama candi ini yg ternyata dahulunya merupakan sarang tikus. Selengkapnya akan dibahas berikut ini.

Pengertian Candi Tikus

Candi Tikus merupakan candi peninggalan dr Kerajaan Majapahit. Candi berada di dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Bangunan pada candi ini konon merupakan daerah petirtaan yg berada di kompleks pusat Majapahit.

Nama candi ini diberikan oleh penduduk sekitar karena dikala dijalankan penggalian pada situs ini merupakan sarang tikus. Kemudian candi ini diberi nama dgn Candi Tikus.

Menurut Drs. IG. Bagus L. Arnawa, bila dilihat dr bahan dasarnya, pembangunan pada candi dilakukan dgn dua tahapan. Adapun bahan dasar pada candi ini adalah memakai batu merah besar & batu merah kecil.

Sementara itu, menurut N.J Krom, tahap pertama pembangunan pada candi ini masih sangat sederhana & kaku. Kemudian, peningkatan pembangunan terjadi pada pembangunan tahap kedua.

Ciri-Ciri Candi Tikus

  1. Berbentuk Kolam

Arsitektur pada candi ini tergolong unik. Candi Tikus mempunyai bentuk seperti bak dgn posisi candi berada di tengah kolam. Candi ini mempunyai ukuran 29,5 x 28,25 meter dilengkapi dgn undakan selasar yg semakin ke dlm memiliki ukuran makin kecil. Candi ini berada pada posisi menjorok ke bawah dgn mempunyai kedalaman sekitar 3 meter di bawah permukaan tanah.

2. Berbentuk Bujur Sangkar

Candi utama pada Candi Tikus berada di tengah bak dgn menghadap ke arah utara lengkap dgn tangga yg memanjang menuju dasar kolam. Candi utama ini mempunyai bentuk bujur sangkar dgn mempunyai ukuran 7, 65 m2.

Pada kepingan kiri & kanan tangga ada 2 buah bak kecil. Selain itu, terdapat pula 3 buah pancuran yg berupa bunga teratai & berbahan dasar kerikil andesit. Pancuran ini terdapat pada dinding 2 bak kecil tersebut.

  Kota Pada Abad Ke 19 Sebagai Kombinasi Sederhana ?

3. Menara

Pada candi ini terdapat 8 buah menara kecil. Menara ini mengelilingi candi utama & berbentuk gunung meru. Pada kepingan atap & ujung atapnya berupa datar. Sementara itu, pada cuilan tengah candi utama terdapat miniatur menara dgn tinggi sekitar 2 meter.

Menara tersebut memiliki bentuk yg sama dgn 8 menari tadi. Sedangkan pada pecahan dinding luar bangunan utama, terdapat 17 pancuran dgn bentuk kalamakara & dikelilingi bunga teratai pada bangunan utama candi.

Sejarah Candi Tikus

Candi Tikus diperkirakan dibangu sekitar abad ke-13 & kala ke-14. Keberadaan candi ini dikaitkan dgn keterangan pada kitab Nagarakertagama yg ditulis oleh Mpu Prapanca. Di mana pada masa kerajaan Majapahit terdapat tempat pemandian untuk raja & dilakukannya upacara tertenu.

Tempat itu diduga yaitu Candi Tikus. Penamaan candi diberikan oleh warga sekitar alasannya adalah saat ditemukan dahulu candi ini menjadi daerah bersarangnya tikus. Tikus tersebut kerap memangsa padi para petani.

Arsitektur pada candi Tikus melambangkan kesucian dr Gunung Mahameru yg menjadi daerah bersemayam para yang kuasa. Selain itu, di cuilan tengah candi terdapat 4 miniatur candi kecil yg masih melambangkan Gunung Mahameru.

Pelambangan ini dikarenakan gunung Mahameru berdasarkan iktikad Hindu merupakan tempat sumber air Tirta Amerta atau air kehidupan. Air ini diandalkan mempunyai kekuatan magis dapat memperlihatkan kemakmuran. Selain itu, air yg ada di candi ini disangka berasal dr Gunung Mahameru.

Pada tahun 1914, atas perintah Bupati, Situs candi ini digali & banyak ditemukan tikus pada sekitar penggalian. Hal inilah yg kemudian membuat candi ini diketahui dgn sebutan Candi Tikus. Pada tahun 1985-1989, candi Tikus baru dijalankan pemugaran.

Pemugaran ini dilakukan dengan-cara sedikit demi sedikit pada masa kemerdekaan. Pemugaran dilaksanakan dgn hati-hati supaya tak menghilangkan bentuk asli bangunan ini. Hasilnya, mampu dilihat sekarang ini.

  Perang Dunia 2

Fungsi Candi Tikus

Sebenarnya tak ada yg tahu pasti untuk apa Candi ini didirikan. Namun, bila meruntut pada sejarah, maka mampu disimpulkan bahwa candi ini merupakan sebuah bak pemandian raja. Selain itu, candi ini dipakai pula untuk ritual-ritual upacara penting kerajaan.

Konon juga, bangunan inilah yg menjadi pengatur debit air diMajapahit pada masa itu. Makanya, banyak para sejarah yg mewaspadai situs ini merupakan sebuah candi yg identik selaku daerah pemujaan. Hal ini dikarenakan fungsi dr bangunan ini yg tak sesuai dgn pada umumnya fungsi candi.

Relief Candi Tikus

Candi tikus memiliki relief bunga padma atau kuncup. Bunga ini ini sejenis teratai yg sering ada di air sehingga cocok dgn candi ini yg merupakan bangunan pentirtaan.

Ada pula relief mekar yg disertai benang sari pada serpihan kiri & kanan & kepala makara. Kepala makara ini diandalkan mampu menjaga candi ini.

Fakta Candi Tikus

Candi Tikus mempunyai sejumlah fakta yg belum banyak mengetahuinya. Apa saja fakta itu, selengkapnya dibahas di bawah ini

  1. Simbol Gunung Mahameru

Menuri Bernet Kempers, Candi ini merupakan simbol dr Gunung Mahameru. Hal ini dikarenakan konsep yg melatarbelakangi pembangunan pada candi ini. Candi ini memiliki model bangunan yg di mana makin ke atas maka makin mengecil.

Selain itu, pada bangunan induknya terdapat delapan puncak yg lebih kecil. Hal inilah yg lalu menurut Berner memiliki kesamaan dgn bentuk utuh dr Gunung Mahameru.

Sementara itu, dengan-cara mitologi Gunung Mahameru kerap disandingkan dgn air kehidupan. Di mana masyarakat bahwa hal tersebut mempunyai kekuatan magis yg mampu menghidupi seluruh makhluk hidu.

Kepercayaan akan hal ini sudah ada pada desain Hindu Buddha yg kemudian diwujudkan dlm bentuk candi. Salah satunya yakni candi Tikus yg mempunyai rancangan bangunan pentirtaan.

2. Bentuk Unik

Seperti yg sudah diterangkan bahwa arsitektur pada candi ini tergolong unik. Candi ini berada di tengah kolam & memiliki beberapa pancuran air pada setiap dinding kolam. Selain itu, pasa candi pula terdapat beberapa menara.

  Pasca-Agresi Militer Belanda II, pemerintah Republik Indonesia dan Belanda kembali

Jika dilihat dr bentuknya, tentu candi ini berlainan dr candi lain yg ada di Indonesia. Maka dr itu, para ahli sejarah masih terus meneliti apakah situs ini tergolong ke dlm candi. Hal ini dikarena fungsi bangunan ini yg tak sesuai dgn fungsi candi pada umumnya.

3. Mitos Tikus

Nama Candi ini rupanya memiliki sejarah tersendiri. Candi ini dinamakan dgn Candi Tikus alasannya adalah pada ketika penggalian ditemukan sarang tikus pada reruntuhan situs ini. Dari penggalian inilah mendorong munculnya beberapa mitos & cerita terkait tikus tersebut.

Salah satu mitosnya adalah yg dirasakan oleh RAA Kromojoyo yg merupakan Bupati Mojokerto pada dikala itu. Setelah mendengar unek-unek warga mengenai tikus yg menggangu petani, ia langsung menyuruh abdnegara desa untuk menyerang & membasmi tikus tersebut.

Namun, dikala dilaksanakan pengejaran, tikus itu akan lari & masuk ke dlm gundukan besar. Sebab, rasa ingin membasmi tersebut, maka dirinya menyuruh untuk membongkar gundukan tersebut. Ternyata, di dlm gundukan tersebut ada suatu candi. Candi inilah yg dinamakan dgn Candi Tikus.

Kesimpulan

Candi Tikus merupakan Candi yg berada di Trowulan, Mojokerto. Konon, candi ini tadinya merupakan ritual pemandian raja yg berada di kompleks pusat pemerintahan Majapahit.

Berdasarkan keterangan dlm Kitab Nagarakertagama, candi inu merupakan daerah mandi raja & ritual upacara tertentu. Candi ini diperkirakan dibangun sekitar periode ke-13 & era ke-14.

Bangunan utama pada candi ini terdiri dr dua tingkat. Candi utama berada di tengah kolam. Pada candi ini terdapat 8 buah menara kecil & dua pancuran air pada dinding kolam. Selain itu, di serpihan tengah terdapat miniatur menara yg bentuknya menyerupai dgn menara kecil tersebut.

Keberadaan Candi Tikus ini kerap disandingkan dgn Gunung Mahameru. Hal ini dikarenakan bentuk bangunan tersebut ibarat dgn Gunung Mahameru.

Selain itu, konon air yg berada di candi ini berasal dr sana. Itulah sederet gosip tentang Candi Tikus. Jangan lupa, untuk mengunjunginya jika berkunjung ke Mojokerto.