Berikut ini ialah pembahasan wacana upaya-upaya pencegahan perilaku menyimpang yg mencakup upaya pencegahan penyimpangan sosial, Upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial dlm Keluarga, Upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial dlm masyarakat, cara pengendalian sosial, pencegahan penyimpangan sosial, cara cara pengendalian sosial, teladan pengendalian sosial preventif.
Upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial
Ada pepatah yg mengatakan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Demikian halnya dlm menghadapi begitu banyaknya masalah penyimpangan sosial yg terjadi di tengah penduduk , perlu adanya upaya pencegahan semenjak dini.
Kenyataan memperlihatkan bahwa langkah-langkah represif petugas penertiban pada para pelaku penyimpangan sosial yg meresahkan masyarakat ternyata tak membuat para pelaku penyimpangan sosial jera. Ibaratnya patah tumbuh hilang berganti, satu diberantas yg yang lain bermunculan.
1. Upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial dlm Keluarga
Keluarga merupakan kawasan permulaan seseorang menyerap nilainlai & norma-norma sosial. Melalui keluargalah kepribadian seseorang terbentuk. Segala bentuk perilaku yg dilakukan seseorang bersahabat kaitannya dgn sikap mental kepribadiannya.
Keluarga sebagai peletak dasar terbentuknya kepribadian seseorang sungguh berperan besar dlm membuat suasana yg aman bagi perjuangan pencegahan terhadap segala bentuk perilaku menyimpang.
Adapun bentuk-bentuk upaya pencegahan penyimpangan sosial dlm keluarga antara lain:
a. Melalui penanaman nilai-nilai & norma agama
Setiap orang bau tanah memiliki tanggung jawab moral untuk mendidik anak-anaknya sesuai dgn agama & keyakinan yg ia anut. Oleh sebab itu, orang tua mempunyai keharusan mengarahkan anak-anaknya untuk berperilaku sesuai dgn agama yg dianutnya.
Apabila proses penanaman nilai-nilai & norma-norma yg terkandung dlm pemikiran agama dapat ditanamkan semenjak dini pada diri belum dewasa, maka ia akan mempunyai sikap mental yg kuat, sehingga tak tergiur untuk melakukan perilaku menyimpang walaupun dlm suasana yg sangat sulit.
Sebab salah satu ciri khas orang yg beriman & bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa adalah besar lengan berkuasa & sabar menghadapi aneka macam ujian & tetap bersandarkan pada kekuasaan Tuhan dlm bentuk tetap taat menjalankan perintah-Nya & menghindari larangan-Nya.
b. Menciptakan korelasi yg harmonis dlm keluarga
Bagi seorang anak, orang tua ialah sandaran hidupnya. Sebelum mengenal orang lain, seorang anak mendapatkan perhatian & kasih sayang dr orang tua.
Kebutuhan akan perhatian & kasih sayang yg tercukupi dr keluarga menyebabkan anak merasa betah di rumah & tak mencari perhatian & kesenangan di luar rumah.
Kenakalan remaja tumbuh karena anak merasa tak memperoleh perhatian yg cukup dr orang renta, sehingga ia melaksanakan apa yg dianggapnya menggembirakan di luar rumah.
c. Keteladanan orang tua
Meskipun belum ada penelitian yg menyatakan bahwa orang tua yg bertingkah menyimpang akan menurunkan belum dewasa yg berperilaku menyimpang pula, tetapi yg pasti yakni bawah umur membutuhkan sosok idola bagi pertumbuhan & pertumbuhan dlm hidupnya.
Jika dlm keseharian orang bau tanah menawarkan perilaku yg menyimpang, contohnya merokok, meminum minuman keras, berjudi, maka dengan-cara tak sadar anak telah terbiasa mengalami sosialisasi kepada subkebudayaan menyimpang tersebut.
Karena kebiasaan merokok dikerjakan oleh orang tuanya, maka anak menilai bahwa merokok merupakan sikap yg masuk akal dijalankan oleh orang renta, sehingga dlm benak anak berkembang paham yg keliru bahwa merokok merupakan salah satu ciri-ciri kedewasaan.
Bahkan tak tidak mungkin alasannya adalah banyaknya orang-orang dewasa di sekitarnya yg merokok membuat anak terpengaruh meskipun orang renta di rumah tak merokok. Mengapa demikian?
Meniru hal yg baik bukan sesuatu yg mudah, tetapi menjiplak hal-hal yg jelek & menyimpang bukan hal yg susah.
Maka orang tua kadangkala terkejut tatkala mengetahui bahwa anaknya di sekolah terlibat tawuran, padahal di rumah dikenal selaku anak yg penurut, pendiam, tekun, & taat beribadah seperti yg dicontohkan orang tuanya.
Gambar: Keteladanan orang Tua |
2. Upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial dlm Masyarakat
Kalian mungkin pernah melihat tayangan di televisi, saat seorang pelaku tindak kejahatan diwawancarai, ia menyampaikan telah khilaf melaksanakan kejahatan alasannya terpengaruh oleh media massa yg menampung perihal tindak kejahatan.
Demikian pula pengesahan para pecandu narkoba maupun pelaku kenakalan remaja yg menimbulkan dampak lingkungan sebagai kambing hitam penyebab ia terjerumus.
Bisa saja apa yg diungkapkan pelaku penyimpangan itu merupakan alibi (argumentasi) agar ia dibebaskan dr hukuman hukum, tetapi tak menutup kemungkinan apa yg diungkapkan itu merupakan sebuah kebenaran.
Pada hakikatnya manusia ialah makhluk sosial yg tak terlepas bahkan tergantung pada lingkungan sosialnya. Jika dlm kehidupan masyarakat, sikap menyimpang dianggap hal yg biasa atau wajar, maka akan bermunculanlah pelaku-pelaku penyimpangan sosial.
Untuk membentuk suatu penduduk yg terencana, selain dibutuhkan kesadaran dr masing-masing warga, pula diperlukan adanya kontrol sosial dr masyarakat. Namun kenyataannya kontrol sosial masyarakat kepada sikap-sikap menyimpang menunjukkan tanda-tanda ke arah yg makin longgar.
Misalnya prostitusi yg merupakan bentuk penyimpangan sosial, namun kenyataannya masyarakat baru merasa gundah & terganggu tatkala prostitusi mulai memperlihatkan kegiatan yg menyolok.
Tatkala baru ada sepasang remaja yg memakai taman untuk berduaduaan tak ada orang yg mempedulikan, bahkan mungkin masyarakat merasa itu bukan urusannya.
Namun setelah berkembang menjadi buah bibir bahwa taman itu sudah terjadi transaksi para PSK, gres penduduk ramai-ramai merasa gundah.
Oleh karena itu, masyarakat sebagai suatu kesatuan sosial perlu melaksanakan upaya pencegahan terhadap penyimpangan sosial dlm bentuk:
- Melalui konferensi dlm lingkup RT para warga saling mengungkapkan perlunya menjaga keteraturan sosial & melakukan perayaan kalau ada hal-hal yg dianggap menyimpang
- Menciptakan suasana yg kondusif bagi terbentuknya keteraturan sosial. Misalnya mewadahi kegiatan remaja melalui kegiatan karang taruna dgn arah & tujuan yg positif.
- Memasang peringatan atau permintaan supaya warga senantiasa tetap menjaga keteraturan sosial, misalnya diberlakukannya aturan bagi setiap tamu yg menginap harus melapor ke RT, pengamen & pemulung tidak boleh masuk ke pemukiman, & sebagainya.
- Peran serta media massa untuk memberitakan hal-hal yg seharusnya dikerjakan oleh penduduk dan hal-hal yg sebaiknya dikesampingkan, alasannya kadangkala penduduk menganggap apa yg dijalankan sudah benar, padahal bergotong-royong tak demikian.
- Peran serta kaum pemuka agama untuk menanamkan kesadaran pada para pengikutnya semoga menjalankan ajaran sesuai dgn nilai & norma agama dlm kehidupan seharihari. Dengan demikian, setiap pengikutnya dgn penuh kesadaran mampu membedakan mana yg baik & jelek, mana yg boleh dikerjakan & mana yg mesti disingkirkan. Jangan sampai agama justru dikorbankan selaku kedok untuk menyembunyikan penyimpangan sosial yg telah dilaksanakan.
- Peran serta sekolah selaku institusi pendidikan untuk menerapkan tata tertib dilengkapi hukuman & langkah-langkah tegas bagi siswa yg melanggarnya.
Baca juga: Penyebab Penyimpangan Sosial