Contoh Kasus Realita Sosial Dalam Kehidupan Sehari-hari di Indonesia

Realita sosial yaitu sebuah peristiwa sosial faktual yg terjadi di penduduk . Para pakar sosiolog sudah banyak yg menganalisis & memeriksa mendasar ihwal aneka macam realita sosial di dalam contoh masyarakat multikultural salah satunya di Indonesia. Pengaruh ini memang tak terlalu besar & tak dicicipi dengan-cara langsung oleh masyarakat, namun sosiolog mudah ini telah memberikan kajian ilmu relaita sosial yg tak mungkin dimiliki oleh seseorang di bidang yg lain. Nah, pada peluang kali ini kita akan membahas lebih jauh mengenai realita sosial & teladan kasus realita sosial. Simak baik-baik ya.

Macam-macam Realita Sosial

Sebelum kita menginjak pada acuan kasus kenyataan sosial, lebih dulu kita sedikit menyelisik macam-macam realita sosial. Dalam isitilah yg dikemukakan oleh Emile Durkheim, relaitas sosial yakni fakta sosial mengenai cara-cara bertindak, berpikir & berperasaan yg sumbernya berada pada kekuatan di luar individu yg bersifat memaksa serta mengatur hasratindividu di luar pribadinya. Hal ini umumnya meliputi, moral, kepercayaan, budpekerti istiadat, tata cara berpakaian  serta kaidh ekonomi di penduduk . Soerjono Sukanto (1982) menyatakan penduduk tersusun atas enam realitas sosial adalah selaku berikut :

  1. Interaksi sosial

Adalah aspek pendorong terjadinya relasi sosial yang berupa korelasi dimana hal ini terjadi antarindividu, individu dgn kalangan, antarkelompok atau antara individu dgn lingkungan yg saling bertemu & berkomunikasi. Misalnya tatkala kita bercakap-mahir dgn sahabat atau menghadap guru

  1. Kebudayaan

Kebudayaan ialah sesuatu hal yg diciptakan untuk memenuhi kebutuhan serta melindungi manusia dr segala bahaya & gangguan. Misalnya tatkala manusia membangun rumah & menciptakan busana untuk melindungi diri dr panas & hujan, atau pada saat manusia membuat banyak sekali macam alat bantuan sebagai bentuk untuk emnghindari ancaman hewan buas

  1. Nilai & norma sosial

Nilai sosial merupakan hal yg abstrak meliputi prinsip-prinsip, pegangan-pegangan, fikiran serta keyakinan-keyakinan yg dipakai di penduduk . Prinsip pada nilai sosial yaitu patokan dlm menentukan hal baik atau jelek yg diraih di penduduk . Sedangkan norma sosial yakni bentuk aktual dr nilai sosial yg berupa peraturan, kaidah atau hukuman untuk menghindari unsur-unsur pergantian sosial yg sungguh merugikan.

  1. Stratifikasi sosial

Stratifikasi sosial ialah segala bentuk perbedaan yg terjadi di masyarakat mirip contohnya adanay perbedaan hak & kewajiban seorang guru & murid. Di tempat pedesaan yg tampakadanya perbedaan warga miskin & kaya. Stratifikasi sosial inilah yg sehuarusnya tak boleh diabaikan dlm sosiologi karena hal ini dapat kuat kepada relasi yg menyangkut antarindividu baik itu sisi baik & buruknya.

  1. Status & peran sosial

Status sosial yaitu kedudukan, peringkat atau posisi yg dicapai seseorang dlm penduduk . Peran sosial yakni tinglah laku individu yg diperlukan mampu dijalankan sesuai dgn kemauan seseorang yg memiliki status tertentu. Antar status & tugas sosial adalah saling berhubungan. Status sosial bersifat pasif & tugas sosial bersifat dinamis.

  1. Perubahan sosial

Sponsors Link

Masyarakat yakni salah satu aspek pergantian sosial terdiri dr sekelompok orang yg mengalami aneka macam pergantian. Berbagai pergantian sosial dapat terjadi di sekeliling kita. Misalnya pergeseran jumlah partai politik yg semula cuma tiga partai kini menjadi multipartai sehingga hal ini pun berpengaruh pada tatanan kehidupan berbangsa & bernegara.

Contoh dr Kasus Realita Sosial

Contoh fenomena sosial yg terjadi di penduduk  juga bisa dibilang sebagai teladan realitas sosial. Berikut ialah beberapa acuan perkara kenyataan sosial :

  1. Sumbangan dana masyarakat untuk kerabat di sekitar Gunung Agung Bali

Bila kita telaah dgn seksama bahwa tatkala seseorang yg memilki kecerdasan sudah berguru serta banyak menerima ilmu & wawasan yg luas maka ilmu itu sendiri akan merubah pola tingkah laku & pemikirannya. Mereka akan terdorong sendiri memiliki sifat yg baik sesuai dgn ilmu yg dimilikinya. Para intelektual akan berlainan perilakunya dgn seseorang yg kurang mendapatkan ilmu & pengetahuan pengetahuan. Namun, kebaikan atau iktikad baik seseorang dlm membantu orang lain tak bisa semata-mata cuma dilihat darimana ia berasal & bagaimana latar belakangnya.

Apapun background pendidikannya, rasa ingin menolong seseorang yaitu hal manusiawi yg dengan-cara lahiriah muncul dr dlm diri seseorang itu sendiri. Dewasa ini aneka macam bentuk penyokongan dana guna membantu saudara-kerabat kita di seluruh daerah di Indonesia dapat dilakukan dengan-cara gampang & cepat. Tatkala ada musibah yg terjadi di suatu daerah mirip contohnya erupsi Gunung Agung di Bali, dengan-cara cepat info ini menyebar di media sosial sehingga penduduk dapat langsung menawarkan wadah sumbangan dana untuk diberikan pada korban di sekeliling kawasan Gunung Agung.

Sponsors Link

  1. Tawuran pelajar antara SMAN 6 dgn SMAN 70 Jakarta

Sudah setiap hari rasanya kita mendengarkan banyak sekali masalah tawuran antar pelajar yg terjadi utamanya di wilayah Ibukota Jakarta. Berbagai tanggapannegatif bermunculan merespon masalah ini seperti saling menuduh & melemparkan tanggung jawab antar pihak sekolah. Sebagian masyarakat berpendapat bahwa ini yaitu kesalahan para pelajar yg terlalu membesarkan problem hingga tak mampu menahan emosi yg tak terkendali. Sebagian penduduk yg lain menuduh pihak sekolah & keluargalah yg menjadi tanggung jawab balasan kelalaiannya mengawasi anak didiknya. Bahkan pula ada beberapa yg mengganggap bahwa sistem pendidikannya lah yg membutuhkan perbaikan karena minimnya pendidikan agama & moral. Namun sebaiknya banyak sekali duduk perkara dapat dilihat bukan cuma dr segi pandang pemerhati saja, namun ditinjau dr sisi prespektif pelaku  dgn mengindahkan egoisme & justifikasi semata.

Karakteristik remaja pada usia remaja sampai mencapai remaja memang mempunyai ego tinggi, perlu diakui, rasa ingin mencoba & menandakan tantangan besar. Ditambah lagi mungkin dgn adanya problem keluarga, terlalu disiplin, menghadapi pola pendidikan yg absolut & mungkin adanya beban pendidikan yg berat. Sementara media & lingkungan membombardir dgn sikap penurunan moral, saling mencela tau menyalahkan antar public figure serta aneka macam korupsi yg ditunjukkan oleh pejabat. Ditambah dgn pelabelan anak sebagai anak ndeso, anak badung, anak preman & lain sebagainya. Tawuran disini adalah bentuk kenakalan remaja sekaligus sebuah bentuk protes sosial yg dilakukan untuk menerima legalisasi publik. Masalah ini seharusnya tak teratasi dgn cuma dr satu sudut pandang saja tetapi harus ditinjau dr banyak sekali sudut pandang. Bukan hanya shock lalu menunjukkan tanggapanyg reaktif. Ini adalah duduk perkara realita sosial yg sebaiknya mampu dilakukan dengan-cara bersama-sama.

Demikian realita sosial & teladan perkara kenyataan sosial yg terjadi di penduduk . Semoga kita dapat menambah pengetahuan pengetahuan kita utamanya dlm bidang ilmu pengetahuan sosial & berfaedah di kehidupan selanjutnya.

  Pandangan Goffman Dengan Inspirasi Etnometodologi