Contoh Kearifan Lokal Bidang Pertanian di Masyarakat

– Apa salah satu Contoh Kearifan Lokal Bidang Pertanian di Bali dlm kehidupan masyarakatnya sehari hari.

Mari simak beberapa penjelasan & pembahasannya berikut di bawah dengan-cara singkat & terang, yuk baca terus. 

Mengenal Warisan Budaya Subak Sistem Pengairan Sawah, Irigasi Tradisional Bali 

Indonesia mempunyai kearifan setempat unik yg ada disetiap provinsi yg menyebar dr sabang sampai merauke kearifan lokal.

Salah satu kota yg memiliki kearifan lokal adalah Bali. Kita tak asing lagi dgn kota Bali yg sungguh populer pariwisatanya hingga ke luar negeri. 

Keindahan pemandangan alamnya menjadi pesona wisata yg sangat diminati turis. 

Berbeda dgn Bali dikala ini yg didominasi oleh sector pariwisata, dulu pelopor utama sektor perekonomian Bali adalah pertanian. 

Sebagian besar masyarakat Bali bercorak produksi sebagai petani dgn pola pertanian tradisional.

Yang bergerak di sub-sektor pertanian tumbuhan pangan, mirip padi-padian, palawija & hortikultura. 

Namun, dgn adanya tantangan penyesuaian & penggunaan lahan, serta kecenderungan kenaikan alih fungsi lahan pertanian.

Ke lahan bukan pertanian, maka perkembangan sektor pertanian mengalami penurunan. Apa itu Subak?

Sekilas Tentang Subak di Bali

Salah satu akivitas bercocok tanam yg dilaksanakan sekelompok masyarakat di Bali & menjadi kearifan setempat di Bali yakni Subak. 

Subak ialah salah satu forum budpekerti untuk pengairan atau pemanfaatan & pendistribusian sawah. 

  Mengenal 7 Jenis Kemiskinan dalam Sosiologi

Kearifan setempat dlm organisasi Subak memperoleh keunikan tempat menurut filosofi Tri Hita yaitu:

1. Parahyangan yaitu korelasi yg harmonis antara insan dgn Tuhan.

2. Pawongan yaitu relasi yg harmonis antara insan dgn sesamanya.

3. Palemahan yakni relasi yg serasi antara insan dgn alam & lingkungannya.

Esensi kearifan setempat terletak pada kesepakatan yg tinggi kepada pelestarian alam, keyakinan agama.

Dan logika untuk membangun alam semesta yg berkesinambungan yg memahami sesajen, harmoni, kesatuan & keseimbangan. 

Dalam budaya pertanian yg panjang, organisasi Subak yg diperkirakan telah meningkat sekitar sepuluh kurun (semenjak kala kesebelas).

Telah membentuk jaringan struktur & fungsi yg kuat.

Fungsi Subak

Fungsi utama Subak selain mengatur pembagian & pemeliharaan air irigasi, memobilisasi sumber daya.

Termasuk menuntaskan konflik tatkala timbul problem, & mengadakan upacara-upacara yg berkaitan dgn kegiatan pertanian & budidaya. 

Pariwisata di Bali sangat bergantung pada bagaimana Bali menjaga pesona alam & budayanya, tergolong budaya pertanian. 

Dengan mempertahankan keberadaan metode pertanian & Subak di Bali, bermakna turut melestarikan budaya selaku tulang punggung pengembangan pariwisata Bali.

Kegiatan bertani & metode Subak telah menjadi perjalanan jangka panjang kehidupan masyarakat, yg diturunkan dr generasi ke generasi. 

Hal ini menjadikan kesibukan bertani & bertani dianggap sebagai bagian dr budaya penduduk Bali. 

Dengan demikian, tata cara Subak sudah terbukti semenjak usang selaku tata cara irigasi sosio-teknis. Ciri teknis atau ciri teknis yg dikembangkan dlm metode Subak yakni yg dikembangkan sesuai dgn budbahasa & budaya penduduk setempat. 

Subak merupakan metode pengelolaan distribusi pemikiran irigasi pertanian khas Bali yg sudah terbukti mampu memajukan produktivitas pertanian Bali. 

  Sosialisasi

Melalui tata cara Subak ini, petani bisa mendapatkan potongan air sesuai hukum yg diputuskan oleh musyawarah masyarakat. 

Sebagai forum tradisonal di Bali yg menertibkan metode pengairan di sawah beserta pengelolaan jaringan irigasinya, Subak harus dijaga & dilestarikan.

Pola Penerapan Sistem Subak

Metode irigasi system Subak Bali ini dgn metode berkesinambungan & bergilir.

Persawahan dibagi menjadi 2 (dua) atau 3 (tiga) kalangan. Kemudian setiap kelompok persawahan menerima penyebaran air irigasi yg adil. 

Jika areal Subak dibagi menjadi dua golongan persawahan (contohnya golongan 1 & kalangan 2), kedua golongan menerima air irigasi pada trend hujan (animo tanam pertama/MT I). 

Sedangkan pada ekspresi dominan kemarau (MT II), kalangan pertama menanam padi & golongan kedua menanam palawija. 

Kemudian pada MT III kelompok pertama menanam palawija & kalangan kedua menanam padi. 

Ini yaitu acuan metode bergilir, atau penduduk setempat menyebutnya nugel bumbung.

Selanjutnya kuil paling besar & mempunyai bentuk arsitektur yg khas adalah Kuil Air Pura Taman Ayun.  

Properti ini semuanya melingkupi atribut- atribut penting dr metode Subak serta akibat mendalam yg dipunyanya kepada bentuk lanskap Bali. 

Proses-proses yg membentuk bentang alam, dlm wujud pertanian pengairan bersusun yg diatur oleh metode Subak, sedang bertahan sepanjang ribuan tahun. 

Wilayah pertanian ditanami dgn cara berkepanjangan oleh warga setempat serta bekal air mereka diatur dgn cara demokratis.

Itulah penjelasan mengenai Subak di Bali. Walaupun zaman terus meningkat kearah yg lebih terbaru, jangan sampai warisan budaya ini punah. 

Demikian pembahasan tentang Contoh Kearifan Lokal Bidang Pertanian di Bali, gampang-mudahan mampu berguna ya sobat pembaca.

Penulis : Rindiani Nurfahima

Referensi : 

Distan, A. (2018). SUBAK: SISTEM PENGAIRAN SAWAH (IRIGASI) TRADISIONAL BALI. Distan@bulelengkab.Go.Id. 

  Keterhubungan Masyarakat Sosial Terhadap Pembangunan Budaya

https://distan.bulelengkab.go.id/isu/rincian/postingan/subak-sistem-pengairan-sawah-irigasi-tradisional-bali-25

KEARIFAN LOKAL BALI DI ERA MILENIAL. (2020). In I. P. S. Wibawa & M. N. Indriani (Eds.), Unhi Press. UNHI Press.