Contoh Sikap Masyarakat Tradisional

Contoh Sikap

Masyarakat teradisional sejatinya memiliki pandangan bahwa dgn melaksanakan & melestarikan warisan nenek moyang berupa nilai-nilai sosial hidup, norma sosial, kesempatan , harapan, merupakan suatu keharusan, keperluan, & pujian, sehingga dgn keadaan inilah kerapkali penduduk jenis ini mempunyai faktor penghambat dlm proses perubahan sosial.

Apalagi dgn terus menurunkan tradisi leluhur dr generasi ke generasi yg kaku tanpa menyaksikan perkembangan kehidupan manusia siakp-perilaku mirip ini dapat menyebabkan ketertinggalan suatu banga. Oleh alasannya itulah pada postingan ini mengulas terkait bermacam-macam ciri dlm perilaku masyarakat terdisional.

Masyarakat Tradisional

Pengertian penduduk  tradisional pada umumnya akan dianggap selaku manusia primitif yg tinggal di tempat terisolir atau paling tak di kawasan pedesaan. Pandangan ini tak semuanya benar karena remaja ini banyak penduduk desa yg sudah maju (modern) & pengertian desa menunjuk pada standar wilayah, bukan pada sikap atau karakter masyarakatnya.

Oleh alasannya adalah itulah lazimnya persepsi atas kepercayaan seperti ini bisa dirubah apabila dlm masyarakat tersebut memang menbindikasikan prilakunya untuk mengikuti perkmabngan zaman.

Sikap Masyarakat Tradisional

Untuk memperdalam atas bermacam-macam perilaku yg biasanya muncul dlm penduduk tradisional, maka berikut inilah pola-misalnya. Antara lain;

Lingkaran Masyarakat yg Kecil

Masyarakat tradisional biasanya memiliki lingkaran relasi yg kecil karena masih kurang percaya dgn orang lain ataupun kebudayaan asing, sehingga ikatan persaudaraan & pemikiran senasib antar bundar yg kecil ini menimbulkan hubungan antar warga penduduk terjadi dgn cukup berpengaruh.

Masyarakat homogen

Pemikiran penduduk tradisional masih bersifat homogen, kurang bisa menerima perbedaan. Apabila mempunyai sesuatu yg berbeda, seringkali menjadi gosip & dilihat sebagai sesuatu yg ‘ajaib’. Pemikiran ini biasanya datang dr silsilah keturunan, tradisi, atau kebiasaan sehari-hari.

Norma Mengikat

Pada penduduk tradisional, tak banyak aturan-aturan tertulis yg dijadikan fatwa berkehidupan. Aturan yg hidup & berkembang pada masyarakat tradisional ialah norma-norma kemanusiaan yg sifatnya tak tersurat & sangat mengikat.

Sanksi yg diberikanpun biasanya akan berupa sanksi sosial mulai dr dikucilkan dr pergaulan hingga diasingkan dr penduduk .

Bersikap Tertutup

Masyarakat tradisional yaitu penduduk yg memiliki sikap tertutup terhadap hal-hal yg dianggap di luar kebiasaan. Masyarakat tradisional pula cenderung mempunyai sikap curiga pada hal-hal yg menyangkut kebudayaan asing.

Kehidupan Sosial Statis

Pemikiran penduduk tradisional yg condong tertutup dalam lingkungan sosial yang tercipta, sehingga membuat kehidupan sosial penduduk ini bergerak begitu statis, atau dlm hal ini bergerak sangat lambat untuk maju dlm aneka macam sendi kehidupan.

Puas & Merasa Cukup

Mobilitas sosial yg terjadi di dlm lingkungan masyarakat tradisional relatif rendah karena mereka sudah puas & merasa cukup pada sesuatu yg sudah dimiliki ketika itu. Selama persediaan masih ada untuk hari ini, maka mereka sudah puas & merasa cukup.

Hubungan Kuat dgn Alam

Masyarakat tradisional condong mempunyai perasaan emosional dgn alam tempat asal undangan (kelahirannya) sangat kuat, & alam dipandang selaku sesuatu yg dahsyat & tak terelakan sehingga insan mesti tunduk kepadanya.

Religius

Sikap penduduk tradisional yg hingga dikala ini masih sangat berpengaruh yaitu kepatuhan terhadap sesuatu yg menjadi kepercayaan atau agama. Hal pertama & utama yaitu bagaimana tiap-tiap individu patuh & mengikuti setiap perintah serta larangan-Nya untuk menghindari neraka & mencapai nirwana.

Percaya pada Mitos & Takhayul

Sikap penduduk tradisional yg masih memiliki kepercayaan besar lengan berkuasa akan mitos & takhayul terlihat terang pada masyarakat Indonesia yg masih sering mengandalkan ‘orang pandai’ dlm hal-hal medis, ekonomi, bahkan sampai urusan asmara.

Pembinaan Moral

Pembinaan moral yg dilakukan oleh penduduk tradisional tergolong sungguh serius, sampai pada titik yg seringkali tak memedulikan Hak Asasi Manusia lantaran dianggap sudah melaksanakan tindakan atau prilaku amoral. Pembinaan moral inipun dikerjakan dgn membentuk kepribadian lewat keteladanan.

Mengutamakan gotong royong

Dengan bundar masyarakat yg kecil, penduduk tradisional akan memutuskan untuk melakukan segala hal bersama-sama.

Prinsip gotong royong mempunyai makna & esensi yg sungguh mendalam bagi penduduk tradisional. Melalui gotong royong tak cuma pekerjaan yg terasa lebih ringan, namun ada makna kebersamaan & silaturahmi yg kian berpengaruh.

Menunggu nasib

Masyarakat yg mempunyai karakter tradisional akan cenderung menunggu nasib akan segala hal. Dibandingkan meninggalkan rumah, keluarga, dan/atau beban tradisi untuk mencari pekerjaan & menambah penghasilan, masyarakat dgn abjad ini cenderung menentukan untuk cuma membisu & menanti nasib berpihak pada mereka.

Tidak rasional

Masyarakat tradisional dlm suatu wilayah biasanya masih memercayai mitos, takhayul, menunggu nasib, menutup diri dr dunia luar di tengah kemajuan dlm segala aspek, kerap kali dicap sebagai langkah-langkah yg tak rasional.

Fanatik

Masyarakat yg mempunyai pemikiran tradisional akan menilai apa yg diketahuinya, apa yg dipelajari, apa yg dianutnya, ialah merupakan sesuatu yg paling benar & paling baik. Tertutup & tak mau tahu apapun sisi lain di luar sana menyebabkan penduduk tradisional mempunyai sikap fanatik pada keyakinan-kepercayaan tertentu saja.

Gaptek

Kebanyakan dr penduduk tradisional mempunyai prinsip hal-hal yg diolah ataupun dikerjakan dgn cara-cara yg natural yaitu yg terbaik.

Meskipun dimasa sekarang teknologi sudah merambah seluruh aspek kehidupan yg fungsinya menolong pekerjaan manusia, penduduk tradisional kurang mempercayai & kurang terbuka terhadapnya. Sehingga menjadi gagap teknologi akan sering kita temui pada penduduk yg masih memiliki huruf tradisional.

Contoh Masyarakat Tradisional di Indonesia

Untuk memperdalam terkait dgn kasus perilaku penduduk tradisional diatas, berikut ini ialah pola yg dapat dipergunakan. Misalnya saja untuk di Indonesia, yakni;

Suku Badui

Arti suku Badui barangkali menjadi salah satu gambaran absurd dlm menerangkan ihwal masyarakat tradisional. Dimana dlm kehidupannya, khususnya Badui Dalam kurang menerima pergeseran zaman, meskipun kondisi ini pula diakui selaku salah satu kearifan lokal. Akan tetapi tetap saja kehidupan yg tak menerima kamajuan dr perkembangan zaman akan tertinggal.

Nah, itulah tadi penjelasan serta pengulasan yg bisa diberikan pada segenap pembaca terkait dgn bermacam-macam untuk perilaku penduduk yg masih tradisional dan contohnya di Indonesia. Semoga lewat materi ini bisa menunjukkan wawasan & menambah pengetahuan bagi pembaca sekalian. Trimakasih,

  Kalimantan - Politik Agama, Mata Pencaharian Dan Kehidupan Budaya