Covid19, Bisnis E-Commerce

Covid-19 menciptakan e-commerce menjadi kebutuhan. Saat bisnis & konsumen di seluruh dunia menavigasi penguncian & gangguan rantai pasokan tahun kemudian, platform online menawarkan jalur kehidupan yg sungguh dibutuhkan, selamanya mengganti cara kita bertransaksi.

Pandemi mempercepat peralihan ke e-commerce sebanyak enam tahun, menurut beberapa perkiraan. Pangsa online pemasaran ritel di China, Jerman, Inggris, & AS, contohnya, naik empat hingga tujuh poin persentase tahun kemudian. Saat ini, diperkirakan 3,5 miliar orang di seluruh dunia memakai platform e-commerce untuk segala hal mulai dr busana & suplemen hingga peralatan rumah tangga.

Pengiriman materi masakan & masakan dibawa pulang dengan-cara online membukukan kemajuan yg luar biasa tahun kemudian. Pasar layanan pengantaran masakan on-demand online global meraih $42,7 miliar pada tahun 2020 & diperkirakan akan tumbuh enam kali lipat menjadi $259,7 miliar pada tahun 2027.

Di antara perusahaan yg mengalami lonjakan undangan yaitu HungryPanda LTD yg berkantor sentra di London—platform pengantaran makanan seorang ahli yg menghubungkan konsumen dgn bisnis yg menjual masakan & materi kuliner Cina asli. Lonjakan tersebut mendatangkan tantangan & kesempatan dlm ukuran yg setara. Untuk memaksimalkannya, diharapkan mitra teknologi yg sempurna.

Permintaan Di Tengah Pandemi

Kekuatan kemitraan ini tak pernah lebih terang dibandingkan dengan selama pandemi Covid-19: “Ada lonjakan undangan untuk layanan pengantaran berbasis aplikasi,” kata Jon. “Di beberapa kota, kami mengalami peningkatan volume 600 persen. 

Untuk itu diharapkan pengalokasian sumber daya untuk mengurus waktu pengiriman, komunikasi, kontrol mutu, & yang lain, sambil menentukan bahwa aplikasi kami berlangsung dgn tanpa hambatan. Kemitraan kami dgn Alibaba Cloud memungkinkan hal itu.”

  PENGERTIAN KESETARAAN DAN HARMONI SOSIAL

Dalam banyak perkara, kebiasaan konsumen gres ini sepertinya akan tetap bertahan. Di Inggris contohnya, lebih dr 50% orang dlm survei gres-baru ini mengatakan mereka bermaksud untuk terus memesan materi kuliner dengan-cara online sehabis pandemi.

Di AS, hanya 39% konsumen dlm survei berlawanan yg mengatakan mereka memesan materi masakan dengan-cara online sebelum pandemi. Jumlah itu berlipat ganda selama pandemi, dgn hampir 57% bermaksud untuk melanjutkan kebiasaan itu setelahnya. Semua ini menjadi menandakan baik untuk masa depan HungryPanda.

“Kami yakin bahwa pertumbuhan kami berkelanjutan,” kata Jon. “Kami berencana untuk melanjutkan ekspansi kami dgn mendapatkan pangsa pasar di pasar yg ada, pindah ke pasar baru & meluncurkan produk & solusi baru. Itu sebabnya kami akan terus bekerjasama dgn Alibaba Cloud.”