Daftar 10 Peninggalan Prasejarah Zaman Megalitikum

Salah satu zaman pada masa prasejarah terjadi pada zaman kerikil, diantaranya yakni zaman Megalitikum. Nama Megalitikum atau zaman watu besar berasal dr kata Mega yg artinya besar & Lihikum/Lithos yg berarti batu. Dinamakan zaman batu besar karena dlm sejarah manusia purba, insan yg hidup pada masa itu menggunakan batu berskala besar sebagai peralatan kesehariannya. Zaman ini berkembang semenjak tamat masa Neolithikum. Ciri – ciri zaman megalitikum terdapat pada fosil – fosil yg didapatkan, yg mengungkap bahwa manusia purba pada zaman itu sudah mengenal pembagian kerja, mempunyai pemimpin atau kepala suku, pula sudah mengenal & memanfaatkan logam untuk perlengkapan sehari – hari, & sudah menerapkan tata cara cocok tanam, memiliki norma – norma & metode aturan rimba (primus interprecis) yaitu menentukan pemimpin yg terkuat.

Manusia purba yg menghuni zaman ini & membuat aneka macam hasil karya untuk menunjang kebutuhan hidupnya yaitu Meganthopus Paleojavanicus, Pithecanthropus Erectus, Pithecanthropus Mojokertensis, & Pithecanthropus Soloensis. Bukti – bukti peninggalan prasejarah zaman Megalitikum yg masih mampu ditemui hingga sekarang turut memberi penegasan perihal keberadaan zaman ini & penghuninya.

1. Dolmen

Dolmen ialah bangunan yg yang dibuat dr kerikil berupa besar, pipih & horizontal digunakan selaku tempat untuk sesaji & tempat pemujaan kepada nenek moyang  yg kadang-kadang pula berfungsi selaku epilog sarkofagus. Dolmen umumnya diletakkan di lokasi yg dianggap keramat atau di tempat dimana kerap dilakukan upacara pemujaan terhadap leluhur purba. Terkadang di bawah dolmen dipakai sebagai tempat untuk menaruh mayat semoga tak disantap oleh binatang buas. Penemuan dolmen sebagai peninggalan prasejarah zaman Megalitikum banyak ditemui di Besuki, Jawa Timur yg diketahui dgn nama pandhusa.

2. Kubur Batu

Peninggalan zaman Megalitikum ini yaitu tempat menyimpan mayit yg terbuat dr batu, lazimnya digunakan selaku tempat penguburan atau stonecists untuk para tetua di lingkungan penduduk masa megalith. Bentuknya ibarat bangunan kuburan yg mampu dilihat pada masa kini. Sebagian besar dr kubur kerikil yg didapatkan terletak membujur dr arah timur ke barat. Kubur watu banyak didapatkan di Bali, Pasemah (Sumsel), Wonosari (Yogyakarta), Cepu (Jawa Tengah) dan  Cirebon (Jawa Barat). Ketahui pula tentang kebudayaan zaman neolitikum, hewan prasejarah paling menakutkan, fosil di Indonesia & zaman kuarter.

  Sejarah Museum Angkut Malang Lengkap

3. Sarkofagus

Sarkofagus merupakan peninggalan prasejarah zaman Megalitikum berupa peti jenazah mirip dgn alat kubur batu, cuma saja bentuknya lebih ibarat palung atau lesung terbuat dr kerikil utuh & memiliki epilog. Di dinding wajah sarkofagus biasanya terdapat ukiran manusia atau binatang yg dianggap memiliki kekuatan magis pada waktu itu. Penemuan sarkofagus di Indonesia banyak didapatkan di Bali & Bondowoso (Jawa Timur).

4. Punden Berundak

Bangunan yg disusun dengan-cara bertingkat ini dimaksudkan untuk melakukan pemujaan kepada roh nenek moyang & kemudian menjadi konsep dasar dr candi – candi pada masa Hindu – Budha. Struktur dasar dr punden berundak didapatkan pada situs – situs purbakala yg berasal dr periode kebudayaan Megalith – Neolitikum pada masa pra Hindu – Buddha masyarakat Astronesia. Juga ditemukan bahhwa punden berundak pula telah digunakan pada bangunan – bangunan dr periode selanjutnya hingga masuknya Islam ke Nusantara. Penyebaran punden berundak tercatat mulai Nusantara hingga Polinesia, walaupun pada daerah Polinesia berupa struktur yg diketahui dgn nama Marae oleh orang Maori, tak senantiasa berupa undakan. Contoh punden berundak digunakan pada Candi Borobudur, Candi Ceto & kompleks pemakaman raja – raja Mataram di Imogiri.

5. Menhir

Menhir yaitu salah satu peninggalan sejarah berupa tugu batu yg tegak & sengaja diposisikan di satu lokasi untuk memperingati orang yg sudah meninggal. Batu ini menjadi media penghormatan & lambang untuk orang – orang yg meninggal tersebut. Batuan menhir serupa dgn dolmen & cromlech, berasal dr periode Neolitikum yg banyak ditemukan di Perancis, Inggris, Irlandia, Spanyol & Italia. Menhir pula disebut sebagai megalith atau kerikil besar sebab ukurannya tersebut. Situs menhir diandalkan para ahli digunakan untuk tujuan religius & bermakna simbolis untuk menyembah nenek moyang.

  Sejarah Koperasi Indonesia – Pengertian – Prinsip – Perkembangan

6. Arca Batu

Di beberapa area wilayah Indonesia banyak didapatkan arca watu, diantaranya di Pasemah, Sumatera Selatan & Sulawesi Tenggara. Bentuknya mampu menyerupai binatang atau insan yg berciri negrito. Di Pasemah terdapat arca yg dinamakan Batu Gajah, yaitu sebongkah batu besar bundar yg diatasnya ada pahatan wajah manusia. Kemungkinan pahatan tersebut yaitu perwujudan dr nenek moyang yg kerap menjadi objek pemujaan. Arca dlm agama Hindu sama dgn Murti atau Murthi, merujuk pada citra yg menggambarkan roh atau jiwa Ketuhanan (Murta). Murti yaitu wujud dr aspek Ketuhanan atau ilahi – dewi, yg fungsinya menjadi sarana untuk berfokus pada Tuhan dlm kegiatan pemujaan.

7. Waruga

Peninggalan prasejarah zaman Megalitikum ini yaitu kubur kerikil yg tak bertutup & banyak didapatkan pada situs di Gilimanuk, Bali. Waruga yaitu kubur dr leluhur orang Minahasa yg terbuat dr watu & terdiri dr dua kepingan, yg atas berupa seperti segitiga mirip dgn bubungan atap rumah & belahan bawahnya berbentuk kotak dgn ruang di tengahnya.

8. Batu Lumpang

Peninggalan ini yakni struktur kerikil yg di tengahnya terdapat cekungan dr hasil kebudayaan Megalitikum. Dikenal pula selaku batu berlubang, fungsinya sebagai alat upacara untuk arwah para leluhur & dipakai dlm pengerjaan makanan untuk persembahan pada leluhur. Lokasi inovasi watu lumpang berada di Situs Pasir Lulumpang di Garut & Situs Patakan di Lamongan, Jawa Tengah.

9. Batu Dakon

Dikenal pula selaku kerikil congklak, kerikil dakon adalah prasasti yg yang dibuat dr watu. Batu ini mempunyai beberapa cekungan pada permukaan serpihan atasnya. Batu dakon antara lain ditemukan di Bogor & Purbalingga. Ketahui pula perihal jenis – jenis manusia purba di Indonesia & fungsi artefak.

  Peristiwa-peristiwa Penting Sekitar Proklamasi atau Menjelang (Sebelum) Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945

10. Batu Kenong

Hasil dr kebudayaan Megalitik ini berupa batu berupa silinder atau bulat & mempunyai tonjolan di belahan atas. Bentuknya mirip dgn musik gamelan kenong, & didapatkan di Bondowoso serta Kreongan Jember. Ketahui pula perihal zaman logam besi.

Situs Megalitikum Indonesia

Beberapa peninggalan prasejarah zaman Megalitikum bisa dilihat dr banyak sekali situs yg ada di Indonesia, antara lain:

  • Situs Pasemah – Lokasi situs ini berada di daerah Dataran Tinggi Pasemah, Pegunungan Bukit Barisan, Sumatera Selatan. Terdapat dua batu yg mencolok di situs ini, yakni batu berupa insan bertubuh tambun yg sedang membungkuk, kepalanya menghadap ke depan dgn posisi agak menengadah. Sedangkan kerikil satunya berupa gajah. Ada pula arca kerikil besar, alat – alat kerikil, tembikar, bilik kerikil & menhir.
  • Situs Gunung Padang – Situs ini terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat & merupakan salah satu situs peninggalan prasejarah zaman Megalitikum terbesar di Asia Tenggara. Tinggi & luas situs Gunung Padang yg pertama kali didapatkan pada 1914 oleh Belanda diperkirakan melebihi Candi Borobudur & lebih tua ketimbang Piramida Giza. Konon dipercaya bahwa situs ini adalah salah satu dr tahta Prabu Siliwangi yg memerintah Pajajaran.
  • Situs Kampung Bena, NTT – Kampung Bena terletak di Kabupaten Benawa, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur yakni wilayah permukiman yg sudah ada sejak zaman Megalitikum & masih bertahan hingga sekarang. Masyarakatnya bahkan masih mempraktikkan tradisi & budaya yg ada semenjak 1200 tahun kemudian di kampung yg dikelilingi Gunung Inerie ini. Penduduk yg tinggal di Kampung Bena terbagi menjadi 9 klan yaitu Dizi, Dizi Azi, Wahtu, Deru Lalulea, Deru Solamae, Ngada, Khopa, Ago & Bena yg menjadi pendiri kampung. Setiap klan hidup di tingkat yg berlainan dgn klan Bena yg dianggap selaku klan paling bau tanah di tengah. Rumah tradisional penduduk berjumlah 40 buah mengelilingi suatu struktur dr kerikil.