Museum Sangiran yaitu museum yg berada di dlm kawasan Kubah Sangiran. Kubah tersebut berada di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Koleksi Museum Sangiran terdiri dr aneka macam hal yg dapat dimanfaatkan untuk mempelajari kehidupan manusia prasejarah. Sejarah Museum Sangiran diawali dr tahun 1883, yakni tatkala P.E.C Schemulling melaksanakan eksplorasi pertama yg kemudian dilanjutkan oleh Eugene Dubois. Antusias observasi saat itu belum begitu terasa, alasannya ia memusatkan acara penelitiannya di daerah Trinil, Ngawi.
Penelitian baru dikerjakan dengan-cara bersemangat & intens oleh Gustav Heinrich Ralph Von Koenigswald pada 1934. Ia mengawali penelitian sehabis mencermati laporan-laporan aneka macam inovasi balung buta (tulang buta/raksasa) oleh warga & diperdagangkan. Perdagangan fosil mulai ramai sebab inovasi tulang paha & tengkorak Pithecantropus erectus oleh Eugene Dubois di Trinil, Ngawi. Contoh fosil di indonesia yang lain yg ditemukan oleh masyarakat sekitar misalnya Meganthropus palaejovanicus & aneka macam fosil binatang.
Selanjutnya, Pemerintah Indonesia menetapkan kawasan sekitar Sangiran seluas 56 km2 selaku daerah cagar budaya pada tahun 1977. Pendirian situs museum & konservasi laboratorium sederhana pun dikerjakan di lokasi kawasan Sangiran pada tahun 1988. Situs Sangiran kemudian ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1996 sebagai Sangiran Early Man Siter. Museum Sangiran & sentra pengunjung dibuka oleh Menteri Pendidikan & Kebudayaan pada tanggal 15 Desember 2011.
Sangiran ialah situs paling penting bagi pertumbuhan berbagai bidang ilmu mirip arkeologi, antropologi, geologi, biologi, & paleoantropologi. Situs Sangiran luasnya mencapai 56 km2 yg mencakup tiga kecamatan di Kabupaten Sragen, yakni Kecamatan Gemolong, Kalijambe, & Plupuh, serta satu kecamatan di Kabupaten Karanganyar, yakni Kecamatan Gondangrejo. Situs Sangiran terletak di dlm tempat Kubah Sangiran yg merupakan pecahan dr tertekan Solo, di kaki Gunung Lawu (17 km dr kota Solo). Museum Sangiran & situs arkeologinya tak hanya menjadi objek rekreasi yg menawan, tetapi pula menjadi area observasi wacana kehidupan pra sejarah paling penting & terlengkap di Asia, bahkan dunia. Baca pula koleksi Museum Lampung, koleksi Museum Mpu Tantular, museum di Surabaya, & koleksi Museum di Malang.
Koleksi Museum Sangiran
Berdasarkan Situs resmi Kabupaten Sragen, temuan fosil di Sangiran untuk jenis hominid purba ada 50 jenis atau individu. Fosil tersebut ditemukan di wilayah tersebut & merupakan 50% dr temuan fosil di dunia & 65% dr temuan di Indonesia. Lebih dr 13.685 fosil, di mana 2.931 fosil berada di museum & sisanya disimpan di gudang penyimpanan.
Museum Sangiran & Situs Sangiran menawarkan informasi lengkap wacana contoh kehidupan manusia purba di Jawa yg menyumbang kemajuan banyak sekali ilmu pengetahuan. Situs ini pula menjadi tempat pertama ditemukannya fosil rahang bawah yakni jenis Pithecanthropus erectus (salah satu spesies dlm takson Homo erectus) oleh arkeolog Jerman, Profesor Von Koenigswald. Selain itu, Situs Sangiran memiliki jejak tinggalan berumur 2 juta tahun sampai 200.000 tahun yg masih dapat ditemukan hingga kini. Bahkan dgn keadaan relative utuh, sehingga para ahli mampu merangkai sebuah benang merah dr sejarah yg pernah terjadi di Sangiran dengan-cara berurutan.
Berdasarkan penelitian para ahli, daerah Museum Sangiran pada masa purba ialah hamparan lautan. Namun, alasannya prosesn geologi & musibah, letusan Gunung Lawu, Gunung Merbabu, & Gunung Merapi, menjadikan Sangiran menjadi daratan. Hal tersebut terbukti dr adanya lapisan-lapisan tanah yg membentuk wilayah Sangiran berlainan dgn lapisan tanah di tempat lainnya. Pada setiap lapisan tanah tersebut ditemukan fosil-fosil berdasarkan jenis & zamannya.
Museum Sangiran mempunyai beberapa klaster, yakni Sangiran Klaster Ngebung, Museum Sangiran Klaster Dayu, Museum Sangiran Klaster Bukuran, & Museum Sangiran Klaster Krikilan. Klaster tersebut berada tak jauh dr Museum Sangiran, yakni hanya berjarak beberapa kilometer dr Museum Sangiran ini. Akses jalan menuju klaster-klaster museum ini pun tergolong memadai.
1. Ruang Pameran Museum Sangiran
Ruang Pameran museum menjadi salah satu warisan budaya dunia (World Heritage List). Museum Sangiran membagi Ruang Pameran menjadi beberapa belahan. Setiap ruang pekan raya menghidangkan banyak sekali fosil dr jutaan tahun lalu yg tertata rapi & dilengkapi dgn keterangan fosil tersebut. Museum ini pula mempunyai kemudahan yang lain, mirip laboratorium, gudang fosil, akomodasi audio visual, mess untuk para peneliti, gardu pandang, & ruang slide. Terdapat pula kios-kios yg berjajar rapi & memasarkan banyak sekali pernak-pernik dr batuan, topi, baju, & makanan yang lain.
2. Koleksi Museum Sangiran
Museum Sangiran mempunyai koleksi hampir kurang lebih 13.000 fosil. Penemuan fosil-fosil tersebut menjadi yg terbanyak di kawasa Asia. Museum ini pun kemudian merupakan jujukan bagi peneliti dunia untuk mempelajari kehidupan manusia di masa lalu. Koleksi Museum Sangiran dilengkapi dgn fosil insan purba, hasil-hasil budaya manusia purba, fosil tumbuhan & fauna purba beserta gambaran stratigrafinya. Koleksi Museum Sangiran diantaranya ialah:
- Fosil Manusia Purba
Fosil manusia purba yg berada di museum ini terdiri dr jenis Pithecanthropus, mirip Pithecanthropus mojokertensis (Pithecanthropus robustus). Terdapat pula fosil insan purba jenis Homo, mirip Homo Soloensis, Homo neanderthal Eropa, Homo Neanderthal Asia, & Homo Sapiens. Jenis fosil manusia purba lainnya mirip Australopithecus africanus & Meganthropus palaeojavanicus.
- Fosil binatang purba bertulang belakang
Fosil binatang bertulang belakang yg menjadi koleksi museum ini diantaranya yakni Sus sp (babi), Rhinocerus sondaicus (warak), Elephas namadicus (gajah), Stegodon trigonocephalus (gajah), Mastodon sp (gajah), Bubalus palaeokarabau (kerbau), Felis palaeojavanica (macan), Bovidae (sapi banteng), & Cervus sp (rusa & domba).
- Fosil hewan air purba
Selain fosil hewan purba bertulang belakang, Museum Sangiran pula memiliki koleksi fosil binatang air purba. Koleksi tersebut diantaranya ikan & kepiting, gigi ikan hiu, Hippopotamus sp (kuda nil), Crocodilus sp (buaya), Mollusa (kelas Pelecypoda & Gastropoda), foraminifera, & Chelonia sp (kura-kura).
- Batu-batuan
Jenis batu-batuan yg dipamerkan di museum ini diantaranya ialah kalesdon, meteorit atau taktit, agate, diatome, & ametis.
- Alat-alat watu
Terdapat koleksi alat-alat batu yseperti serpih, serut, bilan, gurdi, bola watu, kapak persegi, & kapak perimbas-penetak yg disuguhkan di ruang pekan raya.
Museum Sangiran tak hanya memperlihatkan koleksi-koleksinya yg menggambarkan kehidupan masa prasejarah, namun pula memiliki spot-spot menarik untuk berswafoto. Museum ini mempunyai jembatan dgn arsitektur mirip gading gajah berwarna putih, pancuran, & sebagainya. Inilah klarifikasi mengenai sejarah & koleksi Museum Sangiran. Baca pula koleksi Museum geologi Bandung, koleksi Museum Zoologi Bogor, & koleksi Museum Wayang. Semoga berfaedah.