Globalisasi merupakan sebuah proses kehidupan yg menghubungkan seluruh bangsa & negara di dunia menuju ke suatu tatanan kehidupan baru yg bisa meniadakan batas geografi, ekonomi & sosial budaya.
Akibatnya, sekarang globalisasi masuk & menghipnotis banyak sekali bidang kehidupan.
Derasnya arus globalisasi yg masuk ke banyak sekali bidang kehidupan merupakan hal yg tak mampu dikesampingkan di era yg serba modern ini.
Pengaruh globalisasi berpengaruh di banyak sekali bidang baik kasatmata maupun negatif.
Sosial budaya merupakan salah satu bidang kehidupan yg tak luput dr dampak globalisasi.
Globalisasi yg terjadi dlm bidang sosial budaya bekerjasama dgn proses sosialisasi serta proses silang budaya antar bangsa lintas negara.
Tentu dampak globalisasi ini memberi dampak faktual & pula efek negatif. Lalu seperti apa dampak konkret maupun negatif yg ditimbulkan globalisasi di bidang sosial budaya?
Dampak Positif Globalisasi di Bidang Sosial Budaya
1. Kemudahan dlm Pertukaran Budaya Internasional
Kemajuan teknologi & pendidikan di abad globalisasi menjadi pemicu dlm pertukaran budaya di negara seluruh dunia.
Kini kita mampu menyaksikan & mempelajari kebudayaan dr seluruh dunia cuma melalui media internet tanpa mesti pergi ke mancanegara.
Mudahnya saluran bepergian ke mancanegara pula mampu menjadi pemicunya, mirip orang dr luar negeri yg datang ke Indonesia & menjinjing serta kebudayaan & kesenian dr negara asalnya.
Orang tersebut mampu memperkenalkan kebudayaan & keseniannya ke masyarakat Indonesia & jika kebudayaan atau kesenian tersebut cocok dgn penduduk Indonesia mampu mengakibatkan terjadinya akulturasi budaya.
Pertukaran pelajar di dunia pendidikan pula bisa menjadi media pertukaran dunia di seluruh dunia.
Pelajar yg berkesempatan ke luar negeri bisa mengajarkan kebudayaan atau kesenian dr negara asalnya, sekaligus mempelajari kebudayaan & kesenian dr negara lain.
Tentu hal seperti ini bisa memperlihatkan pengaruh melek budaya bagi setiap orang & mampu menumbuhkan sikap toleran antar umat insan.
Dengan adanya perilaku toleran tentu akan menumbuhkan rasa solidaritas antar bangsa di dunia.
2. Menjunjung Tinggi Pelaksanaan HAM
Pemikiran masyarakat yg maju di era globalisasi ini membuka asumsi akan kepedulian terhadap masalah-perkara kekerasan Hak Asasi Manusia (HAM) di banyak sekali potongan dunia.
Seperti kasus kekerasan di negara-negara afrika. Selain itu, pelbagai pertentangan di planet bumi yang dilatarbelakangi oleh perebutan wilayah dan sumber daya alam menjadi pemicu kepedulian dlm hal kemanusiaan, karena pertentangan-konflik tersebut menyantap korban jiwa yg tidak sedikit.
Hal ini mendorong solidaritas dr pelbagai negara untuk merealisasikan pengesahan HAM bagi seluruh manusia di seluruh dunia tanpa terkecuali, baik di negara maju maupun negara berkembang.
Hadirnya globalisasi seakan menghubungkan seluruh bangsa & negara menuju ke suatu tatanan kehidupan gres yg bercita-cita merealisasikan perdamaian dunia.
3. Memicu Pembaharuan Kesenian
Hadirnya pelbagai tontonan & hiburan gres yg lebih terbaru di periode globalisasi berimbas pada redupnya kesenian-kesenian tradisional, utamanya kesenian di Indonesia.
Minat penduduk yg menurun disebabkan oleh efek budaya luar yg lebih disenangi & kejenuhan penduduk akan hiburan tradisional di Indonesia.
Tentu hal ini menjadi problem besar bagi pelaku kesenian di Indonesia karena perlahan dapat mematikan aktivitas seni tradisional di Indonesia.
Namun demikian, redupnya eksistensi kesenian tradisional di Indonesia menjadi pemicu bagi beberapa pelaku seni di Indonesia untuk melakukan pembaharuan bagi kesenian tradisional di Indonesia.
Pembaharuan kesenian pun sungguh beragam, tergantung dr siapa pelakunya, misalnya:
- Musik gamelan yg dipadukan dgn musik modern atau orkestra
- Tari-tari tradisional yg dibungkus ulang dgn pemangkasan alur dongeng
- Penyegaran kostum, & pembaharuan gerak yg diadaptasi dr gerak tari tradisional
- Pertunjukan wayang yg memadukan sisi tradisional & teknologi.
Perkembangan zaman tentu mesti disikapi dgn bijak oleh pelaku seni di Indonesia, karena jika tak mengikuti perkembangan zaman, maka pelaku seni tersebut akan meredup dgn sendirinya.
4. Mendorong Penyetaraan Gender
Majunya pola pikir insan di kurun globalisasi mendorong terciptanya kesetaraan gender di penduduk .
Wanita yg mulanya senantiasa dinomorduakan dlm kehidupan, sekarang telah mendapat pengakuan.
Penyetaraan gender menjadi info sosial yg konkret dr pengaruh globalisasi di bidang sosial budaya.
Wanita kini tak lagi dipandang sebelah mata & tak hanya dipandang selaku objek, melainkan perempuan mempunyai tugas yg sama dgn laki-laki dlm kehidupan sehari-hari.
Penyetaraan gender ini memicu perempuan untuk berkarya & berkarir dgn leluasa.
Bahkan, perempuan kini bisa menjadi kepala daerah maupun presiden, sebagai contoh beberapa negara meningkat di asia tenggara, termasuk Indonesia, pernah dipimpin oleh presiden perempuan.
5. Sektor Pariwisata Semakin Berkembang
Globalisasi memberi dampak aktual bagi sektor pariwisata, lantaran dgn kemajuan teknologi pariwisata dapat dipromosikan dgn gampang, cepat & murah.
Tentu dgn penawaran khusus berbasis teknologi bisa mendatangkan pelancong dgn gampang, baik turis domestik maupun wisatawan mancanegara.
Selain itu, berkembangnya sektor pariwisata disebabkan oleh masyarakat sekitar yg sadar akan potensi rekreasi.
Di Indonesia, penduduk di sekitar tempat rekreasi umumnya membentuk golongan sadar rekreasi (pokdarwis) yg mengurus & menjaga tempat pariwisata.
Masyarakat tersebut sadar bahwa pariwisata bisa menjadi pendukung ekonomi bahkan mampu menambah pendapatan negara.
Dampak Negatif Globalisasi di Bidang Sosial Budaya
1. Munculnya Sikap Individualisme, Konsumtif & Matrealis
Pengaruh globalisasi di bidang sosial budaya memunculkan pelbagai perilaku buruk manusia, seperti perilaku individualisme, konsumtif & matrealis.
Perkembangan zaman mengakibatkan insan untuk bekerja keras supaya mampu mendapatkan uang untuk bertahan hidup, hal ini mengakibatkan munculnya perilaku individualisme bagi setiap orang.
Tentu sikap ini menetralisir semangat tolong-menolong & sifat kekeluargaan yg dimiliki oleh insan sebagai makhluk sosial.
Sikap konsumtif & matrealis balasan dr dampak luar pula mampu merugikan insan itu sendiri, alhasil manusia hanya akan mementingkan segala hal dr sisi keuntungannya saja.
2. Lunturnya Nilai-nilai Keagamaan
Sikap individualisme, konsumtif & matrealis yg terbentuk akhir dr efek negatif globalisasi memungkinkan nilai-nilai keagamaan tak lagi diutamakan.
Sibuknya kegiatan insan di zaman modern ini pula mampu menghambat mereka untuk beribadah.
Manusia-insan di dunia dituntut untuk berkompetisi semoga bisa bertahan hidup di dunia.
Bahkan pertentangan-pertentangan di dunia yg dilatarbelakangi perebutan kekuasaan sering terjadi pembantaian insan tak berdosa yg mengesampingkan nilai keagamaan & nilai kemanusiaan.
3. Pudarnya Nilai-nilai Budaya Lokal
Hadirnya efek budaya luar di suatu negara mampu menghipnotis pudarnya nilai-nilai budaya lokal di negara tersebut.
Misalnya tata krama & sopan santun yg menjadi nilai budaya di Indonesia, sekarang sudah dipinggirkan oleh perjaka-cowok bangsa, lantaran gencarnya dampak budaya barat yg meracuni cowok bangsa.
Selain itu, akibat dr globalisasi di bidang sosial budaya, baju-baju akhlak yg menjadi ciri khas suku bangsa di pulau Jawa telah jarang digunakan karena dianggap antik & tak menarik, sementara orang-orang sekarang lebih suka berdandan mengikuti fashion dr artis yg dikagumi.
4. Hilangnya Kesenian Tradisional
Berkurangnya minat masyarakat kepada kesenian tradisional bisa menjadi penyebab kesenian tradisional mati & hilang.
Hadirnya hiburan gres & terbaru dirasa lebih mempesona perhatian penduduk , sementara kesenian tradisional yg tak melakukan pembaharuan akan dirasa membosankan & tak disukai lagi.
Akibatnya, sebuah kesenian tradisional akan mati & tak dipentaskan lantaran kurangnya modal untuk menghidupi kesenian tradisional tersebut.
Tentu hal ini perlu menjadi perhatian bagi kita semua untuk lebih menyayangi budaya & kesenian setempat, & tak perlu menunggu negara tetangga mengklaim kesenian lokal supaya kita menjadi latah dlm mencitai budaya & kesenian setempat.
5. Rusaknya Moral Masyarakat
Pengaruh buruk dr luar yg senantiasa dipertontonkan di media internet & televisi mampu dgn gampang diakses oleh semua orang & dapat mempengaruhi orang yg melihatnya.
Sebagai acuan di kala yg serba terbaru ini gaya hidup masyarakat Indonesia banyak yg menjiplak pola hidup orang barat, padahal pola hidup tersebut tak semuanya sesuai dgn norma di masyarakat.
Banyak orang-orang di Indonesia yg meniru budaya barat, seperti seks bebas, alkohol & narkoba.
Tentu hal ini sangat merugikan bagi orang tersebut & pula dapat merugikan negara.
Pemuda bangsa ketika ini perlu mendapatkan perhatian khusus lantaran kemajuan zaman dapat menyebabkan dampak negatif yaitu menghancurkan moral penduduk .