Dampak Urbanisasi di Masyarakat Indonesia

Dampak Urbanisasi

Urbanisasi merupakan balasan dr adanya contoh migrasi penduduk dr wilayah pedesaan disamping pertumbuhan demografis perkotaan yg alami. Perkotaan memperlihatkan banyak manfaat bagi penduduk. Misalnya saja dlm hal ini lebih banyak kesempatan kerja & pemasukan yg lebih tinggi pula untuk bisnis tergolong biaya input yg lebih rendah, kerja sama yg lebih besar & peluang inovasi. Tetapi urbanisasi terutama jika berlangsung cepat maka akan menimbulkan pengaruh baik bagi desa yg dtinggalkan ataupun bagi kota yg menjadi tujuan.

Khususnya apabila penduduk yg melakukan urbanisasi tak memilki spesifikasi keahlian & ketrampilan yg dibutuhkan oleh pencari kerja di kota maka akan mengembangkan berbagai jenis pengangguran yg berikutnya dapat mengembangkan kemiskinan & kriminalitas. Selain itu kepdatan penduduk yg tinggi pula akan mengusik keseimbangan lingkungan. Urbanisasi pula mempunyai dampak bagi pedesaan seperti kurangnya aneka macam jenis tenaga kerja.

Urbanisasi

Populasi manusia condong meningkat seiring berjalannya waktu. Semakin banyaknya orang yg lahir, individu memperoleh alasan untuk berkumpul membentuk golongan & dgn hadirnya pertanian, komunitas kecil yg menetap.

Sejumlah kecil pemukiman ini berkembang menjadi apa yg sekarang kita sebut kota. Pertumbuhan semacam ini sering kali berkaitan dgn pergeseran dr satu cara pengorganisasian kerja ke cara lain. Populasi dunia sudah berkembang dengan-cara signifikan, & perekonomian menjadi lebih industrial selama beberapa ratus tahun terakhir.

Sebagai risikonya, lebih banyak orang pindah ke kota. Proses ini dikenal definisi urbanisasi. Setelah industrialisasi skala besar dimulai pada era kedelapan belas, kota-kota sungguh-sungguh mulai berkembang pesat. Bahkan nyaris setengah dr siapa pun sekarang tinggal di kawasan perkotaan. Mereka kepincut dgn pekerjaan di bidang manufaktur, serta meningkatnya kesempatan untuk menerima pendidikan & hiburan.

Dampak Urbanisasi

Adapun balasan adanya urbanisasi bagi desa & kota, antara lain:

Positif

Urbanisasi mempunyai beberapa dampak positif kalau terjadi dlm batas yg sesuai. Beberapa implikasi positif dr urbanisasi. Antara lain;

  1. Penciptaan lapangan kerja
  2. Negara akan cepat mengalami pertumbuhan teknologi & infrastruktur
  3. Adanya peningkatan transportasi & komunikasi
  4. Tersedianya fasilitas pendidikan & medis yg bermutu
  5. Mampu menunjang peningkatan standar hidup

Negatif

Namun demikian, urbanisasi yg ekstensif sebagian besar mengakibatkan efek yg merugikan. Poin-poin yg tercantum di bawah ini yakni beberapa di antaranya;

  1. Munculnya megacity dan kemacetan

Megacity merupakan kota berpenduduk lebih dr 10 juta jiwa. Di Indonesia acuan kota yg sudah menjadi megacity ialah Jakarta. Begitu banyak orang pindah dr daerah pedesaan, banyak kota urban mulai melihat problem kepadatan.

Kota-kota besar mirip Jakarta & Surabaya sedang menghadapi dilema kemacetan besar. Kelebihan populasi berkontribusi pada lalu lintas yg ekstrem, menipisnya sumber daya, polusi, danberbagai jenis pengangguran di antara banyak dilema lainnya.

  1. Urban sprawl

Urban sprawl adalah tatkala populasi kota terpencar di wilayah geografis yg kian luas. Perpindahan dr pusat kota dgn kepadatan lebih tinggi ke pinggiran kota dgn kepadatan lebih rendah bermakna bahwa seiring berkembangnya kota, kota-kota tersebut kadang kala mulai mengambil bidang tanah yg sebelumnya dipakai untuk pertanian.

Urban sprawl juga mengembangkan keperluan akan infrastruktur jalan raya, alasannya adalah rumah orang condong jauh dr tempat mereka bekerja & akomodasi perkotaan.

  1. Muncul daerah pemukiman kumal (slum)

Di negara berkembang, sekitar sepertiga penduduk perkotaan hidup di permukiman kumuh & liar yg miskin (UN-Habitat, 2012).

Permukiman kumuh ialah kawasan perkotaan yg padat penduduk & mempunyai perumahan di bawah kriteria dgn kondisi kehidupan yg sungguh memprihatinkan, serta memunculkan beberapa problem sosial. Secara biasa ciri dr slum adalah sebaga berikut:

  1. Rumah kecil & sesak yg dibangun sangat berdekatan memakai materi yg tak memadai & dgn pasokan listrik yg tak pasti
  2. Sedikit atau tak ada kemudahan sanitasi / jamban & tak ada pembuangan limbah padat, sehingga mengarah pada lingkungan lokal yg terkontaminasi & rusak
  3. Fasilitas perawatan kesehatan yg tak mencukupi, ditambah dgn keadaan kehidupan yg buruk, mengembangkan angka sakit & ajal
  4. keadaan hidup yg tak aman – penghuni kawasan kumal mampu dipindahkan dengan-cara paksa oleh pemilik tanah atau pihak berwenang yang lain.

  1. Dampak pada kenakeragman hayati

Seiring dgn pertumbuhan kota & kepadatan spasial, jejak lingkungan & ekologisnya meningkat. Ekspansi perkotaan yg terjadi di hutan, lahan basah & metode pertanian mengarah pada pembukaan habitat; degradasi & fragmentasi lanskap.

Gaya hidup perkotaan yg condong konsumtif, memerlukan sumber daya alam yg besar & buatan sampah yg meningkat pula mengakibatkan peningkatan pencemaran udara, air & tanah.

  1. Kekurangan tenaga kerja di desa

Banyaknya penduduk desa yg lebih menentukan untuk pindah ke kota alasannya terpesona dgn penghasilan & kehidupan yg lebih baik, maka hal tersebut mengakibatkan desa kekurangan penduduk yg berakibat pada kurangnya tenaga kerja bahkan tenaga kerja memiliki potensi & berkualitas. Selain itu di desa pula akan kelemahan tenaga kerja untuk mengolah hasil pertanian.

Kehilangan tenaga kerja maka dapat mematikan potensi di desa tersebut. Sehingga hal tersebut mampu menyebabkan keterlambatan pembangunan di pedesaan. Apabila wilayah-daerah tertentu banyak tertinggal maka akan kian mengembangkan kesenjangan antara penduduk desa & penduduk kota.

  1. Adanya sikap yg tak sesuai dgn norma yg berlaku di lingkungan desa

Masyarakat desa dikenal dengan nilai sosial, norma sosial, dan unsur budaya yang dipegang teguh. Banyaknya masyarakat yg meninggalkan desa maka norma-norma yg ada di desa tersebut dengan-cara perlahan akan mulai luntur & justru pola hidup perkotaan akan ditularkan ke pedesaan. Hal tersebut sungguh susah untuk dikesampingkan.

Apabila masyarakat yg telah berurbanisa tersebut pulang ke pedesaan maka bisa jadi membawa dampak terhhadap kebiasan yg mampu menjadikan hilangnya norma atau kebudayaan di desa tersebut. Namun gaya hidup di perkotaan tersebut mungkin kurang sesuai dnegan norma-nirma yg telah berlaku di lingkungan desa tersebut.

  1. Meningkatnya kemiskinan, kriminalitas & pelacuran

Kepadatan penduduk yg kian tinggi maka akan memicu kompetisi yg semakin tinggi pula untuk dapat memenuhi hidup. Tidak semua penduduk yg melakukan urbanisasi mempunyai spesifikasi keahlian, kemampuan, & pendidikan mirip halnya yg diharapkan oleh pencari tenaga kerja.

Bahkan jumlah penduduk yg terdidik lebih kecil di bandingkan dgn penduduk yg tak terdidik & tak berpengalaman. Sehingga dgn berurbanisasi justru  akan meningkatkan angka pengangguran yg memiliki peluang meningkatkan angka dalam arti kemiskinan dan kesejahteraan.

Hal tersebut akan berimbas pada tingginya arti kriminalitas dan pelacuran. Karena untuk tetap mampu memnuhi keperluan hidupnya sedangkan mereka tak memiliki pekerjaan maka mereka menghalalkan segala cara seperti merampok, mencuri, bahkan menjual diri.

  1. Meningkatkan resiko penularan penyakit

Urbanisasi telah mengakibatkan berkurangnya kegiatan fisik & nutrisi yg tak sehat. Organisasi Kesehatan Dunia/ WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2020, penyakit tak menular seperti penyakit jantung akan mengakibatkan 69 persen dr semua maut di negara berkembang. Ancaman terkait urbanisasi yang lain ialah penyakit menular.

Perjalanan udara menenteng basil & virus dr satu negara ke negara lain. Orang yg pindah dr kawasan pedesaan tak kebal terhadap penyakit yg sama mirip penduduk kota yg sudah lama, yg menempatkan mereka pada risiko lebih besar untuk tertular penyakit.

Selain itu daerah kumuh (slum) biasanya mengalami sanitasi yg buruk & pasokan air yg tak mencukupi yg lazimnya menciptakan penduduk kumuh rentan terhadap penyakit menular. Permasalahan lingkungan mirip pencemaran perkotaan pula memunculkan banyak gangguan kesehatan yaitu alergi, asma, kemandulan, keracunan masakan, kanker bahkan kematian dini.

  1. Masalah Air & Sanitasi

Karena kelebihan penduduk & peningkatan populasi yg cepat di sebagian besar pusat kota, biasanya fasilitas pembuangan limbah tak memadai. Pemerintah kota & lokal menghadapi krisis sumber daya yg serius dlm pengelolaan akomodasi pembuangan limbah.

Akibatnya, sanitasi menjadi jelek & pembuangan limbah semakin semrawut. hal tersebut sebab mereka mencampakkan limbah ke suangai, danau, atau bahari di sekitarnya.

Akhirnya, penyakit menular seperti tifus, disentri, wabah penyakit, & diare menyebar dgn sungguh cepat yg mengakibatkan penderitaan bahkan maut. Kepadatan pula sungguh berkontribusi pada kelangkaan air higienis karena pasokan lebih kecil daripada usul.

Kesimpulan

Dari klarifikasi yg dikemukakan dapatlah dibilang bahwa urbanisasi yaitu proses di mana kota-kota tumbuh, & persentase penduduk yg datang untuk tinggal di kota makin tinggi. Urbanisasi mengacu pada perpindahan penduduk dr daerah pedesaan ke perkotaan.

Sehingga dlm hal ini terjadi penurunan proporsi orang yg tinggal di daerah pedesaan sedangkan kota-kota terbentuk & menjadi lebih besar sebab lebih banyak orang mulai tinggal & bekerja di kawasan-daerah pusat. Hal ini sungguh dipengaruhi oleh fikiran bahwa kota prospektif kehidupan ekonomi, politik, & sosial yg lebih baik dibandingkan dgn wilayah pedesaan.

Oleh alasannya adalah itulah urbanisasi dikenal sebagai proses di mana sejumlah besar orang terfokus dengan-cara permanen di daerah yg relatif kecil, membentuk kota. Singkatnya urbanisasi mampu didefinisikan selaku :

  1. Perpindahan penduduk dengan-cara berduyun-duyun dr desa (kota kecil, kawasan) ke kota besar (pusat pemerintahan)
  2. Perubahan sifat suatu tempat dr situasi (cara hidup & sebagainya) desa ke situasi kota.

Nah, itulah tadi postingan yg bisa kami uraikan pada segenap pembaca berkenaan dgn banyak sekali pengaruh positif & negatif adanya urbanisasi yang dijalankan penduduk Indonesia dr wilayah desa ke perkotaan dlm banyak sekali bidangnya.

  Vietnam - Republik Sosialis Vietnam capital Hanoi