Efek Insiden Bom Bali Tahun 2002 Dan 2005

Tragedi kemanusiaan besar di Pulau Bali & peristiwa terorisme paling parah dlm sejarah sebagai kejadian & contohnya di Indonesia terjadi pada tahun 2002 & 2005. Peristiwa pertama terjadi pada tanggal 12 Oktober 2002, 17 tahun kemudian di malam hari yg menghancurkan sebagian daerah jantung pariwisata Indonesia tersebut. Sejarah kejadian  bom bali mencatat bahwa ledakan terjadi dlm waktu yg nyaris berbarengan yaitu pada pukul 23.05 WITA di Paddy’s Club & Sari Club. Kurang lebih sekitar 10 menit kemudian, ledakan kembali terjadi di Renon, dekat kantor Konsulat Amerika Serikat, namun dlm ledakan ini tak ada korban jiwa. Bom di diskotek Paddy’s berada dlm tas punggung & merupakan bom bunuh diri.

Bom kedua disimpan dlm kendaraan beroda empat Mitsubishi Colt L300 yg diparkir di depan Sari Club, meledak beberapa belas detik kemudian memakai pemicu jarak jauh. Ledakan di depan Sari Club itu meninggalkan jejak berbentuklubang sedalam 3 kaki. Peristiwa di kedai makanan & club tersebut mengkonsumsi 202 orang korban jiwa & 209 orang korban luka atau cedera. Pengeboman di bali kembali terjadi pada 2005 pada tiga lokasi yakni Kafe Nyoman, Kafe Menega, & Restoran R.AJA’s di Kuta Square. Menurut Ansyaad Mbai, bukti – bukti awal memperlihatkan paling tak ada tiga orang pengebom bunuh diri dlm serangan ini, menyerupai dgn modus operandi pengeboman yg terjadi pada tahun 2002.

Bukti bom bunuh diri berasal dr serpihan ransel & tubuh manusia, tetapi ada pula kemungkinan bahwa ransel – ransel itu sudah disembunyikan lebih dulu sebelum diledakkan. Komisioner Polisi Federal Australia, Mick Keelty menyatakan bahwa kemungkinan jenis bom yg dipakai berbeda dr ledakan sebelumnya. Kebanyakan korban meninggal terluka akibat serpihan tajam atau shrapnel, & bukan lantaran ledakan. Hasil sinar X dr pejabat medis menampilkan ada benda gila yg digambarkan selaku ‘pellet’ di dlm tubuh korban, pula ada korban luka yg melaporkan bola bearing masuk ke bagian belakang tubuhnya.

  Sudut Pandang Pemikiran Georg Simmel Mengenai Pembedaan Sosiologi dan Sejarah

Dampak Bom Bali 2002

Peristiwa yg sangat mengguncang dunia tersebut menelan korban warga mancanegara seperti Australia, Inggris, Kanada & yang lain. Sudah tentu hal tersebut menimbulkan efek dr peristiwa bom Bali seperti berikut ini.

  1. Indonesia mengalami masalah serius terkait dgn keamanan negara disebabkan latar belakang insiden  bom Bali. Sejumlah negara kemudian mengeluarkan travel warning bagi para warganya yg berencana berkunjung ke Indonesia. Belum lagi kecaman – kecaman yg terus tiba dr seluruh penjuru dunia akan peristiwa tersebut.
  2. Kehidupan penduduk Bali dr sisi ekonomi pula mengalami pengaruh peristiwa bom Bali. Pendapatan dr sektor pariwisata menurun & pula ekonomi warga yg mengalami akibat pribadi dr aksi pengeboman tersebut. Akibatnya sektor pariwisata di Bali sempat mengalami keterpurukan selama bertahun-tahun.
  3. Dari sisi psikologis, efek kejadian bom Bali pula menghipnotis para warga & korban dgn syok mendalam. Sebagian penduduk pun merasa tak lagi aman untuk tetap tinggal di Bali & curiga kepada orang ajaib karena kenyamanan hidupnya sudah terampas dgn adanya teror bom.
  4. Selama nyaris tiga tahun setelah terjadinya bom Bali tahun 2002, tak tampakadanya perbaikan dlm ekonomi rumah tanggai di Bali. Bahkan jumlah pengangguran meningkat sebanyak 3,5 persen, jam kerja menurun sejumlah 4,2 persen, & pendapatan rumah tangga mengalami penurunan sebanyak 22,6 persen. Penurunan pemasukan ini memaksa para kepala rumah tangga berubah pekerjaan, memperbesar jam kerja & pula mengubah status pekerjaannya.
  5. Sektor pariwisata yg mengalami efek insiden bom Bali pula mengalami penurunan dr segi cenderamata, perusahaan travel, hotel, restoran & yang lain yg ikut terpuruk. Bahkan pengrajin kayu yg biasa mendapatkan pesanan untuk Bali pun ikut terkena efek dr teror bom di Bali.

Dampak Bom Bali 2005

Peristiwa dlm sejarah bom Bali 2005 tak mengakibatkan efek sebesar yg terjadi pada tahun 2002 sebelumnya. Hal tersebut bisa dilihat melalui kurangnya eksodus para wisatawan aneh yg sebelumnya terjadi pada tahun 2002. Beberapa dampak kejadian bom Bali pada 2005 ialah:

  1. Pelemahan mata uang Rupiah sempat terjadi pada pembukaan perdagangan, sehari sesudah kejadian bom Bali 2005. Mata duit rupiah sempat melemah sekitar 100 poin hingga meraih Rp.10.400, tetapi menyusut pada penutupan jual beli sampai mencapai Rp. 10.305 sehingga total yg melemah sebesar 15 poin. Begitu pula dgn Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Jakarta yg bisa memulihkan diri sehari sesudah terjadinya insiden pengeboman tersebut.
  2. Walaupun di atas kertas, dampak dr peristiwa bom Bali pada sektor pariwisata diperkirakan tak signifikan karena cuma menyumbang sekitar 5 persen dr perekonomian Indonesia, tetapi efek kejadian bom Bali di sektor pariwisata tetap terjadi. Hal itu pastinya tak terelakkan lantaran tatkala citra pariwisata yg baik mulai kembali dibangun, teror justru terjadi lagi. Banyak turis aneh & domestik enggan berwisata ke Bali lantaran takut. Karena kurangnya pengunjung wisata, maka keadaan ekonomi di Bali sempat kembali mengalami penurunan.
  3. Maskapai Air Paradise yg berbasis di Indonesia mengalami kebangkrutan sejak berdirinya pada 2003. Kebangkrutan terjadi paska bencana alam bom ini lantaran jumlah penumpang pada jalur Australia ke Bali yg mereka layani terus menurun. Tingkat hunian hotel termasuk kelas melati pula kembali menurun & bisnis cendera mata turut terpukul dgn teror bom yg terjadi.

Selain pengaruh peristiwa bom Bali yg terjadi pada tahun 2002 & 2005 tersebut, sudah tentu korban jiwa & harta benda yakni efek yg terbesar dr kejadian itu. Para korban yg tewas tentunya memiliki anggota keluarga yg tak rela akan kematian mereka yg tragis. Banyak yg kehilangan tulang punggung keluarga sehingga keadaan ekonominya menjadi kian sukar, pula rasa sakit hati yg tertinggal karena orang tak bersalah menjadi korban sebuah permainan yg sungguh kejam.

Masih banyak keluarga korban yg tak puas akan penyelesaian persoalan bom Bali tersebut & tak mendapatkan solusi atau penutupan yg sempurna. Memulihkan sektor pariwisata pun tak mampu dijalankan dlm waktu semalam, melainkan memerlukan waktu lama untuk kembali meyakinkan & menumbuhkan harapan untuk berkunjung lagi ke Bali. Sejak terjadinya peristiwa pengeboman kurang lebih selama 10 tahun pemerintah terus berupaya memulihkan keadaan di Bali. Pada perayaan bencana bom Bali I di Legian, Kuta tanggal 12 Oktober 2019, ratusan orang berkumpul di Monumen Bom Bali I Legian.

Kedatangan mereka bertujuan untuk memperingati peristiwa besar dgn berdoa bersama, menabur bunga & menyalakan lilin selaku simbol duka. Kampanye pariwisata & keamanan pula terus ditingkatkan biar para kandidat wisatawan tak ragu lagi untuk berkunjung & berlibur ke Bali. Sektor keamanan pun terus ditingkatkan biar pihak berwenang tak lagi kecolongan dgn banyak sekali teror yg sangat berbahaya. Pemerintah terus meningkatkan upaya perbaikan citra pulau Bali sebagai tujuan rekreasi dgn adanya museum di Bali mirip museum di Ubud, candi di Bali, & sejarah museum Geopark Batur.