Efek Rumah Kaca – Pengertian & Proses Terjadinya
Rumah kaca merupakan sebuah bangunan berupa rumah yg keseluruhannya (dinding, atap) terbuat dr kaca. Rumah beling digunakan selaku kawasan bercocok tanam sayuran, buah-buahan & bahkan bunga atau tanaman yang lain. Biasanya, rumah kaca digunakan oleh petani-petani di negara yg memiliki 4 trend (di Indonesia, sebab matahari bersinar sepanjang tahun, maka rumah kaca jarang dipakai).
Suhu di dlm rumah beling akan terasa hangat walaupun ketika itu saat musim masbodoh. Rumah beling bekerja dgn menangkap cahaya matahari & panas dr sinar matahari terperangkap di dlm bangunan sehingga udara menjadi tetap hangat. Kaprikornus, pada siang hari, suhu di dlm rumah kaca menjadi kian hangat & pada malam hari suhunya pula tetap hangat.
Efek rumah beling merupakan ungkapan yg dipakai untuk menggambarkan bumi mempunyai imbas seperti rumah kaca diatas dimana panas matahari terperangkap oleh atmosfer bumi. Gas-gas di atmosfer mirip karbon dioksida (CO2) dapat menahan panas matahari sehingga panas matahari terperangkap di dlm atmosfer bumi.
Normalnya, pada siang hari matahari menyinari bumi sehingga permukaan bumi menjadi hangat, & pada malam hari permukaan bumi mendingin. Akan namun, akibat adanya efek rumah kaca, sebagian panas yg harusnya dipantulkan permukaan bumi diperangkap oleh gas-gas rumah beling di atmosfer. Inilah kenapa bumi menjadi semakin hangat dr tahun-ketahun.
Penyebab & Dampak Efek Rumah Kaca
Penyebab Efek rumah kaca ialah gas-gas rumah kaca. Berikut ini gas-gas di atmosfer beserta persentasi kontribusinya pada efek rumah kaca:
- Uap air (H2O), 36-70%
- Karbon dioksida (CO2), 9-26%
- Methana (CH4), 4-9%
- Ozon (O3), 3-7%
- Nitrous Oxide (N2O)
- CFC & HFC
Sebenarnya, gas-gas diatas diatas dibutuhkan pula biar bumi tak terlalu acuh taacuh, akan tetapi sejak revolusi industri, gas-gas mirip karbon dioksida, methana, & gas berbahaya yang lain menjadi makin bertambah di atmosfer sehingga konsentrasinya makin meningkat balasan ulah insan.
Jika fokus gas-gas rumah beling makin meningkat di atmosfer, maka efek rumah kaca akan kian besar. Berikut ini ialah penyebab-penyebab makin tingginya konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer:
- Penebangan & pembakaran hutan; pohon sangat berguna alasannya dapat mengubah gas karbon dioksida menjadi oksigen yg berfaedah untuk kita, akan namun manusia suka melaksanakan penebangan hutan & membakarnya untuk dijadikan daerah bercocok tanam. Selain itu, saat hutan dibakar menciptakan gas-gas rumah beling yg pasti mampu memajukan fokus gas rumah beling di atmosfer.
- Penggunaan materi bakar fosil; Penggunaan materi bakar fosil seperti minyak bumi & watu bara yg terlalu berlebihan bukan hanya mempunyai dampak buruk pada kualitas udara, tetapi pula dapat meningkatkan konsentrasi gas rumah beling di atmosfer mirip karbon dioksida yg dihasilkan dr hasil pembakaran materi bakar fosil.
- Pencemaran maritim; lautan mampu menyerap karbon dioksida dlm jumlah yg besar, akan tetapi akibat pencemaran maritim oleh limbah industri & sampah, bahari menjadi terkontaminasi sehingga banyak ekosistem di dalamnya yg musnah, yg mengakibatkan maritim tak dapat menyerap karbon dioksida lagi.
- Industri pertanian; pertanian dlm skala besar (industri) menggunakan pupuk yg dangat banyak. Pupuk yg digunakan tersebut melepaskan gas nitrous oxide ke atmosfer yg merupakan gas rumah kaca.
- Limbah industri & tambang industri mirip pabrik semen, pabrik pupuk, & penambangan batu gres serta minyak bumi memproduksi gas rumah kaca seperti karbon dioksida.
- Limbah rumah tangga; limbah rumah tangga kalau dibiarkan akan menciptakan gas methana & karbon dioksida yg dihasilkan dr bakteri-basil pengurai sampah.
- Industri peternakan; industri peternakan mirip peternakan sapi menciptakan gas methana & karbon dioksida yg sungguh besar ke atmosfer. Gas-gas ini dihasilkan dr kentut sapi (ya, kentut sapi) & kotoran sapi yg merupakan produk dr bakteri pengurai selulosi di perut sapi.
Jika imbas rumah beling dibiarkan, maka bumi akan menjadi makin panas. Memanasnya bumi mampu mencairkan es yg ada di kutub utara maupun selatan. Jika es di kutub mencair, maka permukaan air maritim akan kian tinggi yg tentu akan mempunyai dampak buruk pada seluruh wilayah di dunia. Berikut ini dipaparkan dampak efek rumah beling dengan-cara lebih rincian:
- Pemanasan global; pemanasan global merupakan fenomena meningkatnya suhu di permukaan bumi. Hal ini sungguh membahayakan seluruh ekosistem yg ada di bumi, & dapat membahayakan insan.
- Mencairnya es di kutub; hal ini diakibatkan sebab kenaikan temperatur dr tahun ke tahun. Jika es di kutub mencair, maka seluruh ekosistem di kutub akan terancam punah.
- Meningkatnya ketinggian air laut; hal ini diakibatkan sebab es kutub yg mencair. Jika air bahari meniggi, maka seluruh populasi yg tinggal di sekitar pantai harus pindah ke tempat yg lebih tinggi. Kota-kota besar di dunia akan lumpuh alasannya sebagian besar terletak bersahabat dgn pantai.
- Laut menjadi semakin asam; akhir meningkatnya gas-gas rumah kaca di atmosfer, bahari pula akan menyerap sebagian gas tersebut. Jika maritim berlebihan mendapatkan gas-gas tersebut, maka akan membuat air bahari menjadi asam yg menyebabkan musnahnya terumbu karang & berbagai macam ekosistem di dalamnya.
- Berkurangnya lapisan ozon; gas rumah kaca seperti nitrous oxide berdampak dapat mengurangi lapisan ozon & merupakan penyebab utamanya. Jika lapisan ozon berkurang, sinar ultraviolet matahari dapat tembus ke permukaan bumi yg mampu mematikan makhluk hidup di dalamnya.
Kontributor: Ibadurrahman, S.T.
Mahasiswa S2 Teknik Mesin FT UI
Materi Sosiologiku.com yang lain: