Ekonomi Politik 1980 – 2000

Kalimantan – Kehidupan sosial budaya, telah menerangkan dgn adanya budaya & kehidupan agama menjadi dasar dr karakteristik manusia. Membedah insan itu sendiri pada asimilasi budaya Jawa – Batak pada perompak kapal dapat menerangkan aneka macam acara, & penggangu ilmu kedokteran di Indonesia, tepatnya Pontianak.

Kelas sosial, & pergeseran hidup dlm suatu karakteristik itu menjadi bab dr pembelajaran terhadap dinamika sosial di penduduk Indonesia, dengan-cara khusus kepada budaya (makan orang) & kuburan Tionghoa (Batak – Tionghoa), agama Nasrani – Islam – Protestan – Budha, Kalimantan, Indonesia. 

Dengan menjelaskan sistem ekonomi mereka terima, dgn bukti – bukti drama kehidupan sosial budaya, dlm akses ekonomi suatu Negara jelasnya Pontianak. Persoalan yg menjelaskan dlm pinjaman mereka dibalik agama menerangkan bagaimana mereka hidup dgn moralitas mereka dlm suatu catatan pertentangan sosial, & pendidikan yg ada di Universitas Tanjungpura 2008 – 09 sebelumnya.

Budaya lokal Indonesia, akan timbul dgn adanya kepentingan ekonomi suatu budaya, pada terusan kehidupan sosial politik,  & agama mereka di Indonesia. Bagaimana mereka hidup, & tinggal berdasarkan karakteristik binatang mereka, dlm dukungan Islam Indonesia, guna bertahan hidup.

Perompak kapal (Malaysia – Pontianak, 80an), dgn kehidupan sosial budaya & agama, menerangkan dinamika kehidupan sosial, menurut metode kelas pekerja, & tenaga medis desa – kota yg hidup sesuai dgn budaya & agama mereka ciptakan sebagai manusia. Hendaknya menjadi pendapatuntuk peluang hidup mereka.

Berbagai Budaya baik itu Tionghoa – Dayak – Jawa, & Batak di Kalimantan, akan menarik menerangkan banyak sekali susukan ekonomi, & politik seksualitas yg ingin dipraktekkan dlm suatu budaya Jepang, dlm kerja paksa, atau masyarakat Jawa dengan-cara biasa menjadi pada asimilasi budaya hasil kerja seksualitas.

  Dalam Masyarakat Demokratis, Pers Berfungsi Sebagai Kontrol Sosial. Yang Dimaksud Dengan Fungsi Kontrol Sosial Adalah

Seksualitas politik (andanlan pakai peler) diciptakan, dr ungkapan rumah tangga mereka Sihombing – Marpuang (Jawa) itu, terhadap ekonomi politik sebagai orang lokal, Indonesia. Bagaimana tokoh agama menyaksikan hal ini dlm keseharian mereka, memungkinkan dapat diterangkan aneka macam acara, ekonomi politik mereka kepada kebudayaan mereka dengan-cara baik, menurut metode kelas sosial.

Hal ini menjadi penting terhadap persepsi dlm suatu kebudayaan yg berefek pada kehidupan sosial mereka, sehingga banyak sekali cara dipakai dlm mengakses tata cara ekonomi, dlm sebuah perkampungan kota Pontianak & di sosial media, teknologi & lainnya.