Pelajari Pontianak, akan tampak dgn proses dr pencapaian setiap budaya, dimana yg mematuhi kebijakan & memahami budaya mereka sendiri dlm setiap keadaan masyarakatnya, menurut hasil seksualitas.
Ketika mengetahui setiap arah kota akan tampak dgn budaya kota yg dipelajari dgn kebuasaan manusia, & rentangan layar yg telah kendor oleh mereka dlm tata cara politik dgn suatu ungkapan terhadap budaya mereka sendiri.
Hal ini menceritakan suatu kesadaran insan, & keterlibatan mereka kepada sistem budaya & ekonomi yg tercipta pada kelas sosial mereka ketika ini. Tatkala hal ini berada pada keadaan penduduk yg saat ini terjadi.
Kepentingan & kebutuhan sosial mengakibatkan argumentasi terhadap masyarakat yg berperan dlm duduk perkara kelas sosial, budaya & agama serta seksualitas. Peran wanita dlm hal ini tatkala berpegang pada metode budaya sosial yg menempel pada kebudayaan setempat.
Biasanya untuk menutup kejelekan budaya dlm hal ini etnik, & kehidupan sosial mereka hidup pada profesi yg mereka lakukan terutama pada seksualitas. Itu yg dilangsukan pada metode seksualitas ekonomi yg berada pada dilema manusianya.
Ketika hal ini penting dlm melihat berbagai hal terkait budaya & agama mereka, terjadi dilema, & psikologis & sosiologis di penduduk dgn adanya aspek kehidupan sosial yg saat ini berada pada kondisi budaya & agama.
Hal ini menerangkan adanya urbanisasi ekonomi perkotaan, kekuasaan, & kepentingan budaya yg menempel pada keperluan & ketergantungan masing-masing suku & budaya seperti Tionghoa – Batak & Jawa serta (Dayak primitif sebelumnya) pada kepentingan ekonomi politik pada tahun 2000 – 2008 di Pontianak.
Drama kehidupan sosial, & cara kotor serta berlindung dibalik tembok agama Nasrani & Kristen pada injil & perintah Tuhan menjelaskan hal ini dgn baik, pada politik PDI Perjuangan di Kalimantan Barat, ibaratkan layar yg sudah kendor, pada ketika itu mereka membagikan barang rampasan mereka 1967 – 1999, & masa kolonial belanda, mampu dipahami dr perkampuangan rumah.
Filsafat menerangkan keberadaan mereka dlm hal ini, serta penyingkiran, pertentangan ekonomi, perusakan tubuh manusia, kepentingan agama & budaya, serta dlm hal ini pengetahuan, & ketidaksenangan dlm aneka macam politik identitas yg mampu diketahui dgn adanya moralitas & adat yg rendah.