Energi gres & terbarukan merupakan pengelolaan energi dr proses alam yg berkesinambungan & dijadikan selaku energi alternatif. Energi baru & terbarukan bersifat ramah lingkungan sehingga berkontribusi dlm menanggulangi pemanasan global & meminimalkan emisi karbon dioksida. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 ihwal Kebijakan Energi Nasional, Indonesia menargetkan penggunaan energi baru & terbarukan minimum 23% (2025) & 31% (2050).
Kebijakan Energi Baru & Terbarukan
Kebijakan energi terbarukan dilaksanakan melalui selaku berikut.
- Konservasi Energi -> pemanfaatan energi yg efisien & rasional tanpa menghemat penggunaan energi yg diharapkan
- Diversifikasi Energi -> penganekaragaman penyediaan & pemanfaatan banyak sekali sumber energi, serta peralihan memakai sumber energi yg mampu diperbaharui
- Intensifikasi Energi -> pencarian sumber energi gres untuk meningkatkan cadangan energi guna dimanfaatkan sebagai tenaga listrik
Jenis Energi Baru & Terbarukan
Energi Panas Bumi
Panas bumi berkaitan dgn proses pergerakan magma di dlm kerak bumi menuju permukaan. Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003, energi geothermal terkandung di dlm air panas, uap air, batuan, mineral, serta gas yang lain dlm tata cara panas bumi. Indonesia yg pecahan dr wilayah ring of fire diperkirakan mempunyai potensi sebesar 40% dr potensi geothermal dunia. Pembangkit listrik energi panas bumi pertama milik Indonesia diresmikan pada tahun 1983 di Kamojang, Jawa Barat.
Keunggulan:
- Dampak emisi karbon sangat minim
- Membutuhkan lahan & sumber air yg relatif sedikit
Kelemahan:
- Membutuhkan ongkos modal yg tinggi
- Dapat menghipnotis kestabilan tanah di sekitarnya
Energi Air
Energi air tergolong jenis energi kinetik, yaitu besar kecilnya bergantung pada gerakan partikel tersebut. Di Indonesia, potensi tenaga air mencapai 75.000 MW namun yg dimanfaatkan baru meraih 10% dr total potensinya pada tahun 2014. Adapun pemanfaatan energi air ialah sebagai berikut.
- Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Prinsip PLTA adalah mengubah energi berpotensi air menjadi energi kinetik oleh turbin yg kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator. PLTA berdasarkan pada ketinggian & kecepatan pemikiran air. Kekurangannya yakni pembangunan PLTA membutuhkan lahan yg luas. Komponen-komponen dasar PLTA adala DAM (bendungan), turbin, generator, transmisi, & reservoir air. Di Indonesia, pertama kali dibangun pada tahun 1983 berjulukan PLTA Ciata, Purwakarta.
- Pembangkit Listrik Mikro Hidro (PLTMH)
PLTMH merupakan pembangkit listri dgn skala kecil & Batasan kapasitas 5 kW – 100 kW tiap unitnya. Faktor yg dapat menghipnotis PLTMH yakni debit fatwa air & kemiringan sungai. Alirannya pun diperlukan mengalir sepanjang tahun. Biasanya dilaksanakan di sungai-sungai kecil di daerah terpencil. Contohnya di Indonesia ialah PLTMH Cinta Mekar yg berlokasi di Subang, Jawa Barat.
Keunggulan:
- Bendungannya dapat dijadikan objek rekreasi
- Biaya pemeliharaan & operasional relatif murah
Kelemahan:
- Mengganggu keseimbangan ekosistem perairan
- Pembangunannya dapat menjadikan kerusakan geologi mirip tanah longsor & pengikisan
Energi Matahari
Matahari sebagai sumber utama yg memancarkan energi terbesar ke permukaan bumi. Jika langit cerah, permukaan bumi diperkirakan menerima energi matahari sekitar 1000 watt/m2. Meskipun begitu, kurang dr 30% energi tersebut akan dipantulkan lagi ke atmosfer. Potensi energi matahari di Indonesia pada tahun 2019 meraih 207.898 MW (4,80 kWh/m2/hari). Adapun teknologi dlm pemanfaatan energi matahari yaitu selaku berikut.
- Pembangkit listrik tenaga termal -> Energi matahari digunakan untuk memanaskan fluida sampai menghasilkan uap yg kemudian dipakai untuk memutar turbin.
- Sel surya fotovoltaik -> Teknologi ini berbentukalat yg mampu mengganti energi matahari dengan-cara eksklusif menjadi energi listrik dgn metode lensa & mesin kalor.
Keunggulan:
- Tidak menciptakan emisi gas rumah beling
- Dapat dibangun di wilayah terpencil karena tak memerlukan transmisi energi
Kelemahan:
- Membutuhkan modal biaya & luas lahan yg besar
- Efisiensi energi matahari dipengaruhi polusi udara & keadaan cuaca
Energi Angin
Angin merupakan udara yg bergerak dr tekanan tinggi ke tekanan yg lebih rendah. Hal ini dikarenakan perbedaan penerimaan radiasi matahari & suhu udara. Pemanfaatan energi angin terjadi lewat tahapan konversi dr energi kinetik menjadi gerak rotor (baling-baling) & diubah menjadi energi listrik. Adapun faktor besarnya energi listrik adalah diameter kincir (turbin), kecepatan angin, & jenis generator. Pemanfaatan energi angin mencakup mekanik (pompa air) & pembangkit listrik tenaga angin. Dibandingkan energi lainnya, potensi energi angin di Indonesia pada tahun 2019 relatif kecil sebesar 60.647 MW. Adapun wilayah yg terdeteksi memiliki potensi energi angin relatif besar yakni Sukabumi, Lombok, Garut, Pandeglang, & Lebak.
Keunggulan:
- Membutuhkan lahan yg kecil
- Satu turbin mampu dimanfaatkan untuk listri ratusan rumah
Kelemahan:
- Biaya pemeliharaan & operasional relatif mahal
- Sulit diprediksi sebab kecepatan angin yg tak stabil
Bioenergi
Bioenergi merupakan energi terbarukan yg berasal dr materi baku organik. Bioenergi berasal dr pembuatan biomassa, yakni material yg dihasilkan oleh makhluk hidup. Adapun contoh bahan baku bioenergi yg biasa dipakai yaitu kelapa sawit, kotoran ternak, jarak pagar, ubi kayu, & lain-lain. Di Indonesia, bioenergi dipakai untuk pembangkit listrik. Hingga tahun 2019 telah terdapat 4 PLT Bioenergi di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, & Nusa Tenggara Timur. Adapun dengan-cara garis besar, pembuatan biomassa membentuk energi primer sebagai berikut.
- Biofuel (materi bakar nabati), meliputi:
- Biodiesel -> Dihasilkan dr minyak nabati yg sifanya mirip minyak diesel/solar. Keunggulannya yakni bebas sulfur & bilangan asap rendah.
- Bioetanol -> Etanol dr biomassa yg mengandung komponen pati atau selulosa mirip singkong & tebu. Contohnya adalah gasoline-alkohol (campuran bensin & bioetanol).
- Biomassa padat -> Berasal dr materi organik yg telak mengalami proses pemampatan (padatan). Contohnya yaitu briket biomassa dr tempurung kelapa sawit.
- Biogas -> Berasal dr bahan organik yg difermentasi. Contohnya yaitu gas metana.
Keunggulan:
- Mengurangi impor bahan bakar
- Mengeliminasi imbas rumah beling
Kelemahan:
- Ketergantungan yg masih tinggi terhadap kayu
- Teknologi untuk konversi biomassa membutuhkan biaya yg tinggi
Artikel: Wilayah & Tata Ruang
Kontributor: Dema Amalia, S.Si.
Alumni Geografi FMIPA UI
Materi Geografi yang lain di Sosiologiku.com: