Fenomena Pariwisata Masyarakat

Pariwisata yakni suatu acara yg mempunyai ciri fenomena bersifat universal. Dengan persediaan bahan makanan yg minim dgn roda-roda yg digerakkan oleh binatang, lambat laun perjalanan mereka semakin jauh & dlm tempo pergerakan yg kian cepat (Yoeti, 1993). Mereka keluar dr negerinya, menjajah dgn mengarungi samudra, menelusuri jalan darat, mereka melaksanakan acara perdagangan, penyebaran agama maupun penguasaan wilayah.Itulah awal dr suatu mobilitas penduduk dunia.
@Pariwcopyright:images:google.com
Sementara, insan cenderung bergerak, perpindahan dr suatu tempat ke tempat lain. Mobilitas merupakan salah satu sifat hakiki insan yg tak akan bisa terpuaskan terpaku pada hanya satu tempat untuk menyanggupi permintaan kelangsungan hidupnya (Spillane). Ciri ini menandai pola kehidupan insan baik bangsa primitif maupun modern.
Sebagian dr kegiatan mobilitas penduduk itu disebut ‘pariwisata’, yakni perjalanan dr suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilaksanakan dengan-cara perorangan ataupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan & kebahagiaan dgn lingkungan hidup dlm dimensi sosial budaya, alam & ilmu’. Hingga kini motivasi berpariwisata sungguh dirasa cukup kompleks.
Kemudian, di tempat tujuan wisata, wisatawan khususnya mancanegara membutuhkan rasa kondusif & kebebasan untuk bersosialisasi dgn masyarakat, terutama di sekitar daerah tujuan wisata. Faktor stabilitas politik dlm hal ini yg bisa menjamin terpenuhinya kebutuhan-keperluan wisman seperti tersebut di atas. Di samping perjalanan & mengakses subdaerah tujuan rekreasi yang lain. Untuk ini aspek stabilitas ekonomi yg mampu memberikan jaminan terpenuhinya impian-cita-cita tersebut.
Sedangkan untuk kendala pengembangan pariwisata global bisa terjadi dengan-cara internal & eksternal. Secara internal yg terasa cukup menonjol yaitu mutu sumber daya insan yg terlibat dlm industri pariwisata, persaingan harga untuk produk kepariwisataan sejenis atau antarjenis, sistem manajemen yg diterapkan & sebagainya. Faktor eksternal yg menghambat penggunaan modal & teknologi yg tinggi dlm pengoperasian dlm kegiatan industri pariwisatanya