Bak kut teh atau rou gu cha yaitu satu lagi kuliner yg lahir dr budaya Tionghoa di Malaysia. Orang Tiongkok daratan dan Taiwan tampaknya tak mengenal kolam kut teh.
Banyak yg mengatakan Bak kut teh lahir di Port Klang Malaysia di awal kala 20. Akan tetapi kesahihan data ini masih diperdebatkan, berdasarkan hasil food & identitas sosial di penduduk Tionghoa tatkala itu.
Sedangkan Di Indonesia, Bak kut teh pula sudah terkenal dlm kelompok Tionghoa di Kepulauan Riau, utamanya Sumatera alasannya adalah lokasinya yg dekat dgn Malaysia. Hal ini terperinci bagaimana masing-masing budaya berasimilasi sesuai dgn citarasa, & kebutuan konsumsi penduduk yg tinggal ditempat itu.
Menurut sejarah model Port Klang, bak kut teh diciptakan permulaan era ke 20. Makanan ini adalah makanan kuli pelabuhan. Daging yg digunakan yaitu daging bertulang yg merupakan sisa penjualan daging. Sup daging ini diolah dgn berbagai rempah & obat-obatan sebagai tonik dgn harga yg terjangkau oleh para kuli bernafsu itu. Sekarang di Port Klang, makanan ini memiliki banyak ragam & rasa.
Berbagai khasiat dr flora ginseng ini, pastinya mempunyai manfaat kepada kehangatan setelah beraktivitas, mirip jual beli, kebutuhan primer, & yang lain, sebagian besar hal ini jelas mampu diketahui banyak sekali ragam yg ada pada masing-masing manfaatnya.