Food, Islam Indonesia, Sistem Budaya Batak Sihombing – Siregar di Pontianak 2008 – 11

Persoalan agama mengenai islam di Indonesia, telah tercatat memiliki dampak pada keburukan pada bidang insan terhadap pembangunan yg patut dikenali begitu buruk di mata Barat, terutama terhadap relasi Internasional.

Ketika mereka hendak dimengerti begitu buruk, maka mereka bersembuyi dibalik tembok agama Islam – Protestan. Jelas hal ini dipahami bagaimana mereka hidup dgn kepentingan ekonomi, sosial, & budaya di penduduk .

Membahas tentang Islam setidaknya bukan pada agama yg hendak dipahami begitu sacral tetapi ada pada insan. Hendak pada agama saja dlm hal ini, tahun 2011 – 2019 dipahami bahwa kelakukan orang Batak Sihombing (Makan Orang). 

Terutama pada aspek budaya terkait dgn relasi seksualitas, & bisnis yg memaksa & penuh kecurangan ada pada masa kemudian, berbalik pada masa zaman Jepang & kolonial Belanda. Hal ini menerangkan suatu persepsi & ide. 

Kenapa begitu memaksa dlm hal ini? salah pertanyaan yg hendak dipahami akan keberadaan mereka di Pontianak, Kalimantan Barat. Hendaknya menjadi kesadaran kepada faktor ekonomi Tionghoa, sosial, & status sosial, & kelas sosial mereka raih dr hasil perjuangan kelas sosial.

Mempelajari mereka, hendaknya dengan-cara individu & kelompok yg mampu di pahami pada kemerdekaan 1945 bahwa mereka hidup dgn seksualitas yg dipaksa & kekerasan dr hasil pembangunan, pajak yg dipraktekkan dengan-cara tak pribadi pada lingkungan pendidikan, & agama.

Dalam hal ini telah dijelaskan bahwa mereka hidup dgn pemaksaan yg dibuat berdasarkan konflik sosial ciptakan dr hasil budaya Indonesia dikala ini. Budaya Tionghoa – Batak dr hasil budaya (perkawinan), mereka sebelumnya (bukan petugas partai itu).  Kepentingan ekonomi, budaya & agama tatkala berkuasa tampak pada aspek kehidupan sosial politik mereka selama di Pontianak. 

  Amanat Ing Sajroning Cerkak Yaiku

Hal yg sederhana dilakukan dilingkungan Rumah Tangga, dimulai dr perencanaan pertentangan, seperti murka-marah, kesehatan diantara kerumunan yg dikerjakan oleh seorang non petugas partai (Sihombing  – Jawa) PDI Perjuangan di warung kopi, yg tak lazimsaya terapkan 2011 – 15, orang iseng & latar belakang keluarga selaku buruh kapal.