Fungi

Fungi atau jamur merupakan kelompok eukariot yg kebanyakan membentuk filamen multiseluler membentuk benang-benang hifa. Benang-benang hifa saling menjalin membentuk miselium semoga mampu menembus daerah untuk menyerap nutrisi. Dalam pemenuhan nutrisi, fungi termasuk heterotrof “tidak mampu membuat makanan sendiri’ atau tak dapat mengganti senyawa anorganik menjadi senyawa organik.

Dengan miselium yg dapat menjalar luas, sebagian besar ekosistem terestrial dikolonisasi oleh fungi. Keanekaragaman spesies fungi saat ini berkisar 100.000 spesies, disangka terdapat 1,5 juta spesies fungi yg belum teridentifikasi. (Urry dkk. 2017: 652—653). Ilmu yg mempelajari fungi disebut mikologi, dlm Bahasa Yunani mykes “jamur” & logos “ilmu.”

Lihat pula materi Sosiologiku.com lainnya:

Platyhelminthes

Metabolisme

Fungi berperan dlm sebagian besar kehidupan di terestrial. Fungi dapat mencerna material organik sebagai saproba untuk mendaur ulang nutrien, sehingga disebut saprofit. Peran fungi yg berfaedah untuk manusia, seperti manjadi bahan kuliner, pengerjaan antibiotik, & penyuburan tumbuhan. Peran fungi lainnya yg merugikan adalah sebagai benalu terhadap insan, binatang ternak, maupun tumbuhan budidaya di pertanian (Urry dkk. 2017: 652—653).

Ciri-ciri Fungi/Jamur

  1. Pada fungi multiseluler, tersusun atas benang-benang hifa dgn dinding sel terdapat kitin (polisakarida – nitrogen yg terdapat pada kerangka eksternal serangga maupun artropoda yang lain);
  2. Bersifat saprofit, mutualisme, maupun parasitisme
  3. Sebagian besar hidup di daratan dgn kondisi lembab
  4. Benang-benang hifa pada fungi multiseluler membentuk tubuh buah
  5. Dapat bereproduksi dengan-cara aseksual & atau seksual
  6. Kelompok fungi tergolong uniseluler atau multiseluler.

Struktur Tubuh Fungi/Jamur

Struktur tubuh fungi/jamur terbagi menjadi filamen miselium untuk multiseluler & uniseluler untuk golongan khamir atau yeast. Tubuh fungi multiseluler tersusun dr filamen kecil yg disebut hifa (jamak hyphae). Hifa tersusun dr sel-sel yg berbaris dgn dinding sel berupa tabung & membungkus membran plasma pula sitoplasma.

Pada sebagian besar fungi, hifa terbagi dr hifa septa & hifa koenositik. Hifa septa merupakan sel-sel yg terpisah oleh dinding & umumnya berpori-pori besar, memungkinkan ribosom, nukleus, & mitokondria. Hifa yg tak memiliki sekat disebut hifa koenositik. Terbentuknya hifa koenositik disebabkan pembelahan nukleus yg berulang tanpa sitokinesis (pembelahan sitoplasma). Beberapa fungi mempunyai hifa terspesialisasi memungkinkan untuk menyerap nutrisi dr badan makhluk hidup.

Contoh tipe hifa yg terspesialisasi yakni hifa haustoria. Hifa haustoria berfungsi menembus sel akar flora untuk mengekstraksi nutrien atau bertukar nutrien dgn inangnya. Hubungan tersebut disebut mikoriza “akar fungi.” Benang-benang hifa pada sebagian fungi membentuk badan buah & beberapa berdiferensiasi menghasilkan spora (Urry dkk. 2017: 653—654). Bentuk struktur badan fungi mampu dilihat pada Gambar 1.

struktur tubuh fungi jamur

Gambar 1. Struktur Tubuh Fungi
Sumber gambar: Urry dkk. 2017: 653

Reproduksi Fungi/Jamur

Reproduksi fungi terbagi menjadi aseksual & seksual. Reproduksi aseksual umumnya terjadi pada golongan khamir & sebagian kelompok fungi lainnya. Reproduksi aseksual terbagi menjadi pembentukan spora dengan-cara aseksual (dengan mitosis), terpisahnya miselium, & terpisahnya sel tunas pada khamir. Kelompok fungi yg memiliki reproduksi aseksual tetapi belum dikenali siklus reproduksi seksual digolongkan dlm deuteromycota (dalam Bahasa Yunani, deutero “kedua” & mycete “jamur”) (Urry dkk. 2017: 655).

Reproduksi seksual dimulai dr penyatuan hifa fungi yg bersifat haploid. Tatkala hifa yg berlainan saling bertemu, terjadi fusi membentuk plasmogami. Uji kompatibilitas pada fungi berfungsi menghalangi hifa saling berfusi dgn hifa dr miselium yg sama & meningkatkan kombinasi genetik. Plasmogami yg terbentuk merupakan penyatuan sitoplasma dr dua miselium yg berbeda.

Ketika terjadi plasmogami, biasanya nukleus dr masing-masing hifa sebelumnya tak pribadi berfusi, sehingga miselium tersebut disebut miselium heterokarion, yg terdiri dr dua atau lebih nukleus yg berlainan. Proses berikutnya yaitu peleburan nukleus-nukleus yg berlainan membentuk miselium diploid, disebut kariogami. Kariogami menciptakan zigot & meningkat ke tahap meiosis membentuk sel haploid, menghasilkan pembentukan spora selaku bibit gres penyebaran fungi (Urry dkk. 2017: 656). Proses reproduksi seksual & aseksual fungi mampu dilihat pada Gambar 2.

siklus reproduksi jamur fungi

Gambar 2. Siklus Reproduksi Fungi
Sumber gambar: Urry dkk. 2017: 656

Klasifikasi Fungi/Jamur

Pengelompokkan fungi terbagi dr empat filum, seperti Zygomycota (hifa koenositik), & fungi bersepta, mirip Ascomycota, Basidiomycota, & Deuteromycota.

1. Zygomycota

Ciri-ciri Zygomycota:

  1. Struktur reproduksi seksual dr plasmogami membentuk zigosporangium, sehingga disebut zygomycota;
  2. Struktur zigosporangium terdapat lebih dr satu nukleus yg berbeda selaku daerah kariogami & meiosis, serta terdapat lapisan tebal pula bergairah untuk terlindungi dr kondisi lingkungan jelek dlm waktu lama;
  3. Struktur tubuh terdiri dr hifa yg membentuk rizoid, stolon, & sporangiofor;
  4. Memiliki hifa koenositik;
  5. Terdapat 1.000 spesies zygomycota yg sudah dimengerti;
  6. Bereproduksi dengan-cara aseksual & seksual;
  7. Habitat di daratan;
  8. Memiliki peranan dlm pembusukan kuliner atau tugas saprofit lainnya, pula dlm pengerjaan kuliner

Reproduksi Zyogomycota

  • Reproduksi Seksual:

Terdapat dua tipe miselium yg berlainan akan saling berfusi, yaitu miselium + & miselium -. Miselium yg bersebelahan membentuk perluasan hifa atau disebut gametangium yg menenteng nukleus haploid. Gametangium yg saling berdekatan membentuk zigosporangium dlm proses plasmogami. Tatkala kondisi lingkungan menguntungkan, terjadi kariogami membentuk nukleus diploid, dilanjutkan dgn proses meiosis. Zigosporangium yg bergeminasi menjelma sporangium. Sporangium mengembangkan spora haploid & terbentuk miselium haploid gres. Kelompok Pilobolus mampu membidikkan sporangium ke arah cahaya matahari & mengembangkan dlm semburan air sejauh 2 m.

  • Reproduksi Aseksual:

Spora dr sporangium tumbuh menjadi miselium gres & membentuk sporangium tanpa proses seksual. Reproduksi aseksual lainnya mirip pemutusan hifa pada stolon atau rizoid membentuk individu baru. Siklus reproduksi zygomycota dapat dilihat pada Gambar 3.

siklus reproduksi zygomycota

Gambar 3. Siklus Reproduksi Zygomycota
Sumber gambar: Urry dkk. 2017: 660

Contoh Zygomycota: Rhizopus oryzae (untuk pengerjaan tempe), R. stolonifer, R. oligosporus, Pilobolus (Raven dkk. 2017: 625—626; Urry dkk. 2017: 660—661).

2. Ascomycota

Ciri-ciri Ascomycota:

  1. Siklus reproduksi seksual membentuk spora seksual askus, berupa kantong, sehingga disebut fungi kantong;
  2. Tahap reproduksi seksual terjadi di dlm badan buah, disebut askokarpus;
  3. Terdapat bentuk uniseluler atau khamir & multiseluler;
  4. Bersifat patogen, dekomposer, & bersimbiosis dgn sianobakteria membentuk liken;
  5. Membentuk konidium sebagai reproduksi aseksual berupa ujung hifa yg terspesialisasi membentuk konidiofor selaku spora aseksual;
  6. Habitat di perairan laut, tawar, & daratan;
  7. Terdapat 65.000 spesies ascomycota yg telah teridentifikasi

Reproduksi Ascomycota

  • Reproduksi Seksual:

Miselium ascomycota mempunyai hifa yg terspesialisasi membentuk konidium. Konidium yg berbeda berfusi menjadi hifa dikariotik. Hifa dikariotik hasil plasmogami tersebut memproduksi banyak askus dikariotik. Kariogami terjadi di dlm setiap askus, menciptakan nukleus diploid. Tahap meiosis berikutnya menghasilkan nukleus haploid. Setiap nukleus haploid membelah dengan-cara mitosis menciptakan delapan nukleus haploid, & dinding sel di sekeliling nukleus membentuk askospora. Askospora terdorong sampai terlepas dr askus melalui kudapan di askokarp. Askospora yg telah tersebar di lingkungan tepat bergerminasi membentuk miselium gres.

  • Reproduksi Aseksual:

Miselium yg telah bergerminasi membentuk konidiofor. Ujung konidiofor terdapat konidium selaku spora haploid dengan-cara aseksual. Spora dr konidiofor dapat berkembang menjadi hifa gres membentuk individu yg baru. Siklus Reproduksi ascomycota mampu dilihat pada Gambar 4.

siklus reproduksi ascomycota

Gambar 4. Siklus Reproduksi Ascomycota
Sumber gambar: Urry dkk. 2017: 662

Contoh Ascomycota: Morchella esculenta (morel yg dapat dikonsumsi), Tuber melanosporum selaku truffle, Neurospora crassa untuk pembuatan oncom (Urry dkk. 2017: 661—662).

3. Basidiomycota

Ciri-ciri Basidiomycota:

  1. Berasal dr Bahasa Latin, “landasan;”
  2. Reproduksi seksual membentuk basiodiokarpus;
  3. Berperan dlm mikoriza, benalu, saprofit, & sumber kuliner;
  4. Habitat di daratan;
  5. Terdapat 30.000 spesies yg telah teridentifikasi

Reproduksi Basiodiomycota

  • Reproduksi Seksual:

Dua miselium haploid yg berbeda melakukan plasmogami. Hasil dr plasmogami berupa miselium dikariotik. Faktor lingkungan, mirip suhu & curah hujan memicu miselium membentuk basidiokarpus. Hifa-hifa basidiokarpus berjejer dgn sel-sel dikariotik terminal, disebut basidium. Kariogami pada basidium menghasilkan nukleus diploid, dilanjutkan ke tahap meiosis. Hasil dr meiosis berupa empat nukleus haploid, masing-masing meningkat menjadi basidiospora. Basiodiospora yg matang dikeluarkan & disebarkan oleh angin. Basiodiospora yg menempel pada lingkungan yg cocok berkembang menjadi miselium haploid gres.

  • Reproduksi Aseksual:

Reproduksi aseksual basidiomycota mampu terjadi dgn pemutusan hifa. Hifa yg terputus mampu membentuk basidiomycota yg gres. Siklus reproduksi basidiomycota mampu dilihat pada Gambar 5.

siklus reproduksi basidiomycota

Gambar 5. Siklus Reproduksi Basidiomycota
Sumber gambar: Urry dkk. 2017: 664

Contoh Basidiomycota: Dictyphora, Amanita phalloides bersifat beracun, Puccinia selaku jamur karat (Urry d.kk. 2017: 663—664).

4. Deuteromycota

Ciri-ciri Deuteromycota:

  1. Kelompok yg bereproduksi dengan-cara aseksual, dgn siklus seksual belum dimengerti (Fungi imperfecti/jamur tak tepat);
  2. Bersifat patogen & saprofit;
  3. Memiliki hifa septa & berukuran mikroskopis;
  4. Organisme multiseluler

Reproduksi Aseksual Deuteromycota: dgn pemutusan hifa yg dapat meningkat menjadi miselium gres.

Contoh Deuteromycota: Fusarium, Penicillium camemberti, P. roqueforti, Amorphoteca.

Referensi:

Raven, P.H., G.B. Johnson, K.A. Mason, J.B. Losos, & S.R. Singer. 2017. Biology 11th ed. McGraw-Hill Education, New York: 1410 hlm.

Urry, L.A., M.L. Cain, S.A. Wasserman, P.V. Minorsky, & J.B. Reece. 2017. Biology 11th ed. Pearson Education, Inc, New York: 1490 hlm.

Kontributor: Ferdi Anda Sitepu, S.Si.

Alumni Biologi FMIPA UI

Lihat pula materi Biologi lainnya di Sosiologiku.com:

  Sistem Pernapasan pada Manusia