Gempa Tarakan di Kalimantan Utara, terjadi beberapa kali gempa susulan

Pepatah usang sering menyampaikan pindah ke kalimantan aja jikalau mau aman dr gempa. Pulau Kalimantan dengan-cara geografis tak dilalui oleh jalur lempeng tektonik serta relatif sedikit mengalami gempa. Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi & Geofisika (BMKG), sejak tahun 1980-2013 sudah terjadi 42 kali gempa yg melanda Pulau Kalimantan, hal ini relatif kecil kalau dibandingkan dgn Pulau Sumatera yg sudah mengalami gempa sebanyak 8.550 kali.\
Gempa bumi dgn kekuatan 6,1 skala Richter di wilayah Kalimantan Utara tersebut terjadi pada hari Senin, 21 Desember 2015, dimana Gempa tersebut dicicipi oleh masyarakat Tarakan, Nunukan, & Tanjung Selor. 
Menurut Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi & Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, & Geofisika yg dikutip dr tempo.co mengemukakan bahwa “Kondisi tektonik di pecahan timur Pulau Kalimantan memang cukup kompleks, sehingga zona ini memang merupakan daerah paling riskan gempa bumi di Pulau Kalimantan”. 
Ia pula menjelaskan bahwa gempa bumi yg terjadi di Kalimantan Utara tersebut merupakan kegiatan gempa bumi kerak dangkal (shallow crustal earthquake) jenis intraplate dgn hiposenter dangkal. Hal tersebut terjadi alasannya kondisi sesar yg aktif, sehingga menjadi sungguh berkaitan apabila hasil dr analisis prosedur sumber gempa bumi ini merupakan patahan mendatar (strike-slip fault).
Gempa bumi yg mengguncang Tarakan, Kalimantan Utara pada hari Senin 21 Des 2015 terjadi pada pukul 01.47 WIB dini hari. dimana BMKG pula merilis gosip lewat akun Twitternya menuliskan bahwa gempa tersebut berkekuatan 6,1 Skala Richter. 
Dikutip dr Republika berdasarkan keterangan warga setempat terjadi sekitar sembilan kali gempa susulan yg terasa semenjak gempa pertama tersebut melanda. “Barusan ada gempa susulan. Kalau saya hitung, ada tujuh hingga sembilan kali gempa susulan,” ungkap warga tersebut.
Dari insiden gempa di wilayah Kalimantan Utara tersebut mampu kita simpulkan bahwa meskipun Pulau Kalimantan tak dilalui oleh lempeng tektonik serta tak mempunyai gunung api di pulau tersebut tak serta merta gempa bumi tak akan terjadi, kejadian ini mampu dijadikan oleh kita untuk lebih waspada & tanggap kepada ancaman gempa bumi ini.
Image Source : Wikipedia
Kita sebagai penduduk remaja ini harus lebih memajukan kewaspadaan terhadap hal-hal yg sewaktu-waktu kapan & di manapun akan terjadi. Menurut David Ward dr United States Geological Survey (USGS) yg dikutip dr Kaltimpost, mengemukakan bahwa, “Gempa bumi tak membunuh orang, bangunanlah yg membunuh orang”. 
Adalah benar bahwa gempa bumi bantu-membantu prilaku alam yg mampu dilalui oleh manusia, namun imbas dr gempa bumi yg mengguncang bangunan itulah yg berbahaya sehingga korban jiwa berjatuhan. Kita sebagai insan tak mampu memprediksi kapan & dimana gempa bumi tersebut terjadi, yg mampu kita kerjakan yakni berhati-hati & mengerti perubahan alam yg pasti terjadi serta kita hidup dgn menyelaraskannya dgn alam.