– Memahami fenomena sosial penduduk dlm perspektif Jurgen Habermas tentang langkah-langkah komunikatif rasionalitas. Bencana korona sudah memperlihatkan dampak untuk siapa saja.
Masyarakat bertindak sesuai dgn rasionalitasnya masing-masing, akankah setelah korona kita akan mencapai penduduk yg komunikatig ? Yuk simak ulasan singkatnya.
Merespon Marahnya Jokowi. Melalui komunikasi manusia mampu saling bertukar asumsi & saling berinteraksi. Komunikasi yg dikerjakan mulai dr simbol-simbol bahasa yg digunakan maupun gestur tubuh, serta kemarahan.
Baru-baru ini, 28 Juni 2020 kita tahu bahwa Pak Presiden Jokowi murka-murka & jengkel pada pembantu atau menteri di Kabinetnya. Video itu gres saja di upload oleh Biro Pers Istana, yg mana video itu dikala rapat terbatas 18 Juni 2020.
Kamu bisa membacanya disini : https://news.detik.com/isu/d-5072026/video-jokowi-marah-18-juni-tetapi-diunggah-28-juni-ini-klarifikasi-agen-pers
Setelah video itu beredar luas, banyak sekali isu & opini bermunculan, mulai dr isu Reshuffle Kabinet, & banyak sekali respon dr masyarakat terhadap video tersebut.
Video yg berdurasi kurang lebih 9 menit, mirip dilansir dr Viva.com yg mana menjadi trending #11 di Youtube.
Kamu mampu meyaksikannya disini : https://www.youtube.com/watch?v=7zMBE79rZKc
Dari komunikasi yg dilakukan Jokowi pada para menterinya, nampak kurang efektif & maksimal kinerja para menterinya tersebut. Silahkan ananda menonton sendiri video yg sudah beredar itu.
Saya tak akan terlalu luas untuk membahas tujuan maupun kemarahan Pak Jokowi dlm goresan pena kali ini. Saya jadi ingat apa yg disampaikan oleh Jurgen Habermas ihwal Tindakan Komunikatif Rasionalitas.
Melalui langkah-langkah komunikasi yg dilaksanakan Pak Jokowi pada video tersebut, yg mana kinerja para menterinya yg tak maksimal dlm menangani wabah/pandemi virus corona saat ini.
Kurang lebih sudah 4 bulan kita menghadapi suasana wabah virus yg tak mengalami pergantian signifikan, jumlah terinfeksi terus bertambah, & beberapa kota malah makin bertambah kasusnya.
Sekilas Mengenal Jurgen Habermas. Jurgen Habermas lahir 18 Juni 1929. Ia lahir di Kota Dusseldorf, Jerman. Habermas besar di Kota Gummersbach, Ayahnya pernah menjabat selaku Ketua Kamar Dagang Provinsi Rheinhard-Westfalen di Jerman Barat, mirip dikutip dr halaman lsfdiscourse.org
Habermas muda terpesona dgn filsafat alasannya di erat rumahnya ada toko buku Marxis sehingga Ia mempunyai banyak peluang untuk berguru dr membaca buku tersebut.
Habermas mengatakan The Public Sphere in The Space for Reawored Communicative Exchange is The That Has Concerned Me All My Life. Penelusuran ihwal rancangan ruang publik, diskursus & rasionalitas mendominasi aliran Habermas.
Saya mohon maaf sebab kekurangan buku (tidak mempunyai acuan di rumah ihwal Jurgen Habermas, alasannya adalah saya pernah mencar ilmu waktu kuliah makanya ingat ihwal aliran Habermas ini).
Makara, saya harapkan kawan mitra membaca lebih detailnya pada link halaman berikut ini, silahkan untuk membaca dengan-cara mandiri ya : https://lsfdiscourse.org/menuju-penduduk -komunikatif-berdasarkan-jurgen-habermas/)
Melalui tata cara berpikir ensiklopedis,Habermas mengajukan teori komunikasi penduduk selaku teori kritisnya. Pada teori ini, Habermas memberi daerah yg cukup penting bagi konsensus.
Habermas menawarkan pembeda pada para Marxis generasi pertama yg masih menggunakan teori konflik, dlm aliran wacana konsensus. Habermas menggunakan teori kritis dlm koridor paradigma komunikasi.
Habermas memandang, bahwa kerja & komunikasi merupakan dua tindakan dasar insan yg menjadi penggalan penting. Dua tindakan itulah yg akan menjadi titik praksis dr perspektif teori kritis Habermas.
Pembaharuan yg dilakukan Habermas pada dua tindakan dasar, yakni pada kerja & komunikasi. Secara singkat saya ingin mengajak kita untuk selalu bertindak atas dasar tindakan yg rasionalitas.
Seperti halnya pada suasana tragedi covid-19 yg ada di Indonesia, apalagi dlm pemerintahan yg tugas utama & mulia yaitu menunjukkan pelayanan pada masyarakatnya.
Memiliki simpati & tenggang rasa serta tenggang rasa antar sesama menjadi hal yg penting dlm bertindak untuk kepentingan masyarakat.
Apalagi kondisi ekonomi & sosial masyarakat yg memang pada sekarang ini (ketika tragedi nasional covid-19), sangat-sungguh rentan kepada konflik.
Oleh karena itu, para pemangku kepentingan mesti dapat memperlihatkan tindakan-langkah-langkah yg rasionalitas, mulai dr tindakan kebijakan yg diambil untuk masyarakat.
Tindakan rasionalitas yg mana setiap langkah tujuan utama nya untuk memulihkan keadaan sosial & ekonomi penduduk , tanpa pandang bulu.
Dari sini kita mampu meminjam paradigma yg dipakai oleh Jurgen Habermas perihal bagaimana kita sebagai penduduk (pemegang kekuasaan) untuk dapat bertindak sesuai dgn realita.
Habermas mengetahui rasio komunikatif dlm keterkaitannya dgn rancangan langkah-langkah sosial. Tindakan sosial dipandang selaku unsur pembentukan penduduk .
Melalui rancangan langkah-langkah sosial Habermas mampu membuatkan suatu desain masyarakat yg dijalankan dgn paradigma komunikasi. (https://lsfdiscourse.org/menuju-masyarakat-komunikatif-berdasarkan-jurgen-habermas/)
Masih mengutip dr halaman & sumber diatas, Habermas percaya bahwa tindakan atau interaksi sosial dlm masyarakat tak terjadi begitu saja. Melainkan bersifat rasional.
Sifat rasional yg tampak dlm kenyataan bahwa para pemain drama mengorientasikan diri pada pencapaian pengertian satu sama lainnya.
Kata pemahaman berdasarkan Habermas mampu mempunyai dua arti, yakni pertama suatu perumpamaan bahasa, & kedua kata tersebut pula bisa memiliki arti kesepakatan atau konsensus.
Habermas lebih menekankan pada sifat rasional tindakan komunikasi. Tindakan itu disebut rasional karena langkah-langkah itu berorientasi pada akad bersama. Konsep rasional pada dasarnya sudah terkandung dlm tindakan komunikatif itu sendiri.
Saya persilahkan sahabat-sobat untuk membaca lebih lanjut dengan-cara mandiri yah, supaya lebih paham lagi, saya hanya menjelaskan dengan-cara singkat saja.
Bertindak Rasionalitas untuk Menuju Masyarakat Komunikatif. Sebenarnya tak hanya pada bencana covid-19 saja kita berpikir & bertindak dengan-cara rasionalitas. Begitulah yg dikehendaki oleh penduduk , mirip suasana susah sekarang ini.
Tindakan komunikatif dengan-cara sederhana mampu dikerjakan dlm kehidupan sehari-hari kita, misalnya lewat bahasa & simbol yg merefleksikan konsensus atau kesepakatan bersama.
Seperti halnya yg disampaikan oleh Pak Jokowi kemarin yg murka-murka itu. Pada intinya & yg utama yaitu bagaimana kita sebagai para pemangku atau penjabat untuk dapat menawarkan pelayanan.
Pelayanan yg dilaksanakan ialah selaku penyelesaian dlm menanggulangi masa-masa sulit seperti pandemi virus sekarang ini, membantu memulihkan ekonomi & sosial masyarakat, membangun keyakinan yg sama.
Dengan cara-cara bertindak yg rasionalitas komunikatif serta bersepakat untuk satu pengertian & tujuan yg berdasarkan tindakan sosial yg rasionalitas.
Oleh sebab itu, penting memang untuk mampu membangun komunikasi publik yg terintegrasi & legitimat. Tujuannya untuk menghalangi supaya tak terjadinya pertentangan kepentingan yg merugikan banyak orang.
Misalnya pada masa sekarang, dr mulai permulaan masuknya virus korona di Indonesia, hingga pada masa fenomena sosial yg merebaknya virus.
Sampai pada masuk kedalam tatanan baru yg disebut selaku New Normal mirip sekarang ini, yg kita masih bergelut dgn pandemi virus.
Dengan demikian, kita perlu untuk bertindak dengan-cara rasionalitas dlm membangun komunikasi publik yg memberikan keyakinan & optimisme dlm penduduk .
*Saya mintak maaf goresan pena ini agak usang saya rampungkan, gampang-mudahan bisa menolong dlm mengetahui aneka macam fenomena sosial masyarakat.
Sumber foto Jurgen Habermas : https://id.wikipedia.org/wiki/J%C3%BCrgen_Habermas