HAKIKAT DAN MODEL DESAIN PEMBELAJARAN

HAKIKAT DAN MODEL DESAIN PEMBELAJARAN

Hakikat Desain Pembelajaran (Pengertian Desain Pembelajaran_
Pengertian Desain ialah sebuah ungkapan yg diambil dr kata design (Bahasa Inggris) yg mempunyai arti penyusunan rencana atau rancangan. Ada pula yg mengartikan dgn “Persiapan”. Di dlm ilmu manajemen pendidikan atau ilmu manajemen pendidikan, perencanaan disebut dgn istilah planning yaitu “Persiapan menyusun suatu keputusan berupa tindakan penyelesaian suatu perkara atau pelaksanaan suatu pekerjaan yg terarah pada pencapaian tujuan tertentu”. Herbert Simon (Dick & Carey, 2006), mengartikan rancangan selaku proses pemecahan masalah. Tujuan sebuah rancangan adalah untuk meraih penyelesaian terbaik dlm memecahkan kasus dgn mempergunakan sejumlah informasi yg tersedia.
Dengan demikian, suatu desain muncul karena kebutuhan manusia untuk memecahkan suatu masalah. Melalui suatu rancangan orang bisa melaksanakan langkah-langkah  yang sistematis untuk memecahkan suatu masalah yg dihadapi. Dengan demikian suatu rancangan pada dasarnya yakni suatu proses yg bersifat linear yg diawali dr penentuan kebutuhan, kemudian menyebarkan rancangan untuk merespons kebutuhan tersebut, berikutnya rancangan tersebut diujicobakan & alhasil dikerjakan proses evaluasi untuk menentukan hasil ihwal efektivitas rancangan (desain) yg disusun.
Dalam konteks pembelajaran, desain instruksional dapat diartikan sebagai proses yg sistematis untuk memecahkan persoalan pembelajaran lewat proses penyusunan rencana bahan-bahan pembelajaran beserta kegiatan yg harus dijalankan, perencanaan sumber-sumber pembelajaran yg dapat dipakai serta penyusunan rencana evaluasi kesuksesan.
Sejalan dgn pengertian di atas, Gagne (1992) menerangkan bahwa rancangan pembelajaran disusun untuk membantu proses mencar ilmu siswa, di mana proses mencar ilmu itu memiliki tahapan secepatnya & tahapan jangka panjang. Menurut Gagne, belajar seseorang dapat dipengaruhi oleh dua factor yakni factor internal & factor eksternal. Factor internal yaitu factor yg berhubungan dgn keadaan yg dibawa atau datang dr dlm individu siswa, seperti kemampuan dasar, gaya mencar ilmu seseorang, minat & talenta serta kesiapan setiap individu yg belajar. Factor eksternal adalah factor yg datang dr luar individu, yakni berhubungan dgn penyediaan  kondisi atau lingkungan yg didesain biar siswa belajar. Desain pembelajaran berkaitan dgn factor eksternal ini, yakni pengaturan lingkungan & keadaan yg memungkinkan siswa dapat berguru. Menurut Gagne, keadaan internal dapat dibangkitkan oleh pengaturan kondisi eksternal.
Sejalan dgn hal itu, Shambaugh (2006) menerangkan pemahaman desain pembelajaran selaku “ An intellectual process to help teachers systematically analyze learner needs and construct structures possibilities to responsively address those needs.” Kaprikornus dgn demikian, suatu rancangan pembelajaran diarahkan untuk menganalisis keperluan siswa dlm pembelajaran kemudian berusaha untuk membantu dlm menjawab kebutuhan tersebut.
Dari beberapa pengertian diatas, maka desain instruksional berkenaan dgn proses pembelajaran yg mampu dijalankan siswa untuk mempelajari suatu materi pelajaran yg di dalamnya mencakup rumusan tujuan yg harus dicapai atau hasil mencar ilmu yg diharapkan, rumusan seni manajemen yg mampu dilaksanakan untuk mencapai tujuan termasuk metode, teknik, & media yg dapat dimanfaatkan serta teknik penilaian untuk mengukur atau menentukan kesuksesan evaluasi untuk mengukur atau menentukan keberhasilan pencapaian tujuan.  
Kriteria Desain Instruksional
Desain intruksional yg baik mesti mempunyai beberapa standar di antaranya:
a.  Berorientasi pada siswa
Mendesain pembelajaran perlu diawali dgn melaksanakan studi pendahuluan tentang siswa. Beberapa hal yg perlu diketahui ihwal siswa di antaranya:
   Kemampuan dasar
   Gaya mencar ilmu
b.  Berpijak pada pendekatan system
System yakni satu kesatuan komponen yg saling berkaitan untuk meraih tujuan. Melalui pendekatan system, bukan saja mampu  diprediksi keberhasilannya, akan tetapi pula akan terhindar dari  ketidakpastian. Hal ini disebabkan lewat pendekatan system dr awal sudah diantisipasi berbagai hambatan yg mungkin dapat menghalangi kepada pencapaian tujuan.
c.  Teruji dengan-cara empiris
d.  Hubungan Perencanaan & Desain Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran (Lesson Plans) berbeda dgn Desain Pembelajaran (Instructional Design), namun  keduannya mempunyai kekerabatan yg sungguh erat sebagai program pembelajaran. Perencanaan pembelajaran disusun untuk kebutuhan guru dlm melaksanakan tugas mengajarnya. Dengan demikian, perencanaan merupakan kegiatan menerjemahkan kurikulum sekolah kedalam kegiatan pembelajaran di dlm kelas, (Shambaugh & Magliaro, 2006).
Walaupun penyusunan rencana pembelajaran berhubungan dgn rancangan pembelajaran, keduanya memiliki posisi yg berlawanan. Perencanaan lebih menekankan pada proses pengembangan atau penerjemahan suatu kurikulum sekolah, sedangkan desain menekankan pada proses merancang acara pembelajaran untuk menolong proses berguru siswa, mirip yg dikemukakan Zook (2001) bahwa rancangan instruksional ialah a  systematic thinking process to help learners  learn. Dengan demikian, pendapatdlm menyusun & mengembangkan suatu penyusunan rencana pembelajaran adalah kurikulum yg berlaku di suatu lembaga; sedangkan pendapatdlm menyusun & berbagi suatu desain pembelajaran yaitu siswa itu sendiri selaku individu yg akan mencar ilmu & mempelajari bahan pelajaran.   
Model-versi Desain Instruksional
1.      Model Kemp
Model desain system instruksional yg dikembangkan oleh Kemp merupakan model yg membentuk siklus. Menurut Kemp pengembangan rancangan system pembelajaran terdiri atas unsur-unsur, yg dikembangkan sesuai dgn kebutuhan, tujuan & aneka macam hambatan yg timbul.
Model system instruksional yg dikembangkan Kemp ini tak ditentukan dr unsur mana seharusnya guru memulai proses pengembangan. Mengembangkan system instruksional, menurut Kemp dr mana saja bisa, asal saja urutan bagian tak diubah, & setiap bagian itu membutuhkan revisi untuk meraih hasil yg maksimal. Komponen-unsur dlm suatu rancangan instruksional berdasarkan Kemp yakni:
a.       Hasil yg ingin diraih
b.      Analisis tes mata pelajaran
c.       Tujuan khusus belajar
d.      Aktivitas belajar
e.       Sumber berguru
f.       Layanan penunjang
g.      Evaluasi belajar
h.      Tes permulaan
i.        Karakteristik berguru
2.      Model Banathy
Model ini memandang bahwa penyusunan system instruksional dilaksanakan lewat tahapan-tahapan  yang jelas. Terdapat 6 tahap dlm mendesain suatu program pembelajaran yakni:
a.       Menganalisis & merumuskan tujuan, baik tujuan pengembangan system maupun tujuan spesifik. Tujuan merupakan target & arah yg mesti diraih oleh siswa atau akseptor didik.
b.      Merumuskan persyaratan tes yg sesuai dgn tujuan yg hendak dicapai. Item tes dlm tahap ini dirumuskan untuk menganggap perumusan tujuan. Melalui rumusan tes mampu meyakinkan kita bahwa setiap tujuan ada alat untuk menganggap keberhasilannya.
c.       Menganalisis & merumuskan kegiatan berguru, yakni kegiatan mengiventasikan seluruh kegiatan berguru mengajar, menganggap kesanggupan penerapannya sesuai dgn keadaan yg ada serta menentukan kegiatan yg mungkin mampu diterapkan.
d.        Merancang system, yaitu kegiatan menganalisis system menganalisis setiap komponen system, mendistribusikan & menertibkan penjadwalan.
e.       Mengimplementasikan & melakukan control mutu system, yakni melatih sekaligus menilai efektivitas system, melaksanakan penempatan & melaksanakan penilaian.
f.       Mengadakan perbaikan & pergeseran menurut hasil evaluasi.
3.      Model Dick and Cery
Model dick and cery harus dimulai dgn mengidentifikasi tujuan pembelajaran umum. Menurut versi ini, sebelum desainer merumuskan tujuan khusus yakni performance goals, perlu menganalisis pembelajaran serta menentukan kesanggupan awal siswa terlebih dahulu. Criterion Reference Test, artinya tes yg mengukur kemampuan penguasaan tujuan khusus. Untuk mencapai tujuan khusus selanjutnya dikembangkan taktik pembelajaran, yakni skenario pelaksanaan pembelajaran yg diperlukan dapat meraih tujuan secara  optimal, sehabis itu dikembangkan materi-materi pembelajaran yg sesuai dgn tujuan. Langkah akhir dr desain adalah melaksanakan penilaian, yakni evaluasi   formatife & penilaian sumative.
4.      Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional)
Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional) adalah model yg dikembangkan di Indonesia untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 1975. PPSI berfungsi untuk mengefektifkan penyusunan rencana & pelaksanaan program pengajaran dengan-cara sistemis, untuk dijadikan sebagai pedoman bagi guru dlm melaksanakan proses belajar mengajar.
PPSI terdiri dr 5 tahap yakni:
1.    Merumuskan tujuan, yakni kemampuan yg harus diraih oleh siswa. Ada 4 syarat dlm perumusan tujuan ini yakni tujuan harus operasional, artinya tujuan yg dirumuskan harus spesifik atau mampu diukur, berbentuk hasil mencar ilmu bukan proses belajar, berbentuk perubahan tingkah laris & dlm setiap rumusan tujuan cuma satu bentuk tingkah laku.
2.    Mengembangkan alat penilaian, yakni menentukan jenis tes & menyusun item soal untuk masing-masing tujuan. Alat penilaian disimpan pada tahap 2 sesudah perumusan tujuan untuk meyakinkan ketepatan tujuan sesuai dgn tolok ukur yg telah diputuskan.
3.    Mengembangkan kegiatan belajar-mengajar, yakni merumuskan semua kemungkinan kegiatan berguru & memilahkegiatan mencar ilmu perlu ditempuh.
4.    Mengembangkan program kegiatan pembelajaran yakni merumuskan materi pelajaran, menetapkan metode & menentukan alat & sumber pelajaran.
5.    Pelaksanaan acara, yakni kegiatan menyelenggarakan prates, menyampaikan materi pelajaran, mengadakan psikotes, & melaksanakan perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2004
Wina Sanjaya, Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran , Jakarta: Kencana Prenada  Media Group, 2008
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1995


  Berikut Yang Bukan Merupakan Gejala-gejala Sosial Yang Mengarah Pada Masalah-masalah Sosial Adalah​