Setelah membicarakan korelasi sosiologi dgn komunikasi, korelasi sosiologi dgn aturan & kekerabatan sosiologi dgn ilmu politik, kali ini akan kita diskusikan relasi sosiologi dgn sejarah.
Sosiologi sejarah adalah cabang sosiologi yg mempelajari bagaimana penduduk meningkat sepanjang sejarah.
Cabang ilmu sosiologi ini menyaksikan bagaimana struktur sosial yg umumnya dianggap alamiah justru terbentuk oleh proses sosial yg rumit.
Struktur sosial tersebut membentuk forum & organisasi & memengaruhi keamanan sehingga muncul banyak sekali fenomena mulai dr bias gender, kesenjangan pemasukan, hingga perang.
Sosiologi sejarah kontemporer lebih mempelajari bagaimana negara berkembang semenjak Abad Pertengahan & menganalisis kekerabatan antarnegara, kelas, ekonomi, & tata cara politik.
James Mahoney membuka perdebatan mengenai teori umum dlm sosiologi sejarah.
Dengan menjembatani celah antara asumsi-perkiraan yg saling berlawanan, agen penyebab & prosedur penyebab dapat dikaitkan dgn analisis empiris, & ini dipandang sebagai teori lazim.
Menurut Mahoney: “perdebatan mengenai teori lazim dlm sosiologi sejarah bertujuan mengklarifikasi pengggunaan teori semacam ini dlm observasi empiris. Teori biasa didefinisikan sebagai postulat mengenai agen penyebab & mekanisme penyebab yg terhubung dgn analisis empiris dgn menjembatani perkiraan yg berbeda”
Teori-teori ini mampu menyumbangkan banyak wawasan dgn menolong para analis memperoleh hipotesis gres, menyatukan temuan yg sudah ada, & menjelaskan hasil sejarah.
Untuk mengilustrasikan penerapannya, ada lima teori yg sudah atau mampu memandu sosiologi sejarah: teori fungsionalis, pilihan rasional, kekuasaan, neo-Darwinisme, & budaya.
Kesimpulan khususnya adalah para andal mesti menilai kelayakan teori biasa dengan-cara keseluruhan & kelayakan teori lazim dengan-cara perorangan.