Hubungan Timbal Balik Antara Sistem Ekonomi Dan Sistem Sosial

Sistem ekonomi “pertanian” Secara umum berkaitan dgn penggunaan teknologi terbaru & ekonomi duit. Pada penduduk petani yg belum memakai teknologi modern & belum komersial, dlm hal ini pertanian akan ditandai dgn hubungan-hubungan yg dekat, serba informal, serta permisif.Ciri tersebut pada hakikatnya merupakan balasan dr acara buatan pertanian yg menuntut para petani untuk saling berhubungan. 

Dalam hal ini, menurut Emile Durkheim disebut solidaritas mekanik . Solidaritas mekanik adalah solidaritas yg terbentuk sebab adanya kesamaan-kesamaan antarwarganya. Gotong royong misalnya, didasarkan atas gotong-royong ini menjadi makin luntur seiring dgn semakin meningkat nya penggunaan teknologi terbaru & komersialisasi dlm bidang pertanian. 

Hal ini, dapat dimengerti karena teknologi & cara-cara modern cendrung menghemat jumlah manusia. Tetapi, bila hal itu menjadi salah satu penggalan dr sebuah mekanisme, ada akhir yg membuat kekerabatan-kekerabatan tersebut hilang, & mempengaruhi system sosial.

@copyright:images:google.com

Mungkin yg dapat dipahami dlm tipe struktur pertanian yg dikemukan oleh Frithjof, anda mampu membayangkan adanya perbedaan-perbedaan efek corak kehidupan masyarakatnya. Misalnya dengang system ladang berpindah akan cendrung membuat suatu masyarakat petani yg sangat bersahaja.

Tipe ini mampu dipahami dlm pertanian kapitalistik & sosialistik tentu akan cendrung membuat masyarakat petani yg maju & modern. Tipe pertanian ini, biasa menyingkapi pertanian selaku way of life atau yg biasa disebut peasant.


Petani pra-kapitalistik yg belum komersial merespon pertanian selaku way of life , & berdasarkan Ralph Linton, yg merupakan seorang antropolog yg populer, Way of life tak lain, ialah kebudayaan. Maka, bila pertanian selaku suatu kebudayaan maka pertanian bukan sebagai mata pencaharian melainkan menyangkut totalitas kehidupannya. Inti dr kebudayaan tradisional & peasan yakni subsistensi & tradisionalisme.

Dalam hal ini, subsistensi & tradisionalisme inilah sering ditunjuk selaku factor penghambat terlaksananya proses modernisasi pertanian dikalangan masyarakat Desa. Jika dilihat dr kebiasaan masyarakat Desa, dlm relasi antar satu dgn yang lain sudah biasa menggunakan rasionalitas sosial (social rationality). Rasioanlitas sosial berlandasakan norma-norma sosial, termasuk adab-istiadat atau tradisi.