Masyarakat Indonesia mempunyai banyak ragam budaya, & dr situ masyarakat terdiri dr kalangan-golongan sosial. Masing-masing golongan sosial memiliki identitas budaya yg unik & spesifik. Budaya adalah keberbedaan (distinctiveness) golongan sosial yg menawarkan mereka identitas budaya. Dalam hal ini identitas budaya kalangan-kelompok sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Suatu khazanah keyakinan & pemaknaan anggota kelompok dlm mengetahui diri mereka sendiri & dunia kehidupannya, serta menerapkannya dlm banyak sekali relasi sosial.
2. Berbagai ritual & seni ekspresif yg mengkomunikasikan pengertian, pengalaman & emosi yg khas serta unik dlm kelompok sosial.
3. Berbagai nilai & norma sikap yg mengatur relasi sosial, memberitahukan wangsit-wangsit wacana kebaikan dimana ilham-ide tersebut berada dibelakang kejadian lingkar kehidupan (life-cycle), seperti kelahiran, akad nikah, & akhir hayat.
4. Pengembangan karakter sosial bersama yg berlainan antar kalangan –kalangan sosial.
5. Konsepsi ihwal pengalaman hidup yg berlainan antar golongan sosial.
Lain halnya dgn budaya pop, pergeseran mendasar dlm suatu estetika produksi ke estetika konsumsi menerangkan peningkatan sarat pesona dr nilai-nilai permainan, & ini suatu tanda dr praktek pascamodernisme dibawah kontroversi serangan pascamodernisme kepada tradisi modernism.
Dalam hal ini, contohnya kebudayaan pop yg mengandung nilai-nilai permainan, mereduksi dunia kesungguhan, menyubversi intelektualitas, & dunia perguruan, dgn membuat kian berkuasanya nilai-nilai hiburan yg berkaitan dgn budaya massa atau budaya pop. Dengan demikian, budaya pop merunjuk pada rancangan nilai-nilai yg berasal dr iklan, media, symbol mode yg ditunjukan pada penduduk awam, guna kepentingan pasar.
Karakteristik yg dapat dipahami dlm budaya pop tentunya :
1. Bersifat instant, memberikan pemuasaan sesaat, pasif, & cendrung dangkal, maka tak jarang budaya ini dipenuhi intrik konsumerisme & seksualitas
2. Bersifat massa sehingga penyebarannya ditengah masyarakat sedemikian pesat.
Dua ciri hal tersebut sangat menghipnotis tatanan nilai di masyarakat. Pada satu sisi, coraknya yg instant & dangkal member kesempatan diterimannya aneka macam nilai, tanpa mengamati kelayakannya. Disisi lain penyebarannya yg sedemikian pesat memyebabkan nikai-nilai terserap dgn segera meluas ditengah masyarakat.