Pontianak – dgn adanya berbagai pertentangan sosial, agama, & budaya yg menerangkan akan keberadaan masing – masing suku yg ada di Indonesia. Dalam hal ini menjelaskan banyak sekali nama jalan, & banyak sekali pajak yg dibangun berdasarkan upah pekerja, jual beli, & agama dlm hal ini.
Ketika mengelilingi kota Pontianak, atau mellihat sekilas dlm peta, akan berlawanan dgn letak kawasan perkampungan melayu, ekonomi, masakan, & budaya yg berjalan dgn adanya masing-maasing persaingan suku di Pontianak.
Lantas, menjadi baik tatkala memahami masing – masing orang, kelompok, organisasi, & oknum yg mencelakan banyak sekali kegiatan sosial berdasarkan ekonomi budaya di penduduk hingga saat ini. Tatkala kepentingan ekonomi, terlekat pada kebudayaan lokal, yg memiliki pengaruh pada keilmuan dlm suatu perkampungan, maka kepentingan elit politik meningkat.
Suatu awal, dlm melihat berbagai hal terkait dgn kepentingan suku, agama & budaya. Tanpa cela dimengerti dgn adanya kepentingan politik ekonomi, di setiap perkampungan kota. Agama (gereja & masjid) dlm melihat malasnya mereka bertani, berproduksi, & berbudaya yg menjijikan utamanya pada elit politik PDI Perjuangan di Provinsi Kalimantan barat.
Indonesia ( 2014 – ), orang tersebut tak lekat pada aspek kehidupan sosial, yg sakit mental (program) Presiden Jokowi RI, atas kejahatan di masa kemudian mereka utamanya nenek moyang mereka sebelumnya menjelaskan hal tersebut dgn baik. Pandangan sosiologis dlm suatu perkampungan mampu menjelaskan adanya kepentingan masing – masing dapil dgn adanya elit politik.
Maka, dr itu aneka macam hal terkait dgn faktor kebudayaan, pendidikan & menjelaskan dr aneka macam kecurangan dlm hidup mereka sebelumnya di masyarakat dikala ini. Hal ini tatkala mengetahui aspek pendidikan perkotaan, & kehidupan sosial budaya di penduduk dgn adanya tugas serta pertentangan sosial, & agama serta etnik pada tahun 1999 terjadi.
Moralitas, adab & kekuasaan penting dlm memahami pembangunan di Kalimantan – Jawa dikala ini berasal dr kelompok tertentu yg menjelaskan adanya kebrutalan mereka hidup, & permainan ekonomi masyarakat Tionghoa – Jakarta – Pontianak.
Kekerasan seksualitas menerangkan hal tersebut dlm lingkungan perkampungan perkotaan yg begitu tajam dgn berbagat tragedy pada tahun 1967, 1999 & masa kolonial. Sejumlah oknum, terutama elit politik kadang kala menjadi baik & tak dgn atribut partai & ormas.
Mereka kenakan, atau hanya ingin mengulangi sejarah dlm kehidupan sosial & kelam mereka di masyarakat sampai dikala ini berasal. Menjadi fakta kepada berbagai keilmuan sosial yg terjadi, alasannya bukan siapa – siapa, dengan-cara kolektif membentuk sebuah perkampungan, & Desa terhadap manusia itu sendiri, kepada gereja & budaya utamanya di KAP. (numpang hidup).