Indonesia – Pontianak, Pada masa kolonial Belanda diketahui dgn candu jika masa ini dikenal dgn drugs atau Narkotika, di tengah bangunan pertokoan yg berada daerah pecinaan di Pontianak, & tempat Pontianak Utara yg menyediakan bagi mereka bekerja selaku buruh, pekerja, perompak kapal & mahasiswa.
Hal ini tampak sampai saat ini berada pada keadaan penduduk kota Pontianak, dgn Melayu – Keraton dikawasan sungai Kapuas yg berada pada kondisi 2011 yg begitu kumal & tak terawat. Hal ini menjelaskan adanya kehidupan sosial budaya yg terletak pada ketidakbaikan masyarakat kota Pontianak serta dinamika sosialnya.
Sungai Kapuas yg berada pada dua potongan kawasan yg terletak pada dinamika sosial yg berada pada kondisi rill sosial di penduduk sampai saat ini, terdapat tempat pecinaan, & pribumi (Melayu), & tempat transmigrasi hasil program pemerintah Indonesia.
Kawasan yg begitu kumal , & sumber daya manusia tak bermutu, mampu dipahami pada sistem perdagangan, & ekonomi sosial yg terletak pada daerah perkotaan Pontianak. Pada tahun 1990an dlm hal ini imbas pada dilema konflik sosial – etnik, akan berada pada sistem tatanan sosial politik yg berdampak pada ekonomi kota utamanya bagi pendatang.
Krisis ekonomi – kerusuhan 1999 – 2019, menyebabkan aneka macam hal terkait dgn manusianya dlm daerah hutan Desa, & kota yg terletak pada dinamika budaya sosial, yg berada pada daerah Barat & Utara Pontianak, akan berada pada pemukiman Tionghoa Hakka, & Pribumi.
Orang Hakka yg dikenal dgn masyarakat Tionghoa budaya & metode ekonomi rata – rata yg melibatkan perdagangan sungai, & darat dr hasil hutan yg menjelaskan berbagai hal terkait dgn metode budaya lokal disini.
Berada pada kondisi sosial, & kemajuan ekonomi yg melekat pada dinamika sosial budaya akan berada kemajuaan Desa, & kota yg memiliki batas langsung dgn Kabupaten. Pada masa kolonial Belanda, terlihat berbeda setelah Orde Baru, Reformasi 1999 di Pontianak, terjadi kerusuhan etnik Dayak – Madura.
Yang berpengaruh pada turunnya, harga serta keperluan pokok penduduk , telah menerjang keperluan sosial, & kehidupan budaya masyarakat Pontianak, dgn adanya kepentingan ekonomi pedesaan, dgn adanya ditopang pemuka agama yg lekat dgn adanya ketidaksengajaan & dan sengaja dlm hal ini konflik sosial, etnik & agama terjadi 2008.
Penataan daerah kota Pontianak, sudah terjadi sampai ketika ini dgn adanya kebijakan kota Pontianak, menurut tata cara budaya sosial yg berawal dr kehidupan sosial budaya masyarakat setempat, dgn adanya sistem budaya kota, & indahnya tata ruang kota, akan berlainan dgn tujuan dr pembangunan kota.
Masing – masing NEGARA menurut sejarah kota, pada kondisi pendatang Tionghoa Hakka, Jepang akan mempunyai fase pembangunan kota yg berada pada jalur jualan , & tata cara wawasan Barat yg terletak pada dinamika budaya lekat pada kehidupan sosial masyarakat sampai saat ini, serta kepentingannya di Indonesia.