Pengertian Inflasi
Inflasi adalah sebuah kondisi dimana terjadi peningkatan harga-harga barang & jasa dengan-cara umum & terus menerus. Dengan demikian, tatkala hanya ada satu atau dua barang saja yg mengalami peningkatan harga (misalnya harga cabai yg naik luar biasa), hal ini tak mampu disebut sebagai inflasi, kecuali bila peningkatan ini mempunyai pengaruh meluas pada kenaikan harga barang-barang lain.
Inflasi berkebalikan dgn deflasi. Jika inflasi diartikan sebagai kondisi dimana terjadi peningkatan harga, maka deflasi dapat diartikan sebagai keadaan dimana terjadi penurunan harga dengan-cara lazim, seperti yg sempat terjadi di Jepang bertahun-tahun akhir-akhir ini.
Jenis Inflasi
Sampai di sini, kita sudah mengenali pengertian inflasi & deflasi, namun ada berapakah jenis inflasi yg mungkin terjadi pada sebuah perekonomian? Berikut akan kita bahas satu per satu:
Jenis inflasi menurut tingkat keparahannya:
- Inflasi rendah, yaitu jenis inflasi yg jumlahnya kurang dr 10% per tahun. Tahun ini, Bank Indonesia menargetkan pencapaian inflasi Indonesia berada pada kisaran 4% (+/- 1%) sehingga dapat dikategorikan sebagai inflasi rendah.
- Inflasi menengah, yaitu jenis yg besarnya berkisar antara 10-30% per tahunnya
- Inflasi berat, yakni jenis yg besarnya berkisar 30-100% per tahunnya
- Hyperinflation, ialah kondisi dimana besarnya inflasi per tahun berada di atas angka 100%. Indonesia pernah mengalami hal ini pada masa Orde Lama, dimana besarnya inflasi per tahun bisa meraih kisaran 600% per tahun.
Jenis inflasi menurut sumbernya:
- Inflasi dlm negeri, contohnya terjadi lantaran peningkatan permintaan masyarakat yg lebih singkat dibandingkan kesanggupan pasar untu memenuhinya
- Inflasi mancanegara, misalnya muncul karena inflasi yg terjadi pada negara lain yg menyebabkan harga barang-barang impor meningkat, & tatkala barang impor tersebut dipakai sebagai bahan baku industri, maka inflasi akan menghipnotis harga selesai barang-barang tersebut nantinya.
Jenis inflasi berdasarkan faktor penyebabnya:
- Demand pull inflation
Demand pull inflation terjadi tatkala ajakan masyarakat kepada barang & jasa relatif lebih tinggi dibandingkan kemampuan pasar untuk menyediakan keperluan tersebut pada waktu itu. Sebagai acuan, menjelang hari raya, biasanya harga barang-barang keperluan pokok, makanan ringan & busana mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan keperluan penduduk yg relatif berkembangdibandingkan biasanya.
- Cost push inflation
Cost push inflation terjadi tatkala adanya peningkatan harga pada barang-barang mentah yg diharapkan untuk memproduksi barang & jasa, sehingga harga barang & jasa mengalami adaptasi dgn adanya kenaikan harga. Cost push inflation dapat disebabkan oleh adanya depresiasi nilai tukar, inflasi di negara pengekspor barang mentah, & dapat pula terjadi karena adanya musibah & terganggunya sistem distribusi.
Dampak inflasi
Kestabilan harga mampu terjadi bila sebuah perekonomian mampu mengontrol inflasinya. Kestabilan harga sangat dibutuhkan supaya perekonomian mampu tumbuh dengan-cara berkesinambungan. Selain itu, kegagalan dlm pengendaliannya dapat memberikan pengaruh negatif bagi masyarakat, umpamanya:
Turunnya pemasukan riil masyarakat
Dampak inflasi yg tinggi & tak terkendali salah satunya yakni pemasukan riil penduduk terus berkurang. Ambillah pola, dikala ini sobat-sahabat mendapatkan duit saku dr orang renta sebesar Rp 50.000,00 per hari. Sebelum terjadinya inflasi tinggi, harga satu porsi bakso di sekolah adalah sebesar Rp 10.000,00 sehingga, teman-sobat mampu membelanjakan seluruh uang sakunya untuk membeli lima porsi bakso. Akan tetapi, sehabis terjadinya inflasi tinggi yg berkepanjangan, Ibu penjaga kantin menetapkan untuk memaksimalkan harga bakso yg dijualnya menjadi Rp 20.000,00 per porsi. Padahal, sobat-sahabat tak menerima pelengkap duit saku dr orang renta. Dengan harga bakso yg baru ini, maka saat ini sobat-sobat cuma bisa membeli dua setengah takaran bakso.
Ketidakpastian pelaku ekonomi dlm pengambilan keputusan
Selain turunnya pendapatan riil penduduk , efek inflasi yg tak terkendali lainnya adalah pelaku ekonomi tak bisa memperkirakan kondisi ekonomi kedepannya. Sebagai contoh Ayah Adi berencana ingin membuka warung Mie. Dengan harga-harga saat ini, Ayah Adi percaya bisa memasarkan 100 takaran mie sehari dgn harga Rp 15.000,00, & meraup untung yg lumayan untuk menghidupi keluarganya. Setelah percaya, Ayah Adi pun mulai menyiapkan diri untuk berdagang. Akan tetapi, sepekan kemudian, ketika Ayah Adi sudah siap untuk berdagang, harga-harga materi makanan mendadak naik tak terkendali, sehingga mau tidak ingin Ayah Adi harus memaksimalkan harga, setidaknya mencapai Rp 25.000,00. Akan tetapi dgn harga yg mahal tersebut, Ayah Adi hanya yakin bisa menjual sebanyak 30 porsi. Karena dirasa tak lagi menguntungkan balasannya Ayah Adi terpaksa membatalkan keinginannya untuk berjualan mie, hingga harga bahan kuliner tak lagi bergejolak.
Cara Mengatasi Inflasi
Mengingat pentingnya kestabilan harga dlm masyarakat, maka tindakan atau cara menanggulangi inflasi sungguh diharapkan. Umumnya, pemerintah mempunyai berbagai jenis kebijakan yg bisa digunakan untuk mengontrol inflasi, yakni:
Kebijakan moneter.
Kebijakan moneter lazimnya diatur oleh bank sentral. Untuk mengatasi inflasi, kebijakan moneter yg dijalankan bersifat menghemat jumlah duit yg beredar di masyarakat, dgn cara:
Kebijakan pasar terbuka
Kebijakan pasar terbuka dijalankan dgn cara menjual surat SBI (Surat Bank Indonesia) pada masyarakat, sehingga uang yg dimiliki masyarakat dapat diserap oleh bank Indonesia
Kebijakan diskonto
Kebijakan diskonto dikerjakan dgn cara menaikkan tingkat suku bunga di masyarakat. Dengan naiknya tingkat suku bunga, penduduk akan lebih tertarik untuk menabung karena akan mendapatkan pendapatan bunga yg lebih besar. Selain itu, bunga yg tinggi pula meminimalkan cita-cita orang untuk meminjam duit di bank, sehingga jumlah uang yg beredar di masyarakat mampu dikurangi.
Kebijakan giro wajib minimum
Kebijakan giro wajib minimum dilaksanakan dgn cara bank sentral menciptakan keputusan untuk meningkatkan cadangan minimum yg harus disimpan oleh bank lazim. Dengan demikian, kesanggupan bank umum untuk melaksanakan transaksi dgn meminjamkan duit akan berkurang, sehingga jumlah duit beredar pula mampu dikurangi.
Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskal umumnya dilaksanakan oleh pemerintah, dgn cara mengubah jumlah penerimaan & pengeluaran negara, supaya jumlah duit yg beredar di penduduk mampu menyusut. Hal ini mampu dilakukan dgn cara sebagai berikut:
Mengurangi pengeluaran pemerintah
Untuk meminimalkan jumlah duit yg beredar di masyarakat, pemerintah dapat meminimalkan belanja-belanja dilaksanakan, contohnya dgn menghemat rencana kunjungan, seminar, menunda pengadaan mobil atau rumah dinas gres & lain sebagainya
Menaikkan tarif pajak
Menaikkan tariff pajak dapat menyebabkan penurunan jumlah duit beredar, karena mengurangi jumlah pemasukan yg diterima oleh penduduk (jika dilakukan dgn peningkatan pajak penghasilan), & mengoptimalkan biaya yg harus dibayar untuk menikmati barang atau jasa (jikalau dikerjakan dgn peningkatan pajak pertambahan nilai), sehingga pada kesudahannya meminimalisir konsumsi masyarakat & menghemat jumlah duit yg beredar di penduduk .
Sampai disini, kita sudah membahas tentang pengertian, jenis & penyebabnya, dampaknya serta cara menangani inflasi itu sendiri. Sekarang saatnya teman-teman menguji pengertian terhadap materi ini dgn menjawab soal-soal berikut ini ya.
Contoh Soal Inflasi & Pembahasan
Soal 1:
Inflasi mampu merugikan banyak sekali pihak karena menghemat besarnya nilai riil dr mata duit tersebut. Peran/posisi manakah yg tak dirugikan oleh adanya inflasi?
a. Pegawai negeri sipil
b. Pemilik simpanan
c. Pensiunan
d. Kreditur (peminjam)
e. Debitur (pemberi dukungan)
Pembahasan
- Pegawai negeri sipil (a) & pensiunan (c) yakni orang-orang yg mempunyai penghasilan tetap. Tatkala inflasi terjadi maka dgn jumlah duit yg sama yg mereka terima, kesanggupan mereka untuk membeli suatu barang akan berkurang, sehingga mereka dirugikan oleh adanya inflasi.
- Pemilik simpanan (b) pula dirugikan oleh adanya inflasi, karena nilai uang yg ditabungkan di awal, walaupun dengan-cara jumlah tetap sama, namun kemampuannya untuk berbelanja barang menyusut. Oleh karena itu, biasanya bank menunjukkan pendapatan bunga bagi pemilik simpanan, dgn tujuan untuk mengurangi kerugian akibat adanya inflasi.
- Debitur (e) mengalami kerugian balasan inflasi, karena jumlah duit yg dipinjamkan, walaupun sehabis inflasi dikembalikan dgn jumlah yg sama, namun tak dapat dipakai untuk berbelanja barang dgn sama banyaknya.
- Kreditur (d) ialah orang yg diuntungkan oleh adanya inflasi. Contohnya, satu tahun lalu, Yanto meminjam duit sejumlah Rp 1.000.000,00 untuk dipakai membeli sepeda, ternyata dlm satu tahun terjadi inflasi yg cukup besar, sehingga harga sepeda pada tahun berikutnya meraih Rp 1.200.000,00. Dengan demikian Yanto beruntung, karena meskipun dengan-cara nominal mengembalikan dgn jumlah yg sama (sebesar Rp 1.000.000,00) namun dengan-cara riil nilai dr duit yg dikembalikan oleh Yanto tersebut sudah menyusut (lantaran sudah tak bisa digunakan untuk membeli barang yg sama, yg bisa dibelinya tahun lalu).
Jawaban: (d).
Soal 2:
Inflasi dapat dituntaskan dgn berbagai cara, manakah cara mengatasi inflasi yg tak dapat dilaksanakan oleh bank Indonesia?
a. Dengan melakukan kebijakan giro wajib minimum
b. Dengan melakukan kebijakan diskonto
c. Dengan melakukan kebijakan pasar terbuka
d. Dengan menawarkan himbauan pada bank umum untuk meminimalkan jumlah kredit yg disalurkan pada masyarakat
e. Dengan mengembangkan besarnya tarif pajak pendapatan bagi penduduk
Pembahasan
Jawaban (a), (b), & (c) merupakan kebijakan moneter yg mampu dilaksanakan oleh bank Indonesia. Pemberian himbauan (d) pula merupakan langkah yg bisa dikerjakan oleh bank Indonesia selaku perjuangan untuk meminimalisir jumlah duit yg beredar. Sementara peningkatan tarif pajak (e) merupakan kebijakan fiskal yg kewenangannya ada pada pemerintah.
Jawaban: (e)
Kontributor: Agnestesia Putri
Alumni Ilmu Ekonomi FEUI
Materi Sosiologiku.com yang lain: