Pengertian Integrasi Sosial
Integrasi sosial merupakan situasi dimana kalangan-golongan minoritas tergabung kedalam tatanan sosial masyarakat yg lebih luas. Integrasi sosial ditandai dgn meleburnya nilai, norma & budaya, dimana hal tersebut bikin individu terhubung dgn kalangan & komunitas yg lebih besar, tanpa menetralisir kekhasan masing-masing individu.
Secara singkat, konsep integrasi mengacu pada kondisi dimana terdapat bagian-belahan berlawanan yg saling terhubung & kemudian membentuk satu kesatuan. Konsep integrasi sosial dapat dianalogikan seperti organ-organ yg terdapat pada badan manusia.
Secara alami, organ-organ pada tubuh manusia saling terhubung & berhubungan satu sama lainnya untuk mampu bekerja – lisan, kerongkongan, lambung, usus halus & usus besar merupakan rangkaian organ yg saling terhubung pada badan manusia, mereka merupakan satu kesatuan yg tak dapat dipisahkan, kita menyebutnya selaku tata cara pencernaan.
Perlu diketahui, integrasi sosial bukan bermakna tak ada perbedaan, integrasi sosial jusru mengakui fakta adanya perbedaan antar individu & kalangan – apalagi, dr perbedaan itulah terdapat suatu urgensi untuk hidup berdampingan bareng & menjadi pecahan dr komunitas penduduk yg lebih luas.
Integrasi sosial dapat dipandang selaku suatu elemen yg mampu menghemat kemungkinan terjadinya pertentangan sosial pada masyarakat. Integrasi sosial menjadi upaya untuk mencapai keteraturan sosial dlm hidup bermasyarakat.
Bentuk & Contoh Integrasi Sosial
Integrasi sosial intinya yaitu tentang proses menciptakan kehidupan sosial bermasyarakat yg memungkinkan semua orang untuk saling terhubung & ikut serta dlm kehidupan sosial. Integrasi selaku sebuah proses yg terjadi dlm kehidupan bermasyarakat mempunyai dua bentuk, yaitu:
1. Asimilasi
Asimilasi merupakan proses pembentukan kebudayaan gres yg menggantikan kebudayaan asli. Pada proses asimiliasi, bentuk kebudayaan gres lahir guna menyatukan bermacam-macam latar belakang sosial kebudayaan yg berlawanan-beda.
Contoh dr asimilasi yg ada di kehidupan sehari-hari kita yakni musik dangdut. Faktanya, genre musik dangdut merupakan hasil perpaduan kebudayaan musik India, Melayu & Arab. Perpaduan antara ketiga kebudayaan musik tersebut sukses melahirkan genre jenis musik tradisional khas bangsa Indonesia yg kita kenal dgn istilah musik dangdut.
Contoh lain dr asimilasi dapat kita lihat dr proses terbentuknya Nusantara. Seperti yg kita ketahui, wilayah Hindia Belanda terdiri dr gugusan kepulauan & dihuni oleh berbagai kerajaan. Pada suatu masa, terdapat urgensi untuk menyatukan seluruh wilayah Hindia Belanda yg senasib & sepenanggungan untuk menghindari pengaruh kerajaan-kerajaan luar yg mempunyai harapan untuk menjajah. Melalui kejadian Sumpah Palapa, lahirlah nama Nusantara yg diseleksi untuk merepresentasikan keseluruhan kawasan Hindia Belanda sekaligus menandai bersatunya banyak sekali kerajaan yg ada.
2. Akulturasi
Akulturasi merupakan proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan luar tanpa menghilangkan ciri khas kebudayaan orisinil. Pada proses akulturasi, unsur kebudayaan yg berasal dr luar akan melaksanakan berbagai adaptasi-adaptasi dgn kebudayaan masyarakat setempat guna membuat keselarasan dlm kehidupan sosial bermasyarakat.
Contoh dr akulturasi budaya dapat kita amati yakni akad nikah campuran. Pasangan berlainan latar belakang budaya yg menentukan untuk menikah intinya akan saling melakukan penyesuaian budaya dlm kehidupan sehari-harinya, tetapi begitu masing-masing individu tentunya tak melewatkan budaya asal mereka. Akulturasi budaya dlm ijab kabul adonan mampu dipandang selaku alat untuk menjaga keselarasan & menghindari konflik diantara banyak sekali perbedaan.
Contoh akulturasi lainnya pula terjadi pada agama Hindu di Bali. Adapun yg mirip kita ketahui, Hindu yaitu agama yg berasal India. Penyebaran agama Hindu pada mulanya tak serta merta diterima oleh penduduk Bali. Guna dapat diterima oleh sebagian besar masyarakat lokal, agama Hindu mulai mengalami perpaduan budaya dgn kepercayaan animisme tradisional yg telah ada dengan-cara turun temurun pada masyarakat Bali, akibatnya terbentuklah agama Hindu Bali.
Akulturasi budaya pula mampu diperhatikan dr bangunan-bangunan bersejarah yg tersebar di Indonesia. Seperti acuan pada Candi Borobudur yg menunjukkan perpaduan karakteristik bangunan pada zaman Megalitikum & bangunan khas agama Budha yg berasal dr India.
Faktor Pendorong terjadinya Integrasi Sosial
Faktor Internal
- Adanya sikap saling menghargai & toleransi antar individu & golongan;
- Adanya sikap terbuka terhadap pergantian;
- Adanya kesadaran bahwa manusia selaku makhluk sosial akan selalu membutuhkan orang lain;
- Terjadinya kontak dgn kebudayaan lain dengan-cara intensif.
Faktor Eksternal
- Adanya pertambahan populasi penduduk yg heterogen/bermacam-macam;
- Adanya sistem pendidikan yg maju;
- Adanya metode penduduk yg terbuka dgn budaya ajaib;
- Adanya musuh dr luar golongan yg mesti dihadapi bersama.
Faktor Penghambat Integrasi Sosial
Faktor Internal
- Adanya sikap individu/kelompok yg masih sungguh tradisional;
- Adanya ikatan sosial yg rendah antar individu & golongan;
- Adanya perilaku curiga & praduga terhadap golongan lain;
- Adanya sifat primordial: merasa kebudayaan sendiri lebih baik dr kebudayaan yang lain.
Faktor eksternal
- Adanya kesenjangan sosial yg memunculkan kecemburuan sosial antar golongan;
- Adanya ketidakmerataan pembangunan;
- Perkembangan ilmu wawasan yg lambat;
- Adanya metode masyarakat yg tertutup dgn budaya ajaib.
Syarat terjadinya Integrasi Sosial
Adanya kesadaran kolektif
Kesadaran kolektif mengacu pada kesadaran yg ada pada masing-masing individu maupun kelompok yg berlawanan mengenai cara untuk saling memahami & bertindak. Kesadaran kolektif merupakan kesadaran bahwa insan yakni makhluk sosial maka dr itu manusia akan selalu membutuhkan orang lain.
Tiap-tiap individu intinya akan bertindak & berinteraksi dgn individu atau golongan lain guna mengisi keperluan-keperluan mereka sehingga individu cenderung akan membentuk ikatan sosial sampai pada karenanya melahirkan integrasi sosial.
Kesadaran kolektif & ikatan sosial pula akan muncul tatkala terdapat perasaan senasib & sepenanggungan antar individu. Hal tersebut mendorong tiap-tiap individu untuk bersatu & saling terhubung yg mengisyaratkan terjadinya proses integrasi sosial.
Adanya konsensus
Konsensus mengacu pada adanya kesepakatan mengenai nilai & norma yg berlaku pada kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini, integrasi sosial serta merta terjadi karena merupakan bagian dr nilai & norma sosial yg berlaku sejak lama.
Sebagai pola, selaku orang yg terlahir di daerah Indonesia, kita dengan-cara otomatis menjadi kepingan dr Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pancasila, UU Dasar 1945 & Bhineka Tunggal Ika yakni penggalan nilai & norma yg mengikat kita selaku warga negara Indonesia untuk hidup rukun, hening & harmonis terlepas dr fakta adanya perbedaan suku, ras serta agama.
Proses Terjadinya Integrasi Sosial
Sebagai suatu proses sosial kemasyarakatan, integrasi yg terjadi pada penduduk mempunyai beberapa tahapan, yakni:
1. Tahap kemudahan
Pada tahapan ini, individu atau golongan akan berusaha untuk meraih keteraturan sosial dgn cara mengedepankan perilaku saling menghargai & menyesuaikan diri satu sama lain. Pada tahap kemudahan, individu memiliki kesadaran bahwa penting untuk menghindari tindakan-langkah-langkah yg akan menjadikan perpecahan maupun pertentangan dlm kehidupan bermasyarakat.
2. Tahap kerja sama
Pada tahapan ini, individu atau kalangan akan memilih langkah-langkah tertentu guna meraih satu tujuan bareng yg telah disepakati. Pada tahap kolaborasi, individu menyadari bahwa ia memerlukan pinjaman individu lain dlm rangka meraih kepentingannya sendiri yg pula berkhasiat bagi orang banyak.
3. Tahap koordinasi
Pada tahapan ini, individu atau kalangan akan mengoordinasikan cara meraih langkah-langkah tertentu guna mendorong terciptanya keteraturan dlm kehidupan bermasyarakat. Tahap koordinasi sangatlah penting pada penduduk multikultural karena tanpa koordinasi suatu tindakan condong akan berlangsung dengan-cara kurang optimal.
4. Tahap asimilasi
Pada tahapan ini, individu sudah mempunyai kesadaran & persetujuan bersama mengenai pentingnya hidup berdampingan serta menghindari langkah-langkah yg mengarah pada perpecahan kelompok. Tahap asimilasi menunjukan bahwa intensitas interaksi budaya yg berbeda mampu mengalami adaptasi & pergeseran serta membentuk kebudayaan gres.
Artikel: Integrasi Sosial
Kontributor: Sabrina Burhanudin, S.Sos.
Alumni Sosiologi FISIP UI
Materi Lainnya di Sosiologiku.com: