Isu Keagamaan : Pandangan Isu Politik Terhadap Isu Keagamaan

Kicauan serta persepsi terhadap persepsi politik, akan muncul tatkala masing-masing kubu berlawanan pandangan tentang masing-masing kekuatan. Dimana, dlm hal ini terdapat yg namanya kekuatan Islam. Tidak pernah ada yg mendiskusikan bahwa datangnya Prabowo merupakan jelmaan dr kebangkitan Islam wakil Islam, sembari Jokowi dituding bukan bahkan anti-Islam.
Sementara, pembahasaan saat ini akan benar bahwa Jokowi kurang representatif diangkat selaku wakil Islam di Indonesia. Ia bukan tokoh organisasi Islam, mirip Gus Dur tatkala itu, dimana dlm hal ini berbagai pandangan mengenai berbagai hal yg sangat gila yaitu tatkala membingkai Prabowo selaku representatif dibanding Jokowi. 

Sementara, lagi-lagi kisah Anies dgn elite di bahas dlm menyambut kontestasi politik ialah soal bagaimana calon pemimpin bisa memerangi korupsi. Segala hal yg memiliki potensi meningkatkan bangsa digarap betul, seperti memastikan mutu pendidikan, kesehatan, transportasi, komunikasi, & energi. Sama sekali tak pernah menyinggung berita etnis & agama.

Lagi, & lagi Entah kenapa berita yg tak punya hubungan langsung membangun negeri itu malah kini mengalir deras. Tetap memimpikan Anies untuk kembali menggaungkan perlawanan terhadap kempanye gelap, khususnya yg tertuju pada kedua kubu berbentukpermainan informasi-berita agama.
Untuk lebih rasional maka, nalar politiknya pun cukup mencukupi. Sebagai Jubir Jokowi-JK di Pilpres 2014, ia sukses. Mengalahkan Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017 pun adalah bukti kepiawaian Anies mengorganisir emosi massa. Tetapi, sangan disayangkan, tatkala narasi itu beda konteks. Andai disampaikan untuk Pilpres 2019, bisa aku katakan, tak perlu lagilah bagi Jokowi untuk kampanye. 
  Kelompok Berkonflik #2019GantiPresiden